12/ Come over

3.9K 113 0
                                    

"Hearts will never be practical untill they can be made unbreakable" -L.Frank Baum, The Wonderful Wizard of Oz

***

"VIA BURUAN!! NANTI TELAT"

"IYA DAD TUNGGU BENTAR" aku mengambil high heels hitamku dengan tinggi 12 cm. Aku memakai dress tanpa lengan berwarna putih yang panjangnya hingga se mata kakiku dengan belahan di bagian kaki kiriku hingga 10 cm di atas paha dan tali pinggang berwarna hitam berpita kecil.

Aku mengangkat dress ku lalu menuruni tangga dan langsung berjalan menuju garasi.

-skip-

Aku memencet tombol rumah nero. Dan munculah nero dengan balutan jasnya memandangku dan keluargaku tersenyum, lalu dia mencium bibirku sekilas. Blush! Aaaa aku blushing~~. Saat tadi nero menciumku, mom and dad terlihat terkejut lalu mereka tersenyum penuh misteri.

Nero mempersilahkan orang tuaku dan kak bri masuk dan aku masuk belakangan dengan nero.

Nero menutup pintunya lalu merangkul pinggangku. Aku menoleh kearahnya lalu tersenyum.

"Kamu cantik. Selalu." Bisiknya di telingaku. Aku tersenyum mendengarnya.

"Kamu juga" ujarku salah tingkah. Nero memberhantikan jalannya lalu menatapku.

"Maksud kamu aku juga? Cantik?" Tanyanya.. astagaaaa saking saltingnya~~

"Eh? Maksud aku kamu tampan.sangat tampan" ujarku.

Saat wajahnya mendekat ke arahku dan ingin menciumku dan saat itulah sebuah suara menginterupsi kegiatan kami. Ha ha

"KAKAK CANTIK!!" retha berlari kearahku dengan gaun pink tanpa lengannya dan flower crown yang ada di rambut pirangnya lalu dia memeluk kaki ku. Karna dia masih terlalu pendek untuk memeluk tubuku.

Aku merendahkan tubuhku untuk menatap retha.
"Hai cantik, ketemu kakak lagi ya?" Ujarku lalu mencium pipinya.

Aku menggandeng kirinya dan nero menggandeng tangan kanannya. "Aku kangen sama kakak cantik" ujarnya menoleh kearahku.

"Ohiya? Kakak juga kangen sama kamu" balasku.

"Rissa, sini sayang" ujar tante stella. Retha langsung berlari ke arah mamanya dan dia duduk di kursi yang sudah disiapkan oleh mamanya.

"Malam tante" ujarku lalu cipika cipiki dengan bundanya nero.

"Panggil bunda aja" ujar tan-- maksud ku bunda.

"Oke bun" ujarku lalu aku beralih ke om daniel aka ayahnya nero.

"Halo ayah" ujarku semangat lalu memeluknya. Ayah terkekeh lalu membalas pelukanku.

"Cantiknya anak ayah" ujarnya lalu aku melepaskan pelukannya.
"Sebenernya yang anak ayah aku atau via sih" ujar nero lalu duduk di kursi yang berada di sebrang dari tempat aku memeluk ayah.

Ayah, bunda, mom, dad dan kak bri terkekeh melihat kelakuan nero. Aku memutari meja makan dan duduk di sebelah nero.

Makan malam ini dilengkapi dengan perbincangan antara para orang tua , dan tentang UN yang dilaksanakan lusa ini.

"Vi, kamu nginep sini aja ya" ujar bunda.

"Aku kan gak bawa baju bun" ujarku.

"Masalah baju mah gampang, kamu pake baju bunda aja"

"Aku tanya mama dulu deh"

"Gausah, tadi bunda udah tanya mama kamu, dibolehin kok"

"Okesip, kayak biasa ya bun aku tidur sama nero"

PROMISESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang