"Ve, Kakek ingin kau menikah dengan Reyhan saat dewasa nanti." Dengan nafas yang tersendat karena sakitnya yang mulai parah, kakek menggenggam tanganku erat.
"Kenapa, Kek?" tanyaku dibarengi tangisan yang tak bisa ku hentikan melihat kondisi kakek yang terbaring lemah dengan alat-alat medis yang terpasang ditubuhnya.
"Kakek sudah berjanji dengan almarhum kakek Reyhan kalau kami akan menjodohkan cucu kami kelak. Maaf kakek baru memberitahumu sekarang. Waktu kakek tak banyak, Ve..."
Isakanku semakin keras tatkala kakek mulai merintih kesakitan.
Kak Reyhan, usianya lima tahun diatasku. Baru kemarin aku lulus SMP dan hari ini dikejutkan oleh penyataan kakek yang menginginkan aku menikah dengannya. bukan apa-apa, aku memang menyukainya, namun mengetahui sifatnya yang terlihat sekali sangat membenciku, semua perasaanku terhadapnya sedikit demi sedikit ku pupuskan. Tidak hanya itu, dia juga sudah mempunyai seorang kekasih.
Hubunganku dengannya sempat dekat. Karena memang kedekatan keluarga kami layaknya saudara. Sangat dekat. Tetapi, keakraban itu mulai renggang, ketika aku berani terang-terangan menyatakan cinta kepadanya. Dia yang awalnya hanya menganggap sebuah candaan, kelamaan mulai memahami kalau aku serius dengan perkataanku. Aku selalu mencari cara untuk selalu bisa berdekatan dengannya, sampai mengikuti les melukis agar bisa mahir sepertinya. Agar bisa melukis wajahnya di atas kanvas, membuatnya bangga padaku. sayang, ketika semua sudah terwujud, dia menyakitiku. Dia menjauhiku, bersikap kasar padaku, dan tak semanis dan selembut dulu. dia berubah...
__oOo__
"Semua pasti akal-akalan kamu kan?" aku yang sedang duduk di depan ruang rawat kakek, dibentak keras oleh Kak Reyhan setelah ia keluar dari ruangan rawat kakek. Aku tahu, pasti penyataan kakek membuatnya marah.
"Bukan, kak! Sungguh, ini atas keinginan kakek." Aku mencoba untuk menjelaskan.
"Halah! Mau pertunangan, ataupun pernikahan sekalipun, aku tetap tidak akan mau! Pergi saja sana! Kamu memang penghancur kehidupanku!" teriaknya lantang tepat di depan wajahku. Membuat beberapa orang yang lewat memandangi kami berdua dengan tatapan takut.
Dia pergi.
Bersamaan dengan kedua mataku yang meneteskan air mata. Jika saja aku bisa menolak, aku akan menolak pertunangan kita, Kak.
"Ve.." ku lihat Kakak perempuanku menghampiriku dengan langkah terburu. Kantung plastic yang berisi makanan ia taruh begitu saja. Tubuhnya kemudian memeluku dalam.
"Kak Ze..." isaku di dadanya. Aku tidak bisa berkata apapun. Semua yang terjadi sangat menyakitkanku.
"Dia berbuat kasar lagi padamu? Perlu aku memberinya pelajaran?"
"Tidak kak..." balasku. Percuma mau di beri pelajaran seperti apa, dia tetap keras. hanya pembatalan pertunangan antara kami saja yang membuatnya berhenti menyakitiku.
"Kak.." aku mendongak menatapnya.
"Bisakah, kakek membatalkan pertunanganku dengan Kak Rey? Akan ada banyak orang yang tersakiti." Lirihku. Kak Ze menunduk sedih. Aku tahu, dia tidak bisa berbuat apa-apa semua ada di tangan kakek.
__oOo__
Satu tahun kemudian..
Aku menangis keras. beberapa menit lalu, kakek berpulang. Kakek, telah meninggalkan dunia ini untuk selamanya. Tuhan, mengapa begitu bertubi kesedihan menimpaku. Ada apa dibalik semua ini?
"Kakak puas?!" teriakku sambil mencengkram kerah kemeja hitam milik Kak Reyhan. Ya, kalau saja dia tidak nekad menghampiri kakek dan meminta membatalkan pertunangan, pasti kakek tidak akan shock dan penyakit jantungnya tidak kambuh. Semua gara-gara dia, pria tidak tahu diri.
"Ve, berhenti!" ayah dan Om Nanta menarik lenganku. Tapi, kekuatanku lebi besar dari mereka.
Plakk
Ku tampar wajah dingin itu. melampiaskan kesesakanku ini. dia sudah berhasil menjauhkanku dengan kakek. Selamanya...
"Ve!" pekik mama dari sampingku. Itu belum seberapa.
BUUUGGHH
Ku tendang perutnya itu. membuat ia meringis kecil. Wajahnya tetap tidak berkespresi. Tidak ada air mata ataupun wajah menyesal. Dia benar-benar gila!
"Percepat, hari pertunangan kita." Tegasku sambil menatap nyalang pada pria yang mulai terkejut di depanku. Kita lihat saja, setelah ia berhasil membunuh kakek. Aku tidak akan melepaskannya. Aku juga ingin dia menderita sepertiku. Dia dan kekasihnya.
__oOo__
Sebulan ini aku terus mengurung diri di dalam kamar. Entahlah, aku bahkan tidak sadar sebegitu beraninya berlaku arogan terhadap kak Reyhan. Emosiku diluar kendali, memukulinya bertubi hingga sebuah pernyataan yang membuatku terkejut sendiri setelah menyadarinya.
Hari pertunangan.
Tidak tahu apa yang ku pikirkan, yang jelas sakit ditinggalkan orang tercinta seperti kakek. Orang yang ku sayangi dan selalu ku hormati.
Brakkk
Pintu kamarku terbuka dengan kasar. Menampakan seorang pria dengan penampilan awut-awutan. Rambut berantakan, kemeja yang keluar juga kedua mata yang memerah.
Menyadari ia berjalan lunglai ke arahku setelah menutup pintu dengan kakinya, aku beranjak berdiri. Tampak sangat mengerikan dia malam ini. Satu yang melintas di pikiranku.
Dia mabuk.
"Arina... putri" panggilnya dengan suara tak jelas akibat alkohol yang mempengaruhinya.
Aku terus berjalan mundur hingga..
Greppp
Tubuhku berada di pelukannya.
"Kau berhasil membuatku gila, bocah..." suaranya menyerupai gertakan meski terdengar pelan. aku semakin takut. Tubuhku gemetar, dia layaknya iblis yang sedang memandangi mangsangya.
"Le-lepasss!!" sekedar bergeliat saja susah, tubuhnya terlalu kuat merengkuh tubuh kecilku yang hanya sebatas dadanya.
"Semudah itu? setelah kau menghancurkanku?" senyum licik terukir pada sudut bibirnya.
"Kakak yang lebih dulu menghancurkanku!!" bentakku lantang. Dia menggeram. Menarik daguku agar terangkat lebih mendekati wajahnya yang sangat kusut itu.
"Terserah! Malam ini, aku yang akan membuatmu lebih hancur!!"
Brukkk
"Kakak!!" pekikku saat dia menjatuhkanku di ranjang. Tubuhnya menindihku. Sesak, nafasku terasa berat sekali..
"Euhhh!!" aku mencoba menjauhkan kepalanya yang menelusuri bagian leherku, mengendusnya hingga mengigitnya tanpa perasaan.
"Hentikan!!! Brengseekkkk!!! Argh!!"
Tangisku membludak. Dia sama sekali tidak mempedulikan tangisanku, jeritanku, bahkan rontaanku di tubuhnya. Dia pria brengsek yang pernah ku temui. Menulikan telinganya sehingga bersikap acuh dan terus melancarkan aksinya yang menyaikit keseluruhan tubuhku. Dia, merenggut kesucianku malam itu.
__oOo__
tertarik buat next cerita ini. semoga kalian pada suka yaa. butuh vote yang banyak yaa biar cepet update next partnyaa...
See youuu ^^
YOU ARE READING
Introvert
Romancekejadian di masa lalu membuat Arina Putri Zurivea, gadis berusia 17 tahun itu menjadi sosok introvert. Bertolak belakang sekali dengan sifatnya dahulu, sosok yang periang. lalu, masa lalu seperti apa yang membuat ia berubah 180 derajat menjadi priba...
