" ya sudah kalian tunggu saja ali sebentar lagi pulang. Mereka sedang jalan2 keluar" kali ini miranda yang berbicara.

Mereka bertiga hanya mengangguk dan menunggu di ruang tamu.
Leo bercerita banyak tentang pekerjaanya,kehidupannya dan bahkan percintaanya yang tidak berjalan mulus. Leo memang tidak pernah menutupi kehidupannya pada widura dan rianti. Ia selalu berusaha terbuka dan apa adanya. Baginya tidak ada tempat yg nyaman selain kehangatan kasih sayang yang di berikan widura dan rianti padanya.

Waktu terus berjalan begitu cepat, rianti dan miranda pamit untuk menyiapkan makan malam, sedangkan para lelaki sibuk berbincang2. Mulai dari bisnis,sampai   kriminal yang akhir2 ini sering terjadi di mana2. Edrik,martin dan leo tentu sudah tidak kaget lagi dengan berita itu. Mereka justru ada di balik layar untuk membasmi para kriminal yang memang sudah meraja lela itu.

Deruman suara mesin terdengan hingga ruang tamu. Semua sudah menduga jika itu ali dan prily yang datang. Mereka pergi dari siang hingga kini tiba saat yang tepat untuk makan malam.

Selang berikutnya derap langkah terdengar begitu keras. Tidak hanya itu pertengkaran kecil sepertinya mengiringi kedatangan mereka.

"Kamu tuh kaya anak kecil BANGET sih" omel seorang wanita yang leo tebak itu suara prily.

" kamu yang ga mau nurutin aku"

" loh ini ada apa dateng2 ko berantem sih" tegur widura. Prily mendengus dan meletakan kunci mobil dengan sembarangan. Ia sudah terlalu lelah namun ali masih ingin tetap jalan2 dan menikmati kota bandung ini sampai puas.

" tanya saja sama dia, ily dah cape" balasnya dan meninggalkan para pria yang masih terbengong bengong menyaksikan pertengkaran kecil pasangan muda mudi ini.

" boy ada apa dengan istri mu. Apa yang membuatnya marah seperti itu" tanya prasetyo. Ali menghela nafas, ini salahnya yang tak ingin pulang dan tetap menikmati suasana bandung sampai ia benar2 puas.

" aku meminta nya terus menemaniku untuk terus menjelajahi kota bandung dad" ujar ali.

Pletak.

Satu keplakan edrik layangkan di kepala ali. Jelas saja prily marah, hampir setengah hari ia menjadi supir. Mana ada istri yang menyetir mobil yang ada itu namanya terbalik.

" heyyyy,,,,apa yang kalian lakukan disini. Menjadi pengacau dalam liburan ku " kesal ali yang baru menyadari kehadiran leo, edrik dan martin.

" jelas kami akan menjadi pengacau mu. Bos macam apa yang dengan gampangnya meninggalkan pekerjaan yang begitu banyak itu. Dasar sinting" edrik balas mengomeli ali. Leo menyuruh prasetyo dan widura untuk pergi. Ini urusan para lelaki muda. Hanya mereka sendiri yang akan mendapatkan jalan keluar nya.

Widura dan prasetyo menurut sepertinya ini memang bukan urusan mereka. Sebaiknya mereka tidak perlu ikut campur dan membicarakan bisnis mungkin akan lebih menyenangkan.

" aku perlu liburan. " jawab ali enteng.

Plakkk

kembali edrik menggeplak kepala ali. Sepertinya bosnya itu benar2 sudah sinting. Atau memang bosnya lupa meminum obat nya.

" heyyy sakit bodoh. Sekarang kalian out saja. Disini pun kalian tidak bisa membantuku." usir ali. Ia lantas berdiri dan menyusul prily istrinya ke kamar. Mungkin dia harus minta maaf. Tidak seharusnya ia bersikap seperti itu.

Hampir setengah hari istrinya menjadi supir. Pasti ia lelah dan cape, dan suami macam apa yang tega melakukan itu pada istrinya.

Tapi ali sendiri juga heran,ia seperti terdorong akan hal yang tak pernah ia lakukan. Hari ini ia merasa ada yang lain pada dirinya. Sikapnya yang seperti anak anak, dan masih banyak lagi.
Sebenarnya ada apa dengan dirinya pikir ali.

Gadis BrandalanWhere stories live. Discover now