Kehilangan...
"Loh,.. Loh... kok tuh cewek lari sih. Wah gagal total deh rencana gue buat bisa kenalan dan ngelihat wajah dia ." Ucap Sam mengacak rambutnya sambil tetap melangkah menuju jembatan kayu.
"Ini. Ini kok ada sendal jepit beginian, sih? Wah wah... Jangan - jangan ini sendal punya Cinderella." Ucap Sam senang melihat sepasang sendal jepit dan mengambilnya membawa sepasang sendal jepit itu menuju ke hotelnya.
"Pagi, Sam." Sapa ayahnya yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Pagi, Yah." Ucap Sam meringis menampilkan deretan gigi-giginya.
"Lho kok udah balik. Tadi katanya mau lari pagi." Tanya ayah Sam.
"Hemm,, gak jadi." jawab Sam dengan binar mata senang.
"Terus itu apa yang kamu bawa." Ucap Ayah Sam mengarahkan pandangannya kearah tangan Sam.
"Sendal Jepit, Yah." Ucap Sam menunjukkan sendal kearah Ayahnya.
"Sendal jepit siapa itu, Sam? Kok cuma sebelah sih? terus nggak bisa dipakai dong." tanya Ayah Sam mulai curiga.
"emmm..." ucap Sam berpikir.
"Jangan bilang punya Cinderella?" ucap ayahnya.
"Ah ya. Benar kata, Ayah. Ini punya Cinderellaku." Ucap Sam lalu berlalu sambil bersiul-siul memasuki kamarnya meninggalkan ayahnya yang terbengong-bengong.
"Benar-benar terjadi." Gumam Ayah Sam lalu memegangi kepalanya yang mulai pening dan kembali masuk ke kamarnya.
"Ah ya. Aku harus meletakkannya di tempat khusus." Ucap Sam mengambil box warna biru.
"Oh Cinderellaku,, Ini adalah Sepatu ka.... Ehhh tunggu. Ini kan bukan sepatu, jadi ini adalah sendal jepitmu Cinderellaku." Ucap Sam sambil menimang-nimang sepasang sendal jepit itu.
--
"Hua ..., ha.... Hua...."
"Lho - Lho.., kenapa ini anak Ibu. Kok nangis gini, pulang-pulang dari pantai. Ada apa?" Ucap Ibunya menatap heran sekaligus bingung pada Annela yang sudah mulai sesenggukan.
"Ibu.., sendal An... huaaa.." ucap An menunjuk-nunjuk kaki telanjangnya sebelah kanan.
"Dimana sendalmu?" tanya Ibu, sambil mengikuti arah telunjuk jari kecil Annela.
"Ketinggalan." An menghentak-hentakkan kakinya.
"Ya sudah. Ya sudah, An. Entar ibu beliin yang baru." Ucap Ibu An. Tapi Annela segera menggeleng-gelengkan kepala. Menatap ke manik mata Ibu dengan terluka.
"Gak. An nggak mau. Pokoknya An mau sendal An, Ibu." Ucap An keras kepala.
"Kepala tembok." Ucap Ibu An sambil mendengus.
"Kepala batu, Ibu." Ucap An mengoreksi kata-kata ibunya.
"Ah ya. Itu. Udah ah, Ibu mau masak. Annela mau bantuin nggak?"
"Bantu nonton ibu masak lagi yang gayanya kayak Chef chef di tv - tv itu kan?"
"Hehe,, Ibu memang Chef, An." Ucap Ibunya menggoyang-goyang alisnya naik turun.
"Ah, apaan sih, Ibu nih ah. Udah. An mau lanjut nangis lagi. Hua...."
An segera berlalu dari hadapan ibunya.
Ibu An hanya menggeleng-geleng melihat tingkah putri satu-satunya itu.
--
To Be Continue...
ΔΙΑΒΑΖΕΙΣ
Sendal Jepit Gue !!!!
Χιούμορkisah roman dari sepasang 'Sendal Jepit'. Cerita ini : 'TIDAK DI PRIVAT' karena aku anggap kalian menggunakannya dengan bijak dan tidak merugikan orang lain. terimakasih atas kebijakannya. entahlah... jika para Good Reader penasaran atau cuma penge...
