DYSG 2

21.8K 993 28
                                    

Setelah Carrah mengalami hari buruknya dan Bobby yang stress karena tingkah calon sekretarisnya itu, mereka kembali sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Carrah dengan rasa malu dan harapannya yang kosong untuk mendapatkan panggilan kembali. Lalu Bobby dengan rutinitasnya sebagai seorang presdir yang sibuk dengan segala persoalan kantor, namun ia masih tetap mempertimbangkan dan mengingat kejadian beberapa hari lalu.

Kejadian tersebut masih terngiang dalam memorinya karena baru pertama kali di sepanjang hidupnya, ia dihadapkan dengan calon pegawai yang mempunyai asumsi bahwa dirinya adalah OB. Apakah penampilan dan wajahnya memang seperti OB sampai ia dikira seperti itu? Walau ia mengakui kejadian beberapa hari yang lalu termasuk ke dalam kelalaiannya pula karena ia lupa mengunci pintu ruangannya.

Namun bila dipikirkan lagi, apa yang dikatakan oleh Dean perihal kemampuan perempuan tersebut membuat Bobby mempertimbangkan keputusannya kembali untuk mempekerjakan perempuan itu atau tidak. Melihat dari segala data yang diberikannya beberapa hari lalu, perempuan tersebut terlihat berpengalaman dan sesuai dengan kriteria sekretaris yang diinginkan oleh Bobby, minus dengan perilakunya tersebut. Akankah Bobby merimanya? Entahlah, hanya dirinya dan waktu yang akan menjawab.

.

.

Terlihat beberapa orang mulai sibuk mempersiapkan diri, baik itu untuk bekerja, sekolah, maupun kegiatan lainnya di pagi ini. Namun berbeda dengan Carrah yang bangun dan hanya melamun di meja bar apartemennya tanpa melakukan apapun.

"Eh.. bagaimana ini? Sudah dua hari, tapi tak ada satupun telepon masuk atau pemberitahuan apapun. Apa ini pertanda aku ditolak?" ucapnya tanpa semangat.

Sudah tepat dua hari Carrah menunggu jawaban dari perusahaan dimana tragedi memalukan itu terjadi. Namun sampai saat ini, Carrah sama sekali belum mendapat jawaban ataupun konfirmasi terkait dirinya diterima atau tidak. Walaupun ia memang sudah optimis untuk ditolak setelah kejadian memalukan itu.

Pastinya diantara kalian ada yang bertanya, "mengapa tidak mencoba mendaftar ke perusahaan lain?". Dan inilah yang seringkali menjadi salah satu hambatan untuk Carrah sendiri. Carrah bukan tipe orang yang mau pusing mencari kesana kemari, yahh itulah Carrah, ia berkomitmen untuk fokus pada lamaran pertamanya terlebih dahulu, jika tak diterima mungkin Carrah akan mencari lagi? Atau dengan mencari profesi yang berbeda? Entahlah.. hal tersebut tergantung pada Carrah. Ia tidak begitu suka dengan segala sesuatu yang perlu direncanakan, namun belum pasti. Jadi, ia hanya menghadapi apa yang ada di depannya saja.

"Carrah, mengapa kau selalu bertindak bodoh seperti ini? Hah! Sungguh menyebalkan!" rutuknya sambil mengacak-ngacak rambut kesal. Ia masih tak percaya dengan segala kebodohan yang telah dilakukannya dan kesalahan yang seharusnya tidak dilakukannya.

Tak lama kemudian, Carrah menghembuskan nafas kasar dan menegakan tubuhnya untuk berdiri dari posisinya.

"Sebaiknya aku pergi. Aku perlu menyegarkan pikiranku yang kusut" ucapnya mulai beranjak untuk pergi dari apartemennya tersebut.

Ia pun langsung masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian dan mengambil tas kecil untuk dibawa bersamanya. Siap untuk pergi, ia pun langsung beranjak dari tempatnya dan pergi.

.

.

.

Disisi lain .....

Seorang pemuda sedang sibuk dengan berkas-berkas perusahaan yang kini menumpuk di hadapannya. Namun pikirannya tidak bisa fokus pada tumpukan berkas tersebut karena ada hal lain yang mengganggu pikirannya saat ini. Ya, dialah Bobby.

Kalau biasanya ia bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik walau tanpa bantuan sekretaris sekalipun, namun kini hal itu tak dapat ia lakukan. Pikirannya terus menerus teringat akan kepastian yang ia perlu berikan kepada perempuan yang seharusnya menjadi sekretarisnya saat ini. Ia tidak bisa fokus dan semuanya terasa semakin berat, sedangkan disisi lain masih banyak berkas yang perlu ditanda tangani dan dipelajari. Hal ini membuat pikirannya seperti benang kusut yang tak tau dimana ujungnya berada.

Because Of The Interview Job ✔ (DIBUKUKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang