Tidak ada jawaban. Olle menggenggam tombak suci lalu segera menyusul Ikou dan Nemea. Sophie berdiri membatu, tangisnya memang tidak lagi turun, tapi hatinya telah hancur oleh tindakan Ikou yang tidak lagi memperdulikannya.

"Schveir...," satu nama itu menyadarkan Sophie. Dengan menyingkirkan semua hal selain Eir, Sophie menatap jalan yang dilalui ketiga orang tadi. Sophie mengambil pedang Accursed Olympus dari sekoci lalu segera menyusul.

###

Beberapa jam kemudian...

"Ada apa dengan Ikou? Kenapa dia tiba-tiba meluncur kesana dan meninggalkan kita?" seorang gadis berambut pirang emas yang berdiri di haluan kapal kecil super canggih itu menyipitkan mata saat melihat pulau gelap yang diselimuti kabut. Gadis itu adalah Rainy Arthas.

"Sepertinya dia menyadari sesuatu," jawab pria yang berambut panjang sebahu dan dikuncir belakang, pakaiannya berupa kimono ringkas untuk pria. Dia mempunyai dua katana yang terikat di pinggangnya, sang pemimpin Imperial Regalia saat ini, Lord Naoe Kiryuu.

"Mungkin," seorang pemuda tampan manggut-manggut, di sebelahnya juga ada pemuda tampan lain yang cukup mirip. Dua pemuda yang sering berwujud kakek tua, dua servant First Fallen, Desusha Pachi alias Shemhazai dan Ouza.

Di dalam kapal canggih yang hanya sebesar kapal pengangkut medium itu, ada dua orang tua yang menjadi dua pemimpin aliansi Myth besar, Lord Gradine Arthems dan Lord Aghna Raevath. Bukan hanya mereka, ada lagi seorang blood elf yang dijuluki Corus Magus, Refoiles Tera dan ayah dari Naoe Kiryuu, Nagiri Kiryuu. Yang terakhir, seorang pria kekar berbaju militer, si esper terkuat, Van Rider.

Mereka semua datang untuk membantu Ikou Chandra yang sudah mendapatkan lagi kekuatannya dengan melakukan ikatan jiwa bersama Rainy. Percobaan yang sangat beresiko namun sukses besar, Rainy tetap hidup dan Ikou mendapat kekuatan First Fallen seperti sedia kala.

Mereka mendapatkan kapal canggih aliansi yang secara diam-diam disiapkan Bradley Schwatch di sungai Nil, lalu Nagiri Kiryuu membukakan gerbang menuju Negeri Seribu Satu Malam.

"Aghna, apa kau masih berharap dia bisa sadar?" Gradine memberi pertanyaan yang cukup tajam pada Aghna. Sang pemimpin aliansi Mahabharata itu bersikeras ikut setelah mendapat kabar tentang munculnya Harsh Raevath dari Bradley.

"Tidak," Aghna menggeleng lesu, kalung dari butiran kayu yang dipakainya bergoyang dan menimbulkan suara. "Tapi setidaknya, biarkan aku sendiri yang membunuh cucuku?"

"Kau benar-benar tangguh, temanku," Gradine mengelus jenggot tebalnya.

"Huuh, aku sudah terlalu tua untuk menerima semua ini," keluh Aghna. "Mungkin aku akan mundur dari kursi tertinggi Mahabharata."

"Aku setuju dan berpikir sama sepertimu, tapi apa aku bisa mundur?" Gradine menggeleng kecewa.

"Hah, sayang sekali kau tidak bisa turun karena kekuatan Zeus," Aghna terkekeh. Yang dimaksudnya merupakan sistem tatanan pemimpin dari Olympia yang berbeda dari Mahabharata.

Tiba-tiba Pachi masuk, "tuan-tuan, kita sudah tiba."

Gradine, Aghna dan Nagiri segera keluar, mereka sudah sangat dekat dengan pantai yang sangat tenang. Sungguh pantai yang aneh, tidak ada ombak maupun angin kencang yang biasanya menghempas pantai. Ada bekas tumbukan dua kekuatan yang menyebabkan pasir pantai menyingkir, sisa kekuatan Azazil masih terasa.

"Sepertinya Ziel bertarung dengan seseorang," Nagiri memberi komentar pertama setelah menginjak daratan.

"Tidak ada bekas pertarungan," Ouza membenarkan, "tapi Ziel sempat berkonfrontasi."

Chain of Eclipse: Sacrifice BoyWhere stories live. Discover now