One

17 3 0
                                    

Seperti biasa, pagi ini lagi-lagi aku telat. Aku tanpa mandi langsung meng-goes sepeda kesayanganku menuju Mocca Cofee. Disanalah aku bekerja seperti biasanya.

Hari ini adalah hari yang spesial. Ini ulang tahun Luke, sahabatku. Biasanya Luke yang menjemputku dan kita telat bersama.

Aku sampai di tempat yang sangat menyenangkan, Mocca Cofee.

"Hi John!" Sapa ku dan hanya di balas dengan senyum John yang manis. John adalah salah satu pekerja di cafe ini, sama sepertiku.

"Hi Zack! Where's Luke?" Sapa ku pada Zack sambil, bertanya dimana Luke

"First, my name is Zayn and i don't know where is the mean girl" Jawab Zack oops maksudku Zayn sambil tertawa.

Aku pun tertawa sampai aku tak sadar ada orang di belakangku dan keadaan menjadi hening.

Orang itu merangkul ku dari belakang.

"Eh? Hey Luke! Who's turning 20 now??? Happy Birthday" ucap ku memberikannya selamat.

"Yeah Thanks but where's my gift?" Sepertinya Luke serius.

Aku mengecup pipi nya dengan lembut.

"That's it!!" Jawab ku dengan riang dan kembali bekerja

Luke hanya terdiam dan tersenyum sambil menunjukan lesung pipi yang sangat ingin aku tusuk.

Banyak sekali pelanggan wanita yang datang hanya untuk bertemu Luke.

Aku akui, Luke memang tampan dan banyak sekali anak anak SMA yang menyukai Luke. Bahkan ada yang nekad mencium pipi Luke.

Sudah sangat larut dan ada saja anak SMA yang terlihat menggunakan seragam bersama teman temannya. Aku yakin dia hanya kesini untuk Luke.

"Hai ganteng, jangan lupa telfon aku ya kak" ucap gadis berambut coklat itu.

"Yeah." Luke membalasnya singkat tanpa senyum

Walaupun tampan Luke juga sangat jutek.

Aku mengambil kertas yang di pegang Luke.

"Aww Luke, aku sangat mencintaimu, jika kau mencintaiku juga, telfon aku ya? Aku mohon." Aku membacanya dengan nada mengejek

"Ah ayolah Rain! Kembalikan itu, itu memalukan" kata Luke sambil mengejarku

"Jadi kau mau telfon cewek itu?" Tanya ku mulai serius

"Untuk apa? Aku sudah memiliki seorang perempuan yang pantas aku sayangi" jawab Luke

"pasti si sunshine kan? Dia secantik apa sih? Sampai kau menolak mereka semua itu?" Tanya ku penasaran

"Sangat." Jawab Luke singkat sambil kembali membereskan meja dan kursi.

Sekarang kami hanya berdua di Mocca Coffee. Luke merangkul ku dari belakang dan menjatuhkan kepalanya pada pundak ku.

"Astaga Luke. Kau kenapa?" Tanya ku sambil tertawa.

"Kau menakjubkan, boleh kah aku mengajakmu berdansa?" Jawab Luke.

"Ayolah Luke, kau kenapa?" Tanya ku sekali lagi

Luke menarik-ku ke tengah cafe dan memutar lagu kesukaan kami. I remember oleh Mocca

Luke membuatku berdansa dengan baik dalam keadaan hening. Namun hari sudah sangat larut.

Aku pulang menggunakan sepeda ku di dampingi Luke yang menaiki motornya.

"Good dream and good night bae" Luke sangat menggoda haha

Aku sampai di rumah pukul 23.59 tepat sebelum hari berganti.

Aku membuka pintu dan melihat Aunt Emma di hadapanku.

"Kemana saja?! Kau lupa pada rumah ini? Kau tidak boleh pulang selarut ini!" Aunt Emma memarahiku dengan nada yang kasar

"Yes aunt, im sorry" jawabku tanpa melihat wajah Aunt Emma

Aku langsung masuk ke kamarku dengan larian kecil.

Aku memang tidak punya orang tua dari dulu.

Aku adalah yatim piatu yang di angkat oleh pemilik panti asuhan.

Aunt Emma punya 1 anak perempuan yang sangat cantik.

Namanya Zemma, namanya mirip sekali dengan Aunt Emma.

Zemma adalah anak yang sangat pandai dan memiliki banyak teman.

Ia tidak sepertiku yang di haruskan untuk bekerja seharian di cafe milik aunt Emma.

Zemma lah orang yang paling menyayangiku dan aku lah yang paling menyayangi Zemma.

Aku dan Zemma memiliki kamar yang sama. Jadi aku sangat tau kebiasaan baik dan buruk Zemma.

Between Rain and Rainee (m.c)Where stories live. Discover now