Ten

11.9K 661 0
                                    

Tiga hari berlalu. Dan mereka berdua masih dalam perang dingin itu. Tak ada dari mereka yang bertegur sapa satu sama lain. Setelah berbicara dengan Kris dan beberapa kawan di Fons, akhirnya Gaby memutuskan untuk mengemasi barang-barangnya di rumah Tatsuya secara perlahan. Dia tidak akan kuat untuk melihat Tatsuya bila di tanya terang-terangan mengapa dia mulai membenahi barang-barangnya. Apa yang akan di katakannya, dan bagaimana dia menjelaskannya, bukanlah hal yang mudah.

Bagaimana pun juga, Tatsuya akan tetap menjadi bintang yang bersinar, dan Gaby akan tetap menjadi bunga kecil di tengah-tengah padang mawar yang indah.

Dan hari ini, Gaby sudah meminta izin kepada Kree untuk tidak masuk kerja. Tentu saja alasannya untuk membereskan barang-barangnya di rumah Tatsuya. Tapi Kris memberitahu kepada Kree kalau Gaby ada keperluan mendadak, sehingga dirinya tak bisa bekerja hari ini.

Jadilah hari ini dia menutup semua barang yang sudah dia bereskan. Hanya tinggal masalah waktu sampai Carlos menjemputnya.

Oh iya, ngomong-ngomong soal tempat tinggal barunya, Gaby akan tinggal di salah satu studio milik Carlos. Berhubung tempatnya cukup menarik namun, karena Carlos tidak pernah tinggal di sana, mau tidak mau akhirnya dia harus memberikan tempat itu untuk disewa setidaknya.

Gaby masih membereskan barang-barangnya, dan dia baru teringat akan beberapa barang yang sempat tertinggal di kamar pertamanya dulu. Kamar yang menjadi kamar Takuya selama dia tinggal di rumah Tatsuya. Perlahan, dia membuka pintu kamar itu.

Dengan cepat dia mencari barang yang dia miliki. Dan berbalik untuk keluar ketika matanya jatuh kepada kanvas yang di lukis oleh Takuya beberapa waktu lalu.

永遠ともに

Kanji Jepang yang tidak dibaca oleh Gaby. Tapi dia ingat kala itu, Tatsuya pernah kalah bermain truth or dare dengannya dan Gaby bertanya apa arti kanji yang di tulis oleh Takuya itu.

Gaby tahu betul kalau Tatsuya memang tidak bisa berbahasa Jepang. Bahkan sebagai orang Jepang pun, Tatsuya tidak pernah memakai kimono, tidak tahu hari-hari raya jepang yang menghebohkan dan lainnya. Namun Tatsuya hanya bisa membaca kanji. Karena setidaknya dia bisa tetap mengerti tulisan leluhurnya bukan?

"Eien'nitomoni. Together forever, selamanya bersama. Mungkin itu yang ingin di sampaikan oleh Takuya? Agar kakaknya ini tetap bersama selamanya dengan Gabriella Evangeline."

Perkataan itu kembali terngiang-ngiang. Gaby segera keluar dari kamar tersebut. Tapi alangkah terkejutnya ia ketika dia mendapati Tatsuya sedang memerhatikan kardus-kardus yang ada di depan TV ruang tamunya.

Gaby yang sudah berhasil menghindar dari Tatsuya sekian lama pun akhirnya tak kuasa menahan lagi air matanya. Jujur, dia merindukan Tatsuya dan perlakuan manisnya.

"Kau mau kemana?"

Gaby menggeleng cepat dan menaruh barang yang di ambilnya di kamar ke dalam kardus yang masih memiliki ruang kosong.

"Kau mau kemana, Gabriella?"

Gaby masih tidak menjawabnya.

Akhirnya Tatsuya menarik tangan kiri Gaby. Entah sejak kapan dia bisa berlaku sedikit kasar seperti ini kepada perempuan. Padahal orangtuanya selalu mengajarinya untuk menjadi lelaki yang sopan dan bersikap lembut pada perempuan manapun.

"Aku tanya sekali lagi, dan jawab! Mau kemana kau sebenarnya?"

"Aku akan pindah hari ini."

"Kemana? Sama siapa?"

"Hanya kembali ke tempat lamaku, dan aku tinggal sendirian disana," jawab Gaby masih menunduk.

Menyadari hal itu, Tatsuya segera mengerahkan kalimat mautnya. "Seorang pembunuh bisa saja mengatakan kebohongan di depan pengadilan, meski dia sudah bersumpah akan mengatakan yang sejujurnya kepada Tuhan. Aku tidak memintamu untuk bersumpah sekarang, tapi aku hanya ingin kau untuk melihat dan menatapku selama kau menjawab pertanyaanku barusan."

Mr. Lawyer and The Flower GirlWhere stories live. Discover now