Part 4 - Kebetulan (1)

106K 6.6K 50
                                    

           "Jadi Olin cantik kan, Jun?" tanya Mamanya pada Arjuna yang sedang menyetir.

           "Hmm..."

           "Kok 'hmm' doang sih?" protes Mamanya. "Olin cantik kan, Pa?"

           Papa Arjuna yang berada di kursi penumpang yang di depan hanya menoleh ke belakang sambil tersenyum.

           "Kalian itu Papa dan anak yang paling menyebalkan, tahu nggak?" gerutu Mamanya yang seketika membuat Arjuna tersenyum geli.

           "Iya, Olin cantik kok, Ma. Cocok banget jadi menantu kita."

           Mendengar perkataan Papanya membuat Arjuna mendelik kesal. Baru ingin mengeluarkan aksi protesnya, Papanya sudah melebarkan matanya meminta dirinya untuk bersikap kooperatif.

           "Ah! Tetap aja kalian menyebalkan."

           "Ya ampun, istriku ini maunya apa sih?" tanya Papanya dengan nada merajuk sambil membalikkan tubuhnya ke arah sang istri.

           Arjuna memutar kedua bola matanya malas. "Please deh, Pa, Ma. Kalau mau ayang-ayangan, nanti aja tunggu nggak ada aku."

          Baru sedetik mengatakan hal itu, kepalanya sudah dipukul dengan keras oleh sang Mama. Arjuna hampir saja mengumpat karena mendapat perlakuan itu disaat dirinya sedang menyetir seperti sekarang. Untung saja, pikirannya masih waras tidak melakukan hal itu pada perempuan yang paling disayanginya ini.

+++++

           "Gimana sama Arjuna, Lin?" tanya Mamanya pada Olin.

           "Biasa aja. Nggak ada yang spesial, Ma."

           Mamanya menyipitkan matanya. "Tapi Arjuna kan ganteng, Lin."

           "Emang kalau cuma ganteng bisa bikin bahagia, Ma?" Kali ini Rendra yang bersuara, karena dilihatnya sang kakak tidak ingin membalas perkataan Mamanya.

           "Setidaknya ganteng itu bisa jadi nilai tambahan, Ren," balas Papanya.

           Rendra memandang Papanya jengah. Setelah kepulangan keluarga Arjuna tadi, mereka berempat kembali berkumpul di ruang keluarga. Satu hal yang dipikirkan Rendra saat melihat pria yang bernama Arjuna itu adalah pria itu tidak pantas untuk kakak tercintanya.

           "Cuma nilai tambahan aja kan? Berarti nggak masalah dong kalau nantinya tetap ditolak?"

           Olin menghela napasnya pelan saat mendengar bantahan dari adiknya itu. Olin sangat tahu apa yang menyebabkan Rendra selalu menentang sang Papa. Dia tahu, sangat tahu. Dan akan sedikit sulit untuk membuat adiknya itu merubah sikapnya.

           "Ren..." tegur Mamanya.

           "Aku cuma bertanya aja, Ma. Nggak masalah kan?"

           "Kenapa kamu sangat protes dengan perjodohan Kakakmu, seolah-olah kamu yang dijodohkan?" tanya Papanya setelah menyesap tehnya.

           "Seperti yang aku bilang waktu itu, aku nggak mau Papa dan Mama mengulang kesalahan yang sama."

           "Apa maksud kamu?" Mata Papanya sudah menyipit karena bingung dengan perkataan Rendra.

           "Harusnya Papa tahu apa maksudku," jawab Rendra santai sambil menyandarkan tubuhnya pada punggung sofa.

#1 | Love in Chaos [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang