Chapter 11 ~ Sacrifice

Start from the beginning
                                    

Nemea membentangkan tangan ke atas, bersamaan dengan Olle yang menancapkan tombak suci ke lantai batu. Ikou beranjak sambil menarik Sophie pelan agar berdiri, Sophie berdiri dengan kaki yang bergetar hebat namun tangan memeluk Eir erat dalam gendongan.

Ikou sebenarnya tidak tega untuk memaksa, tapi waktunya sudah tidak memungkin untuk berlama-lama. Dengan selembut mungkin, Ikou melepas kaitan tangan Sophie. Eir tidak jatuh dari pelukan Sophie setelah terlepas dari pelukan, Eir melayang ke atas.

Sebuah lubang portal cahaya muncul, tidak terlihat apapun dibalik lubang cahaya yang muncul dari ketiadaan itu. Lubang itu muncul tepat di atas tombak suci, dan Eir melayang menuju lubang itu.

Sophie tidak mampu lagi menahan gejolak emosinya, sebelum tubuh Eir masuk ke lubang cahaya, dia terhuyung. Ikou segera menangkap tubuh Sophie. Olle menggigit bibir, sudah tidak ada lagi harapan bagi dirinya untuk bersama Sophie. Nemea mendongak untuk mengawasi Eir yang mulai memasuki lubang portal cahaya.

Saat Eir sudah hilang tertelan lubang portal cahaya, Olle mencabut tombaknya hingga lubang itu lenyap. Bulan buatan yang tadi muncul mulai menjauh dan keluar dari atmosfir. Ikou menaikkan tubuh Sophie bagai menggendong seorang putri, ekspresi datar Ikou kembali tampak.

"Apakah sudah berakhir?" Rainy beranjak untuk menghampiri Ikou. Pertanyaan Rainy diberi anggukan Ikou.

"Shemz, Oz, awasi dunia untukku," Ikou bicara pelan. Pachi alias Shemz dan Ouza mengangguk patuh.

"Kau mau kemana?" pertanyaan Gradine terlontar saat Ikou membawa Sophie berbalik.

"Underworld," jawab Ikou dingin.

"Apa yang akan kau lakukan?"

"Menjaga alur dunia terdistorsi, aku akan menghidupkan kembali Hunter," Ikou akhirnya mulai berjalan.

"Tunggu!" Naoe berlari kecil mendekati Ikou. "Aku akan ikut denganmu, Ikou-san."

"Naoe-kun!" Akira yang dipapah Nagiri ingin menyusul tapi tidak mampu.

"Akira-kun, jagalah apa yang sebenarnya menjadi hakmu, Imperial Regalia tidak membutuhkanku, kaulah yang lebih pantas memimpin peninggalan Akihisa Hamada-dono."

Kata-kata Naoe cukup menusuk Nagiri yang tidak diakui, tapi Nagiri tetap tegar seperti biasa. Nagiri menyentuh dada Akira untuk menenangkannya. Akira tahu jika keputusan Naoe sudah bulat dan tidak bisa berubah.

Berbeda dengan Naoe, Van Rider mengikuti Ikou tanpa berkata apa-apa. Rainy menepuk lengan Van Rider seakan menyambutnya ke Hunter. Ikou tidak menolaknya bergabung.

"First Fallen, aku percayakan Sophie padamu, jangan sampai kau meninggalkannya sendiri lagi atau aku akan memburumu," Olle menunjuk tepat ke wajah Ikou. Tidak ada respon, Ikou hanya melirik Olle sejenak.

Ikou menjentikkan jari, muncul sebuah lubang hitam yang berdiri vertikal di depannya. Ikou membiarkan Naoe, Rainy dan Van Rider masuk dulu. Ikou masuk terakhir sambil menggendong Sophie yang masih bernafas pelan dan memberi pesan, "tuan Gradine, tolong jaga anakku jika dia sudah kembali."

Gradine mengangguk beberapa kali. Ikou mulai melangkah dan hilang bersama Sophie dibalik portal kegelapan ciptaannya. Lubang hitam Ikou hilang tanpa jejak meninggalkan semua orang yang diselimuti pertanyaan besar tentang apa yang terjadi pada Eir.

Tentu saja yang mengetahui nasib Eir hanya Olle dan Nemea, tapi Nemea sudah tidak ada di tempat itu, Nemea hilang begitu saja. Olle sendiri enggan bicara atau menjawab pertanyaan dari siapapun.

Di sisi lain altar, Aghna mendekati Harsh yang terbaring tanpa daya. Senjata mistis milik Aghna, Vajra, diangkat tinggi hingga menimbulkan suara nyaring karena lonceng-lonceng kecilnya, petir besar menyambar tubuh Harsh yang tertawa keras. Aghna menarik nafas dalam setelah petirnya habis, tubuh Harsh Raevath hilang tak bersisa menyisakan lantai batu yang hangus.

Tera membantu Nagiri memapah Akira. Dengan kemampuan sihirnya, Tera membangun sebuah jembatan yang tercipta dari reruntuhan dasar jurang hingga kuil raksasa itu tersambung dengan tepi tebing. Mereka segera pergi dari tempat itu.

###

"... First Fallen muncul, apakah dia penyebab...."

"...satelit bumi baru! Bulan yang lebih kecil...."

"...kabar yang beredar mengatakan, putra dari sang malaikat jatuh dikorbankan...."

Di sisi lain dunia, kemunculan bulan yang tiba-tiba di atas Amerika tengah membuat gempar seisi dunia. Ditambah lagi rekaman kejadian di daerah perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko dimana muncul gambaran tentang apa yang terjadi di dunia lain.

Media memberitakan banyak hal yang berbeda, tapi rata-rata dari mereka menganggap bahaya sudah berlalu. Satelit bumi kedua dinamakan Ionia karena daratannya mirip dengan salah satu kota kuno di pesisir Turki dengan nama sama, rotasinya berlawanan dengan bulan sebagai satelit pertama, tapi karena ukurannya lebih kecil dan lingkaran rotasinya lebih lebar, maka Ionia tidak mempengaruhi gravitasi bumi ataupun bulan.

Banyak spekulasi mengenai kejadian besar itu, lalu muncul rumor tentang Hunter yang dipimpin First Fallen. Rumor lain yang beredar memang tidak cukup besar, tapi sudah menjadi rahasia umum jika penjahat yang menyebabkan semua ini adalah Harsh Raevath.

Aghna Raevath mundur dari jabatannya sebagai pemimpin aliansi Myth Mahabharata dan Sir Bradley Scwatch dari aliansi Future Alpenian Alliance. Berita yang tidak kalah besarnya adalah pengangkatan kembali Akira Mitsurugi yang diberitakan hilang empat tahun lalu sebagai pemimpin tertinggi aliansi Myth Imperial Regalia.

###

"Kau akan tetap mencari Eir?" tanya si gadis berambut perak, sang penjelajah waktu, Nemea. Gadis itu duduk di atas sebuah meja besi yang terletak di pojok kamar yang sempit itu.

"Tentu saja, aku yang telah telah memasukkannya ke dunia ini, aku juga yang akan mengeluarkannya," jawab Olle yang sedang memasukkan tali sepatu safarinya. Beberapa perlengkapan yang dibutuhkan sudah masuk ke dalam tas ransel besar ala militer miliknya.

"Kau benar-benar memegang janjimu, hebat," Nemea tersenyum.

"Itu sarkasme atau pujian?" Olle memicingkan mata menatap Nemea.

"Terserah anggapanmu, Olivier," Nemea menjetikkan jari, tiba-tiba dia sudah berada di samping Olle. "Apa kau sudah tidak mau lagi mengejar Sophie?"

"Untuk apa mengejarnya?"

"Kau menyindir dirimu sendiri, hehe," Nemea menjetikkan jari lagi, kali ini Nemea berdiri di atap seakan gaya gravitasi telah terbalik. Rambut maupun rok one-piece­-nya tidak tersibak turun. Saat Olle berdiri, wajahnya berhadapan dengan wajah terbalik Nemea.

"Oke, sekarang saatnya," Olle memiringkan kepala, begitu juga Nemea.

"Okay," Nemea tersenyum. Seperti sebuah hologram, Nemea melebur hilang dari hadapan Olle.

Olle segera mengangkat ranselnya, dengan cekatan Olle menyambar botol bir gepeng yang terbuat dari titanium di meja. Olle membuka pintu kamarnya dan langsung melihat sebuah salib yang tertancap di trotoar, di bagian horizontal salib itu, Nemea duduk santai sambil menyilangkan kaki. Olle mendongak dan melihat daratan luas cerminan dunianya, saat ini Olle memang tidak berada di dunia nyata.

"Selamat pagi, Limbus Patrum," Olle tersenyum cerah.

next part: ~epilogue~

18 10 15


Chain of Eclipse: Sacrifice BoyWhere stories live. Discover now