"Euh.."
Terdengar suara lenguhan kecil. Spontan, aku terbangun dan memastikan kalau suara itu bukanlah halusinasi.
"A-ah."
Aku memutar kepalaku, melihat sosok yang ku nantikan kesadarannya telah bangun.
"Kak.. kak Rey." Sahutku. Ku elus bahunya agar ia tak gelisah. Syukurlah, akhirnya dia siuman juga.
"Hmm.. A..rina." katanya masih terbata. Segera ku ambilkan segelas air putih dan membantunt minum.
"Arina disini. Kak Rey gak usah cemas lagi." Rasanya kedua mataku memanas. Dia yang sangat ku benci, dia yang dulu menghancurkan perasaanku, terbaring hanya karen ingin menolongku. Apakah aku bisa membencinya? Meninggalkannya? Tidak akan.
"Kak.." ku peluk tubuhnya. Hanya sebuah pelukan seperti ini, aku menginginkannya.
"Kamu.. tidak apa?" Lihat, dia masih saja mengkhawatirkanku.
Aku mengangguk dalam rengkuhannya. Bisa ku rasakan belaian halus tangannya di punggungku.
"Aku pikir, kakak akan koma. Aku, sangat ketakutan. Aku gak mau kakak pergi." Robohlah pertahanan ku untuk tidak menangis.
"Sst.. aku sudah bilang. Tidak akan meninggalkanmu. Bukankah kamu yang mau meninggalkanku?"
"Ngga. Ngga jadi."
Dia terkekeh kecil. Mendorong bahuku menjauh darinya. Hum.. padahal aku masih ingin menangis di dadanya.
"Takut kehilanganku sampe nangis gini ya?" Ibu jarinya menghapus jejak air mataku. Sedang aku masih terisak.
"Jadi, kita buka lembaran baru?" Tanyanya to the point.
"Ya." Balasku.
"Yakin? Aku tidak ingin kamu melakukannya karena rasa bersalah mu padaku. Aku tidak apa-apa jika kau menolakku."
Grepp
tubuhku kembali memeluknya.
"Arina serius. Jangan tinggalin Arin sendiri lagi. Buat Arina yang dulu kembali. Aku lelah.."
Tatapannya berubah sayu ketika aku mendongak padanya. Dia mengelus ujung kepalaku sayang. Kemudian mengecupnya lama.
Perlahan wajahnya mendekat, bersama tangannya yang sudah merengkuh leherku. Ku rasakan hembusan nafasnya menerpa bagian hidungku, semakin hangat, dan..
Dia mencium bibirku lembut. Menekan lalu melumatnya. Ciuman pelan dan lembut. Seolah mewakili perasaan ya saat ini. Ciuman penuh kerinduan.
" Will you marry me, again?"
---
Wheyyy... cut dulu yakk.. terus in tar malem.. wkwkk
see you ^_^
YOU ARE READING
Introvert
Romancekejadian di masa lalu membuat Arina Putri Zurivea, gadis berusia 17 tahun itu menjadi sosok introvert. Bertolak belakang sekali dengan sifatnya dahulu, sosok yang periang. lalu, masa lalu seperti apa yang membuat ia berubah 180 derajat menjadi priba...
