11/ Awkward Moment

4.8K 111 0
                                    

People aren't born good or bad. Maybe they're born with tendencies either way, but it's the way you life your life that matters. - Cassandra Clare, The Mortal Instruments: City of Glass

***
"Nerooo" aku meneriaki nero yang sedang tiduran di pangkuanku dengan wajahnya yang menghadap perutku. Aku menggunakan crop top dengan tali spageti sehingga perut rataku terlihat.

Aku sedang fokus dengan handphoneku saat nero menjilati perutku yang terbuka. Aku sudah meneriakinya berkali kali tapi dia tetap saja menjilati perutku. Huftt..

"Astaga nero!!" Pekik ku saat nero menggigit perutku. "Sakit bego" aku mengusap perutku lalu kembali fokus pada hp ku.

"Ck! Udah sih main hapenya. Emang kamu lagi ngapain sih?" Ujarnya mengubah posisi nya menjadi duduk disebelahku lalu melihat layar hp ku.

"Ini kak bri sms aku katanya nanti dia pulang malem soalnya dia mau ngurusin acara gitu, gatau deh" ujarku sambil mengendikkan bahuku.

Tok tok tok

Aku bangkit dari tempat tidurku lalu membuka pintu. Ada audrey fira josh dan jo. Sekarang nero berdiri di sebelah ku.

"Ada apa?" Tanyaku. Mereka tersenyum lalu jo angkat suara. "Kita mau pulang"

"Iya, gak enak juga sama orang tua kita , udah lama kan kita nginep disini?"

"Baru 3 hari juga"

"Udah deh, kita pulang dulu ya byee" ujar fira lalu fira dan audrey mencium pipi kiri kananku. Jo dan josh memelukku sekilas. Kalo ke nero, mereka cuma melambaikan tangan doang. Haha..

Aku menutup pintu dan membalikan badanku. Tiba tiba sepasang lengan memelukku dari belakang dan mencium leherku dari belakang.

"Hm.. nero" aku memeluk tangannya yang ada diperutku saat nero menggigit kecil bagian leherku. Kaki ku terasa seperti jelly sehingga aku butuh pegangan agar tidak terjatuh.

Nero memutar tubuhku hingga berhadapan dengannya. "Ini hukuman buat kamu baby" ujarnya lalu menggendong tubuhku. Kaki Dan tanganku seperti biasa, aku lingkarkan ke pinggang dan lehernya. Dia berjalan ke arah kasur lalu duduk di kasur denganku yang ada di pangkuannya.

Dia mencium kening, pipi kanan kiriku, dagu, hidung dan terakhir, dia mencium bibirku.

Dia melumat bibirku lembut, aku membalasnya tak kalah lembut. Bibirnya menjilat, menghisap dan menggigit kecil bibirku.

Kubuka mulutku dan lidahnya masuk ke dalam mulutku, seakan mengabsen deretan gigiku. Lidahnya saling bertautan dengan lidahku.

"Ssshhh" desahku saat ciumannya beralih rahangku dan turun di leherku. aku terkekeh saat lidahnya menjilat leherku. Geli.

"Arghh" aku sedikit menjerit saat dia menggigit leherku. Ada rasa sakit, geli dan juga nikmat.

"Ner.. aahh..." tangannya mengelus perutku yang tidak tertutup baju. Dia melepas crop topku lalu mencium kembali bibirku.

Tangannya beralih ke punggungku dan melepas kaitan bra ku. Dilepasnya bra ku dan dilempar ke lantai.

Bibirnya terus melumat bibirku dan tangannya sekarang berada di payudara kiri ku.

"Neroooo" aku memekik kaget saat tangannya meremas kencang payudaraku.

Dia melepaskan pangutannya lalu menyatuhkan kening kami.
"Kenapa?" Tanyaku dengan mata yang terasa sangat berat.

Dia menggeleng lalu mencium bibirku sekilas. "Aku takut kelepasan vi" ujarnya sambil mengelus bibir bawahku dengan ibu jarinya.

Aku tersenyum karna dia masih baik tidak menghabisiku sekarang juga. Aku mencium bibirnya lembut penuh kasih sayang. Hanya sebentar lalu aku melepaskan pangutan kami.

PROMISESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang