[TUJUH] He Protects me

650 31 0
                                    

Akhirnya sampai rumah juga, setelah melewati macetnya jakarta. Aku pun langsung mandi dan pergi ke meja makan di bawah. Perut ku ini sedari tadi sudah keroncongan. Setelah makan malam, aku langsung pergi ke kamarku untuk menonton drama Korea ku yang belum usai. HP ku berbunyi notifikasi Line dari seseorang. Ternyata hanya kiriman get rich, ah php. Ku kira dari siapa gitu. Akhirnya aku menyudahkan untuk menonton drama ku dan akan memainkan hp ku. Aku teringat akan Kelvin. Apa harus aku yang memulai pembicaraan? Setelah bingung sekian lama, aku mencoba untuk mengeLine Kelvin.
"Vin."
1menit
2menit
5 menit
10 menit
15 menit
"Hei", yap aku mendapat balasan darinya.
"Sorry ya, waktu itu gue usir lo dari lapangan. Gue sadar ga seharusnya gue bersikap kayak gitu ke lo." kataku. "Yaelah santai aja, gue ngerti kok perasaan lo. Gue juga pernah di posisi lo. Jadi santai aja lah." katanya yang membuatku tenang. Kami pun chat lumayan lama. Sampai ia menanyakan 1 hal yang sulit ku jawab. "Lo lagi naksir siapa?" tanyanya. "Naksir? Ga, cowo-cowo di sekolah ga ada yang menarik." kataku. "Kalau lo? Lagi tertarik sama seseorang?" Tanyaku dengan penasaran akan jawabnya. "Sepertinya iya, dia deket sama gua tapi berasa jauh." katanyya. Kami pun mengobrol sampai larut malam hingga tanpa sadar aku tertidur.
-----------------------
*Kelvin's Pov*
Pagi ini gue bener-bener ngerasa special. Leony chat gue duluan kmaren. Dari awal gue ketemu sama dia, gue melihat ada yang beda dalam dirinya. Dia beda dari cewe biasanya. Entah kenapa, aku mulai tertarik padanya. Aku mulai tidak bersikap jutek padanya, padahal biasanya gue seorang Kelvin dikenal cewe-cewe adalah orang yang sangat jutek & sangat dingin. Entahlah, gue ga tahan bersikap jutek, cuek, dan dingin ke dia. Apakah ini yang disebut cinta pada pandangan pertama? Gue ga pernah merasakan hal kayak gini. Bawaanya selalu pengen deket dengannya. Jujur saat gue kasih perhatian gua pas dia jatoh pas lomba basket dengan cara dia menanggapinya bener-bener ga gue abis pikir. Semarah itu kah dia kalau gue larang? Secinta itu kah dia sama basket sampe ga mau ninggalin basket padahal kakinya udah cedera begitu. Udah gue di usir pula. Disaat itu gue langsung pergi karena gue udah bener-bener kecewa. Sakit. Tapi hati gue ga kuat untuk ga ngasih dia perhatian pas dia ga sengaja ketimpuk bola basket. Jujur gue langsung sedikit kawatir pas tau dia yang kena, karena bola basket itu ga seenteng yang lo pikirkan. Kena kepala sedikit aja udah sakit, apalagi kenanya pas orang lagi passing. Lo pada tau sendiri kalau cowo passing bola kan kenceng dan pasti bertenaga banget. Gue menghampiri dia, dan gue ngomong panjang lebar. Dan sial nya dia hanya natep gue dengan tatapan kosong layaknya orang kebingungan. Dari saat itu gue berpikiran kalau dia bener-bener marah sama gue dan gue rasa gue ga perlu ngomong dulu sama dia. Daripada dia makin marah sama gue. Selama di sekolah memang gue berpapasan sama dia, tapi tak tahu dari mana otak gue bilang kalau gue harus pura-pura ga liat Leony aja yang jaraknya hanya 1 jengkal dariku. Gue hampir ga kuat dengan keadaan gitu. Semalaman gue terus memikirkan Leony. Minta maaf ga ya. Line ga ya. Ah jangan deh. Tapi ga gentle banget gue. Malam itu, yang buat gue kaget adalah dia line gua duluan. Selama 15 menit gue ga baca line itu adalah sengaja, karena gue bener-bener ga percaya kalau dia line gue duluan. Ternyata dia minta maaf ke gue. Waduhh kok jadi dia yang minta maaf duluan. Padahal dari tadi yang bingung, bimbang itu gue. Dan tadinya gue pengen menyatakan perasaan gue, dimulai dengan gue tanya ada cowo yang dia taksir ga. Bagusnya dia jawab ENGGA, eh tapi buntutnya adalah "Cowo-cowo di sekolah ga ada yang menarik". Ga ada yang tertarik? Disekolah? Gue ga menarik gitu?? Akhirnya gue mengurungkan niat gue buat nyatain perasaan gue ini. Fix gue jatuh cinta sama Leony pada pandangan pertama.

-*Kelvin's pov selesai*-
ㅛㅛㅛㅛㅛㅛㅛㅛㅛㅛㅛㅛㅛㅛㅛㅛㅛㅛㅛ
Acara terbesar yang di adakan di setiap tahunnya oleh sekolahku akan usai 2 hari lagi. Dan tim ku masuk ke grand final. Selama pertandingan kemarin, aku hanya main sedikit, entah hanya setengah quarter ataupun paling banyak 1 quarter. Tak pernah lebih dari itu. Ini semua karena cederaku ini. Juara pertama adalah incaran dan impian timku, so kerja keras kami akhirnya sampai juga di grand final dan juara 1 sudah di depan mata sana. Setelah chat malam itu, aku semakin dekat dengan Kelvin. Entah kenapa kami selalu bertemu dan akhirnya bersama. Nonton bersama, makan bersama, sampai pulang pun aku bareng dengannya. Suatu ketika aku lagi ngobrol dengannya, ada 1 cewe senior entahlah siapa dia yang menatapku dengan tatapan ingin membunuhku sekarang. Saat itu juga aku langsung berbisik kepada Kelvin. Karena aku sudah tak tahan lagi setiap aku mengobrol dengannya selalu saja ada yang menatapku. "Vin, setiap gue ngomong ber2 sama lo, pasti selalu ada aja yang perhatiin gue, natap gue dengan tatapan tajem banget. Gue kayak mau di makan sama tuh orang." kataku. "Hah? Perhatiin lo? Siapa? Geer aje lo!" candanya. "Dihh gue serius kali itu liat aje orangnya di belakang, cewe senior pastinya, pakai ikat rambut biru." kata ku sambil mendeskrepsikan ciri-ciri orang yang aku
lihat tadi. Kelvin pun langsung berbalik dan ia langsung mengenali siapa orang itu. Ia pun langsung menarik ku menjauhi tempat dimana kami berdiri tadi. "Sejak kapan dia perhatiin lo?" tanyanya dengan wajah sungguh serius. "Udah dari tadi. Sebenernya selama ini kalau kita ngobrol ber2 selalu ada aja yang perhatiin gue, natap gue dengan tatapan serem gitu. Tapi orangnya selalu ganti-ganti. Eh ga ganti-ganti terus sih, Kadang sama kadang ganti." Ceritaku dengan polos. "Udah sekarang gini aja, kalau kita ngobrol ber 2 dan ada yang perhatiin lo. Lo harus langsung kasih tau ke gue. Kalau ada yang ancem-ancem lo, atau labrak lo, atau apapun lah itu yang bersangkutan dengan lo. Lo harus kasih tau ke gue ya, please ya Le. Kali ini aja dengerin gue. Gue ga mau lo kenapa-napa." katanya yang memelas. "Heh? iya iya." jawabku layaknya anak kecil yang dinasihati oleh kakaknya. Kelvin, Kelvin, dan Kelvin. Dia selalu saja membuatku terasa tenang dengan segala kawatirnya dia padaku, perhatiaanya. Dan yang sekarang aku ingin tahu adalah siapa orang-orang yang selalu memerhatikanku sampai Kelvin harus menarikku jauh dari tempat dimana aku diperhatikan dan ia juga meminta untuk aku selalu memberi tahu dia kalau aku di perhatikan. Pikirku aku sudah seperti orang yang terancam karena aku sebagai bahan taruhan antara taruhan Kelvin dan musuhnya. Ahh pemikiran yang sangat tidak penting untuk situasi sekarang. Atau jangan-jangan orang yang selalu memerhatikan ku adalah teman-teman Zanetta yang suka pada Kelvin, lalu dia cemburu, lalu dia dan teman-temannya memerhatikan ku terus, perrlahan mereka akan membunuhku dengan tatapan mereka yang setiap hari semakin tajam, lali aku akan di labrak, lalu....... Lebay! Ah pikiran imajinasiku terlalu panjang. Semoga semuanya akan baik-baik saja. Itu yang hanya bisa aku doakan saat ini.
ㅆㅆㅆㅆㅆㅆㅆㅆㅆㅆㅆㅆㅆㅆㅆㅆㅆㅆ
Vote dan Comment Please!
Thanks❤️

High School ProblemsWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu