XVIII - Envy -

6.8K 341 15
                                    


Maaf ya, aku lama updatenya. Aku sibuk ini itu minggu-minggu kemarin. Efek multitaskingnya terasa banget :D #curcol :D belum lagi godaan game, anime dan film selalu menjadi prioritas kedua #plak.
Yaudah, daripada banyak cingcong. Langsung aja ya. Cekidoooot~

- Kiran -

Aku duduk di taman RS Internasional sambil ber-chating ria di sosmed bersama para personil gank Angel Nurse ku. Berhubung kita hari ini berbeda shift, jadi seharian gak ketemu. Cuman aku yang shift pagi. Semuanya pada kompakkan shift 18 jam. Dari siang hingga besok pagi. Jadilah, kita cuman bergosip ria di grup salah satu sosmed. Tiap hari, ada aja bahasan gosipan kita. Dan tiap bahasan semuanya sukses bikin ngakak. Semoga pas lagi ngakak di depan handphone dan masih jam kerja produktif trus supervisor gak lewat. Klo gak? Dih.. Mati dah. Anjlok dah statistik kerja kita yang luar biasa tinggi itu. Hahaha.

Oh iya, kenapa aku jadi duduk di taman? Karena aku lagi nunggu Rifan sompret. Dan sudah 30 menit aku duduk di sini dan tuh orang belum balik juga. Ini udah pukul 14.30, aku udah habis oforan dinas. Dan tadi bakal mau pulang bareng Rifan, karena dia gak ada operasi sampai sore. Katanya mau pulang dulu. Dan pas tiba hampir tiba di Loby RS, dia malah di telpon karena ada pasien gawat. Ya udah, jadilah aku di suruh tunggu di sini. Sudah seminggu sejak pulangnya kita dari Singapura, dan sejauh ini semuanya baik-baik saja.

"Kirana!!"

Suara teriakan seorang lelaki membuat ku mendongak dari handphone. Dan clingak clinguk mencari pemilik suara itu. Rasanya familiar. Saat lagi clingak clinguk, tatapan ku tertumbuk di salah satu sosok yang lagi berjalan mendekat dengan wajah sumbringah. Senyum ku melebar ketika aku dapat melihat wajah sosok itu dengan jelas. Aku sontak berdiri dari tempatku.

"Kirana!! Kamu Kirana kan?" Seru lelaki itu dengan heboh saat sudah di hadapanku.

"Kiran! Panggil aku Kiran. Jangan Kirana!!" Protesku pada lelaki yang ku kenal ini. Dia tertawa melihatku.

"Masih galak kayak dulu ya. Ckckc" sahutnya sambil berdecak.

"Sialan kamu. Hey, Kevlar!! Long time no see" seruku sambil memukul pelan bahunya.

"Syukurlah kamu masih kenal sama aku. Ya, long time no see. Udah hampir tiga tahun ya gak ketemu. Hehehe" jawabnya dengan cengiran khasnya.

"Iya ya. Lama juga. Jadi, ngapain kamu di sini? Siapa yang sakit? Eh, ayo duduk yuk" Sahutku sambil kembali duduk di salah satu gazebo taman, Kevlar duduk di samping ku.

"Ada teman kantor sakit. Tapi udah pulang kok hari ini. Jadi, kamu udah perawat ya. Gak nyangka. Seorang Auressya Kirana Farhan. Jadi perawat. Pasien kamu baik-baik aja kan?" Jelasnya sambil berekpresi ngeri di akhir kalimat.

"Kurang asem! Gini-gini aku perawat teladan di sini" seruku sambil memukul lengannya lagi. Dia pura-pura meringis akibat pukulanku.

"Masih kasar aja kamu kayak dulu. Kirain udah jadi perawat, udah lemah lembut kek" sahutnya

Aku ketawa mendengarnya "memangnya aku dodol apa, lemah lembut" jawabku.

"Eh, jadi kamu udah di Indonesia lagi? Sejak kapan? Terus kerja dimana sekarang?" Tanyaku kini.

"Udah lama aku di Indonesia. Setahun yang lalu. Aku kerja di PT. Putra Dhananjaya. Aku Manager di sana" jawabnya.

"Manager?? Wow!! Ah.. Ternyata teman-teman aku udah pada sukses semua nih" Seru ku dengan heboh.

"Tapi kamu jahat, udah setahun di Indonesia gak kabarin aku. Padahal nomorku gak pernah aku ganti dari dulu. Rumahku juga gak pernah berpindah sejak dulu. Tega, huh!!" Sambungku sambil cemberut.

Sunrise in NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang