"Gimana? Bisa?" Tanya Bimo yang kebetulan sedang menginap di rumah Egy karena harus merampungkan tugas kelompok mereka yang belum terselesaikan.

"Bisa dong, untung aja dia mau nemenin. Kalo nggak udah kayak nerd banget gue ke toko buku sendiri"

"Sorry ya Gy, gua masih mau survey tempat besok. Makanya gak bisa nemenin lo," ucap Bimo dengan nada penyesalan yang terdengar sangat tulus, namun berbeda saat sampai ke telinga Egy, terdengar menggelikan dan terkesan seperti lelaki homo.

Egy memutar kedua bola matanya sambil beranjak naik ke atas kasur "Yayaya terserah lo, yang penting gue udah ada temen besok. Lumayan lah."

⚫⚫⚫

Dress hitam polos selutut yang membalut tubuh Audy nampak sempurna disana, dilengkapi dengan kalung, sling bag, dan flatshoes yang membuat penampilannya semakin cantik.

"Silahkan masuk," sambut Egy dengan senyum khas nya yang manis dan tatapan matanya yang teduh.

Audy menatap Egy dari atas sampai bawah. Tidak ada sedikitpun bagian yang ia lewati.

Setelan pakaiannya perfect! Sangat bergaya anak muda, belum lagi ditambah dengan topi yang melingkar di kepala lelaki itu.

'He's flawless.' Audy membatin.

"Silahkan masuk," Egy mengulang ucapannya sambil menggoyangkan pintu mobil.

"Oh iya iya. Makasih," jawab Audy agak canggung lalu masuk ke mobil dan langsung membenarkan posisi duduknya.

Pintu ditutup.

Egy berlari-lari kecil menuju kabin kemudi. Menduduki jok mobil dan segera menancap gas menuju ke toko buku.

Perjalanan menuju toko buku.....

Drt....drt.... drt...

"Kak, handphone nya bunyi." Ucap Audy pada Egy yang sepertinya tidak menyadari kalau handphone nya tidak berhenti bergetar sejak tadi.

"Hah? Oh iya," Egy mengambil handphone nya yang terletak di dashboard mobil nya.

"Halo?" Sahut Egy.

"....."

"Oh iya? Yaudah nanti gue pulang."

"......"

"Iya sayangku, jangan cerewet gitu dong. Bentar, puter balik dulu."

"....."

Tut...tut...tut

Sayang?!

"Siapa kak?" Tanya Audy setelah Egy resmi menutup sambungan telponnya.

"Kenapa emangnya?"

"Gak papa, nanya aja."

"Cemburu ya lo?" Tanya lelaki itu dengan tatapan usilnya, membuat Audy dengan cepat mengalihkan pandang ke tumpukan sampah pinggir jalan yang terlihat lebih menarik daripada muka Egy.

"Gue? Cemburu? Hahahahaha."

'Iya' lanjut wanita itu dalam hati.

"Nanti ke rumah gue bentar ya, dompet ketinggalan masalahnya."

"Iya iya. Btw lo belom jawab pertanyaan gue."

"Adalah, lo gak perlu tau." Jawab Egy sambil menggantung senyum dan kembali fokus pada jalanan yang ada di depannya.

---

Mobil Egy akhirnya berhenti di depan sebuah rumah besar bergaya minimalis dengan pagar hitam yang nampak kokoh melindungi rumah itu.

Naive [slow update]Where stories live. Discover now