[EMPAT] My First Date

998 45 0
                                    

Sejak dia mengkawatirkanku pada saat aku pulang sendiri, kami berdua memang semakin dekat. Walau kami sangat dekat pada saat chat, tetapi pada saat bertemu di sekolah, aku layaknya orang yaang baru mengenalnya. Karena setiap aku berbicara denganya, pasti ada saja senior perempuan yang menatapku dengan tatapan menakutkan bagi para junior. Ya, itu alasannya mengapa kalau di sekolah aku tidak mau terlalu dekat dengan Kelvin. Situasi ini memang cukup menyedihkan buat ku, dimana aku pada saat chat sangat dekat dengannya, tetapi gilirang aku bertemu dengannya di sekolah aku menjadi seperti orang yang baru berkenalan. Tak jarang aku langsung cepat-cepat menyudahkan obrolan kami.
~~~~~~~~~
3 notifikasi Line menghampiri hp ku.
Kelvin:"Leony, lagi dimana?"
Kelvin:"Bisa ketemuan?"
Kelvin:"Gua tunggu di Taman deket rumah lo itu ya."
3 notifikasi Line itu cukup membuatku bertanya-tanya. Mau apa dia di hari weekend ini mau bertemu denganku. Aku pun hanya menjawab oke padanya. Langsung aku bersiap siap. Sekarang aku sudah beres, hanya memakai kaus berwarna tosca bergradasi ungu dengan celana jeans pendek dengan sneakers kesayanganku. Hanya dibutuhkan waktu 15 menit aku sudah sampai di taman itu. Tapi yang anehnya aku tidak melihat Kelvin sama sekali. Tiba-tiba ada yang sekejap menutup mataku. Spontan aku langsung berbalik ke arahnya sambil menyikut perutnya. Terdengar suara "arghg auu." Ternyata dia Kelvin, Kelvin lah yang menutup mataku. Aduh mampus lah aku, aku kira dia penculik yang hendak menculiku. "Aduhh sorry sorry banget, gue kira lo penculik. Lo gapapa kan." Kataku. Kelvin tidak menjawab, karena ia masih meringis kesakitan. "woi lo gapapa kan? Serius lah, jangan bikin gua takut. Gapapa kan lo." kataku yang bernada kawatir. "AHAHAHA, ga lah gua gapp kali Le. Ga selemah itu lah gua. AHAHAHAHA." katanya dengan nada super meledek. Dia dari tadi acting? Benar-benar bikin aku malu, karena sudah mengkawatirkan orang yang pura-pura kesakitan. Dasar Kelvin kurang ajar. "Hei, Gausah cemberut gitu dong. Nanti cantiknya hilang gimana. Kan cuma bercanda. Tapi muka lo lucu juga ya kalau lagi takutan kayak tadi. Jangan ngambek lagi dong." Kata Kelvin membujuk ku yang sedari tadi sudah cemberut. Aku masih tidak menjawabnya sampai ia merangkulku untuk ajak aku pergi sambil berkata "udah yok, jangan cemberut lagi." Kami sampai di tempat dimana ia memarkirkan mobilnya, langsung ia menyuruhku masuk. "Ngapain masuk?" tanyaku. "Ya masuk, kita mau pergi." katanya dengan santai. "Pergi kemana, Gue cuma bilang ke mama kalau gue cuman mau ke taman doang." kataku. "Udah tenang aja, gue udah izin sama nyokap lo kok tenang aja. Lo aman sama gue." kata Kelvin sambil menutup pintu mobilnya. Kelvin minta izin ke nyokap gue? Kok nyokap ga bilang sih?
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Kami pun sampai di tempat yang cukup asing bagi ku. Karna sejujurnya aku di Jakarta belum pernah pergi kemana-mana selain PIM, taman yang tadi, dan daerah Kemang. Karena mereka semua tidak jauh jaraknya dari rumahku. Kami berdua memasuki restoran italia yang namanya sungguh susah di baca "Tretoria......" apalah itu aku susah membacanya. "Silahkan duduk, mau pesan apa?" Tanya pelayan yang mengantar kami ke tempat duduk. "Mau pesan apa Le??" tanya Kelvin. "Ehmm salmon black pasta dong mba." Pesanku. "Ehm saya carbonara varian deh." Makan ya sekarang aku butuh makan karena sejujurnya aku belum makan sejak aku ke taman. "Hei, masih ngambek ya?? Sorry ya Leony." Kata Kelvin yang memecahkan suasana hening ini. Kami pun mengobrol sampai makanan pesanan kami datang. "Satu salmon black pasta dan satu carbonara varian. Selamat menikmati." kata sang pelayan. Saat makan aku dan Kelvin masih tetap mengobrol, sampai Kelvin bertanya,"Le kok lo kalau di sekolah kayak orang lagi ketakutan sih kalau ngobrol sama gua? Beda banget gitu sama kalau di luar sekolah sama di chat." Pertanyaan Kelvin tadi membuatku sedikit tersedak. "Ehmm ga lah perasaan lo aja kali." kataku yang mentidak stujui pertanyaan dia itu. Padahal itu sungguhan, memang aku menjaga jarak dengannya di sekolah. Karena senior itu. "Eh lo lagi suka sama siapa?" tanya ku dengan spontan, aku aja sendiri bingung mengapa aku bisa menanyakan hal seperti itu. "Heh suka sama siapa? Ada sih, gua baru kenal dia ga lama ini. Murid baru, junior. Kalau lo?" tanyanya balik. "Engga, susah buat gua buat suka sama orang lain." jawabku. Jawabanku menjadi akhir perbincangan kami di sela sela makan. Kami berdua pun sudah selesai makan. Dan kami melanjutkan obrolan kami. "Le, di sekolah ada yang ancem lo gitu ya? Mangkanya lo kayak beda banget di sekolah sama di luar sekolah." tanya nya yang membuatku pasti terlihat sedikit terkejut. "Engga kok engga." jawabku. Memang benar tidak ada yang mengancamku, tapi tatapan itu sudah termasuk peringatan akan ancaman bagiku. Kelvin terus menanyakan mengapa aku bersikap berbeda sampai aku tidak tahu lagi harus bagaimana. Aku pun menceritakan tatapan itu semua. "Oh gue tau mereka pasti gengnya Jesslyn. Jangan takut lah le sama mereka. Kalau lo di ancem atau di takut-takutin sama mereka, lo bilang ke gue." kata Kelvin. Jesslyn? Nama itu kan orang yang suka dateng ke rumah gue cuma untuk anter makanan lah, oleh-oleh. Yap, dia suka sama kakak gue dan dia selalu mau ambil hati keluarga gue. Sayangnya kakak gue ga suka sama dia. Apa mungkin sekarang dia suka sama Kelvin. Ah aku jadi ga rela. APA? Ga rela? Kata-kata apaan ini. Ga ga. Aku biasa aja. Tak kami sadari, sedari tadi kami mengobrol sampai malam. Sudah jam 8 sekarang. "Oi, pulang yok. Gue takut di marahin nyokap kalau pulang malem malem." pintaku. "Iya tenang aja sekarang kita pulang kok, Gue kan udah minta izin sama nyokap lo. Ga usah kawatir gitu oke." Dalam perjalanan pulang kami masih melanjutkan obrolan kami sampai rumahku tiba. "Bye. Thanks ya." Pamitku. "Bye, thanks untuk hari ini. Good night." Good night, 1 kata yang membuatku tersenyum lebar, senang bukan main aku. Masuk ke rumah aku langsung di sambut dengan ledekan kakaku yang super rese semuka bumi. "Cieeee yang abis ngedate yang abis ngedate, cieee." tanpa kuhiraukan ledekannya, aku langsung pergi ke kamarku. Minggu weekend ku kali ini sangatlah berarti. Berarti karena bersama Kelvin.
------------
Vote dan comment ya!
Thanks ❤️

High School ProblemsWhere stories live. Discover now