Hyde **

1K 59 2
                                    

"Anyeong, Jaein-ah" balas Hongbin

Aku menatap mereka dengan bingung. Sepertinya Jaein menyadarinya karena dia mulai memberikan penjelasan.

"Dia adalah temanku sekelas sewaktu kelas 7" jelasnya membuatku mengangguk-angguk kecil.

Sewaktu kelas 7 kelas kami bersebelahan. Aku memang tidak banyak tahu tentang anak-anak dari kelas lain. Aku hanya mengetahui Jaein karena dulu dia sering ke kelasku. Kalau Hongbin dikelas itu berarti dia tau dong tentang cowok itu?

Kami memulai pelajaran pertama. Tugas yang diberikanpun tidak kalah membosankannya. Saat aku hendak mulai mengerjakan, aku merasakan sesuatu menghantam kursi yang aku duduki. Aku menengok ke belakang, tepat saat Hongbin sedang menebar senyumnya. Memperlihatkan lesung pipinya yang berhasil menambah ketampanan wajahnya.

"Tadi guru Hwang bilang apa?" Seketika aku langsung menganga. Belum 5 menit setelah guru Hwang memberikan tugas. Apa dia memiliki gangguan pendengaran?

Aku mulai menjelaskan apa tugas yang harus kita lakukan. Aku tidak peduli dia mengerti atau tidak. Aku hanya melihatnya mengangguk lalu menganggap anggukan itu tanda bahwa dia mengerti.

"Jadi kita harus mengerjakan ini?" Tanyanya kembali dengan wajah polos setelah mendengar penjelasan panjang lebar yang aku ucapkan.

Haruskah aku memukul kepalanya saat ini? Dengan memasang wajah seperti itu, bisa-bisanya dia menguji kesabaranku. Hanya ingin memukulnya pelanpun tak sanggup. Siapa yang akan tega memukul anak anjing ini? Mulutku sudah menganga, bersiap untuk mengeluarkan kata-kata yang semoga dia mengerti.

"Baiklah, aku mengerti" dia bahkan memotong perkataan ku yang belum keluar. Dengan gampangnya dia berbicara sambil mulai mengerjakannya. Tidak memperdulikan mulutku yang sudah termangap. Dengan malunya aku menutup pembicaraan yang belum aku mulai.

Teng ...

Aku mulai merapikan buku-buku yang terlihat berantakan di atas mejaku. Bel istirahat sudah berbunyi, seluruh murid mulai mengerumuni kantin.

"Nara-ya !" Seru seorang yeoja tepat setelah dia memasuki kelasku.

"Yak ! Bisakah kau tidak berteriak seperti orang kedok?" Kataku gemas melihat tingkahnya yang bak pereman.

"Kau tidak ke kantin?" Tanyanya langsung tanpa menghiraukan nasehatku tadi. Baru saja aku ingin menjawab, dia sudah memotongnya "Kajja!" Ucapnya sambil menarik tanganku keluar kelas.

"Heol ! Neo jinja !" Aku sudah terbiasa dengan sifat Yoju, jadi aku sudah bisa menebak dia akan menyeretku seperti ini. Tidak lupa aku mengajak Jaein dan Haru.

Kami berjalan layaknya teletubis atau lebih kerennya seperti bebek. Aku dan Yoju berjalan bersamaan didepan diikuti Jaein dan Haru. Langkahku terhenti ketika melihat sosok namja itu. Tindakanku ini membuat Jaein dan Haru menabrakku serta Yoju.

"Ah !" Yoju, Jaein, dan Haru meringis kesakitan sambil mengelus-elus kening mereka.

Aku masih tidak bergeming sedikitpun. Terlalu fokus ketika melihat pemandangan yang termasuk langka ini. Mereka semua menatapku dengan tatapan 'Apakah kau tidak akan bertanggung jawab?'

"Nara-ya, aku tau kamu sedang melihat siapa saat ini. Akan tetapi, tidak bisakah kau menanyakan sedikit tentang kondisi kami?" Yoju mulai angkat bicara

VIXXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang