Chapter 11 ~ Sacrifice

382 43 8
                                    

"Aaah!" Akira terlempar pertama, kekuatan fisik dan jiwanya sudah hampir habis. Rainy berteriak pada yang lain.

"Tetap pertahankan sampai Eir keluar!"

"Tidak...," Tera dapat membaca apa yang akan terjadi selanjutnya, "kita tidak akan bisa bertahan lebih lama dari ini!"

"Tetap tahan!!" Rainy bersikeras. Nemea yang mendengar hal itu mendongak, bulan ciptaan Eir semakin mendekati permukaan bumi. Nemea memperingatkan.

"Mama Eir! First Fallen! Kalian harus segera melepaskan Eir!"

"Hey, kita harus mengeluarkan Eir dulu!" Olle menyahut peringatan Nemea.

"Tidak bisa! Jika Eir keluar, bulan buatannya akan jatuh semakin cepat dan menghancurkan atmosfir sekaligus setengah dari permukaan bumi!"

"Kalau begitu biarkan saja jatuh di dunia ini," Olle masih mendebat.

"Distorsi dunia telah membuat bulan ini juga muncul di dunia asal kita! Jika bulan ini jatuh di sini, maka dunia kita juga ikut hancur!"

"Sial!"

Ikou dan Sophie jelas mendengar perdebatan Nemea dan Olle, mereka saling berpandangan. Mereka berbagi pikiran dan perasaan melalui tatap mata mereka, Sophie menggeleng pelan seakan memohon agar Ikou tetap berjuang untuk membebaskan Eir. Sayangnya Ikou menggeleng, pilihannya memang menjadi dilema yang teramat besar bagi mereka berdua.

Ikou tentu mengerti perasaan Sophie, apalagi setelah sekian lama dirinya tidak bertemu Eir, tapi resikonya terlalu besar jika harus menyelamatkan Eir. Taruhannya adalah dunia itu sendiri.

"Aku mohon...," sekali lagi Sophie mengucapkan kata itu tanpa suara. Gerakan bibir Sophie jelas terlihat oleh mata Ikou.

"Maaf...," Ikou menggeleng pelan, gerakan bibir itu juga bisa dilihat Sophie. Ikou menatap Eir dan memberikan senyum seorang ayah yang mampu membuat anak lelakinya tegar. "Maafkan ayah."

Ikou melebarkan sayapnya lalu menutup dirinya, Sophie juga Eir. Ikou mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, sebuah kalung dengan gantungan berupa dua kuku harimau dari metal, Ikou memasangnya di leher Eir.

"Kenapa...," Sophie menangis lebih keras, tangannya yang masih memeluk Eir bergetar hebat.

"Mama jangan menangis, Eir tidak menangis, papa juga tidak menangis," tangan kecil Eir membelai rambut hitam Sophie. Terjadi perubahan pada rambut hitam Sophie bersamaan dengan perubahan rambut Eir, rambut Sophie kembali menjadi pirang perak dan rambut Eir berubah menghitam.

"Mama sayang Eir," Sophie mencium pipi Eir, senyum dari anak itu mampu meruntuhkan segala perasaan Sophie.

"Eir sayang mama," Eir memegang jari kelingking Sophie, lalu menautkannya pada jari kelingking Ikou, "Eir juga sayang papa. Mama dan papa tidak boleh berantem lagi," seakan mengetahui apa yang terjadi, ucapan Eir membuat hati Ikou dan Sophie lebih tersiksa oleh dilema.

Ikou dan Sophie memeluk Eir bersamaan, air mata seorang ibu jatuh membasahi pipi Sophie dan meluncur turun melewati kulit bersih Eir. Ikou membuka sayapnya, pusaran topan bening telah berhenti dan bulan buatan Eir berhenti bergerak.

Hampir semua orang tidak mampu berdiri lagi, tenaga mereka habis hanya untuk menahan pusaran kekuatan Eir yang menarik turun bulan buatannya. Ikou menyuruh Olle mendekat dengan anggukan, Ikou membisikkan sesuatu pada Olle. Sophie masih belum mau melepas pelukannya pada Eir yang memejamkan mata dan bersimpuh di bahunya.

Tidak ada yang dapat mendengar apa yang Ikou katakan pada Olle kecuali Nemea. Gadis berambut perak itu mendekati Ikou lalu bicara seperti menawari sesuatu, Ikou memberi anggukan dan gerakan bibir dengan kata 'terima-kasih'.

Chain of Eclipse: Sacrifice BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang