" martin..." edrik sedikit meninggikan suaranya. Martin terperanjat akan suara milik edrik yg meninggi. Ia menghela nafas dan membuangnya perlahan.

" prily memiliki jaringan rahasia tanpa sepengetahuan kita. Bahkan anak buah lexsus saja sudah tunduk di bawah kuasanya. Ia memiliki tangan kanan yg bekerja diarkas besar lexsus. Namanya boby, dia yg menjalankan perintah dan rencana dari prily " jelas martin.

EDRIK menganga tak percaya, bagai mana mungkin prily memiliki jaringan rahasia tanpa sepengetahuan mereka. Selama ini memang prily memiliki kuasa yg tinggi, tapi ia tidak menyangka jika prily telah menjadi pimpinan dari jaringan rahasia itu.

" lalu apa lg yg tidak kita ketahui?" tanya edrik, martin menimang nimang mana yg harus di beritahu terlebih dahulu. Karena masih banyak hal yg mereka tidak ketahui tentang prily.

" banyak" ucap martin polos, edrik memijit kepalanya pening. Ini harus segera di selesaikan, jika di biarkan terus ia akan kalah cepat, tentunya itu sangat membahayakan prily.

" ok, kita ke rumah prily sekarang, ini harus di bicarakan martin bagaimana bisa kita membiarkan prily bekerja sendiri, itu sangat berbahaya" tegas edrik, martin mengangguk setuju ini urusan masa lalu nya tidak sepantasnya prily ikut andil dalam dendam nya.

" benar kita tidak bisa dism seperti ini. Kita tidak tahu apa yg di rencana kan prily dengan orang2nya. Terlebih prily mempunyai orang dalam yg bekerja di markas lexsus. " jawab martin.

" ya,,,, "

Edrik menggengam tangan tiffany erat, meski tidak ada harapan yg tersisa lagi, meski dokter mengatakan jika dalam satu minggu ini tidak ada perubahan, meski semua orang sudah merelakan tiffany untuk pergi, edrik tetap akan setia dan kelak ia akan menyusul tiffany dan hidup bahagia di surga sana. Tempat yg paling indah seindah cinta mereka yg tak lekang oleh waktu.

***

Pagi ini ali di hadapkan dengan rutinitas nya seperti hari hari sebelumnya, ia merasakan mual yg amat sangat menyiksa tubuhnya. Prily yg melihat ali seperti itu merasa tidak tega, harusnya ia yg mengalami morning sick seperti itu. Maka dari itu ali tidak akan tersiksa seperti ini.

Melihat ali bolak balik kamar mandi menyulutkan langkahnya, ia ingin memeluk ali dan mengatakan itu hal biasa. Kadang prily juga merasa aneh di kehamilannya yg kedua ini. Ia tidak mengalami mual2 seperti wanita umumnya. Justu ia heran karena ali yg mengalami nya.

" are you ok " tanya prily, ia menyodorkan segelas air anget. Ali tersenyum dan menerima gelas yg telah berisi air anget. Ali menegaknya, berkumur kumur untuk menghilangkan rasa mual yg menyiksanya.

" i'm honey,, " jawsb ali lemah, tenaga benar2 hilang semua. Mengingat mereka tidur dini hari dan ia harus terbangun di pagi hari. Kepalanya pusing, harusnya ia bisa bangun siang di weekend ini. Ia berencana keluar hanya untuk menghabiskan waktu untuk berdua, berjalan jalan ria. Mengitari ibu kota yg pasti ajan penuh oleh pengendara yg sedang menghabiskan akhir pekan.

Memikirkan mereka berdua yg terjebak macet sambil memandang wajah cantik istrinya itu. Ali yakin meski mereka terjebak macet semalaman pun itu tidak terasa jika istrinya yg cantik jelita itu ada di samping.

" kau ingin sesuatu" tanya prily, ali menggeleng ia hanya butuh pelujan hangat dari istrinya, sentuhan lembut dari tangan mungilnya itu.

" bicara lah, jika hanya dism dan menggeleng aku tidak tahu kamu mau apa"

Galak dan tegas, meski ia tengah lemas seperti ini pun istrinya tetap dengan sifatnya yg tegas dan galak.

" aku tidak mau apa2 honey, aku hanya mau kamu memeluk ku seperti ini" ucap ali sambil menelusupkan tanganya di pinggang prily, menenggelamkan wajahnya di cekukan leher prily yg harumnya sungguh menggoda.

Prily sedikit menggeliat geli karena hembusan nafas ali yg mengalurkan rasa panas di sekujur tubuhnya. Hormonya tiba2 meningkat seiring hembusan demi hembusan yg ali lakukan.

Ali memang sengaja menggoda prily ia tahu di mana letak kelemahsn prily namun ia harus menahan gairah yg tiba2 melandanya. Ia tidsk boleh melakukan itu dengan prily. Ia harus memikirkan janin yg ada dalam rahim istrinya. Janin yg beberapa jam lalu ia ketahui, janin yg telah di sembunyikan keberadaanya.

Flasback

Ali sedang mencari cari kunci pintu garasi, biasanya prily akan menyimpan nya di laci bersama laptop yg tak pernah sedikitpun ia sentuh. Prily selalu melarang untuk menyentuh barang2 nya. Bahkan laptop itu selalu di simpan dengan rapat di laci dan terkunci.

Ketika ali sibuk mencari di mana kunci itu di simpan ali tak sengaja menemukan selembara kertas putih dari sebuah rumah sakit. Bukan rumah sakit milik adam namun rumah sakit kasih bunda.

Ali yg lenasaran langsung di membaca nya dan akankah terkejutnya ia saat tahu apa dari isi lembaran putih itu.

Sebuah keterangan yg menyatakan bahwa prily istrinya positif hamil. Usia kandunganya baru menginjak 4 minggu. Ali syok semua terasa mustahil baginya. Ia yg mengharapkan kabar berita ini dari mulut prily langsung harus menerima kenyataan seperti ini.

" kenapa kamu tega membohongiku sayang. Apa yg ada dalam pikiranmu" ali berucap sambil memandang lirih kertas dalam genggamannya.

Flasback of

Sejak itu ali membungkam mulutnya untuk tidak mengatakan bahwa ia telah mengetahui kebohongan prily. Apa ali marah,, tidak ali tidak marah ia hanya kecewa. Setiap hari ia tersiksa setiap hari juga ia merasa seperti pecundang.

" sayang ada apa" tanya prily. Ia melihat suaminya melamun dengan pandangan yg kosong. Entah beban apa yg di pikirkan suaminya itu.

" semua belum terlambat sayang, katakan selama aku masih menoleri semua kenyataan menyakiti kan ini "

" apa yg terlambat ali, apa kau sedang membujuk ku untuk berbicara dengan mereka yg telah membohongiku" prily tersengal nafasnya naik turun menahan amarah. Hampir sejak kepulanganya ke rumah ali selalu mempertanyakan pertanyaan yg membuatnya bingung. Jika ini menyangkut masalah nya dengan edrik dan martin ia akan mengurusnya nanti, tidak sekarang

" kau juga telah membohongiku prily " bentak ali. Prily menegang ini kali pertamanya ali membentaknya seperti ini. Sekesal kesal nya ali padanya ia tidak akan membentaknya, ali pribadi yg hanyat dan lembut, meski sikap dingin kadang menjadi cover untuk menutupi jati dirinya.

Ali gelagapan ia baru sajs membentak istrinya. Wanita yg sangat di cintainya. Ya tuhan apa yg telah di lakukanya. Harusnya ia menunggu dan sedikit bersabar. Ia bisa memantau istrinya dari jauh.

" saya___"

" jangan sentuh aku" teriak prily, wajah nya memerah, setetes dua tetes meluncurlah cairan bening dari kelopak matanya. Ali merasa bersalah hatinya sakit kala prily menolaknya untuk di sentuh. Bahkan untuk jesekian kalinya ia membuat istrinya menangis.

" ku bilang jangan sentuh aku" teriak prily lagi ketika ali berusaha untuk meraih tanganya. Hatinya sakit, ia memang telah membohongi ali, tapi haruskah dengan seperti ini

" sayang maaf kan aku"

" apa yg kau tahu tentang aku, apa kau tahu rahasia yg ku simpan darimu. " prily mengusap kasar air matanya. Ia tidak akan menjadi wanita lemah di hadapan ali.

" katakan apa itu, aku siap untuk kau tinggalkan " lanjut prily.

Ali menggeleng ia meraih tubuh prily kedalam pelukanya. Meski prily meronta ali tetap mendekap tubuh prily dengan erat. Ia sudah berjanji pada prily bahwa ia tidak akan meninggalkanya meski ia telah membohonginya. Ali memang kecewa dan marah namun tidak ada niatan sedikit pun untuk meninggalkan prily.

" tidak,,, ku mohon jangan katakan seperti itu. Maaf maaf aku yg sudah membentakmu" sesal ali. Namun prily terus memukul dan mendorong tubuh ali menjauh. Setelah terlepas prily melangkah keluar dari kamar menuju garasi.

Sekali lagi ali membiarkan prily pergi tanpa berusaha mencegahnya. Untuk kedua kalinya kejadian semalam terulang kembali.

" harus kah,,, haruskah aku mengakhirinya. " batin prily.




Gadis BrandalanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora