Chapter 89

99.2K 1.9K 6
                                    

Aku mengangguk dan mengemas semua gaun yang akan kami pakai.

"Kita pakai gedung mana honey?". Tanyaku saat memasuki mobil.

"Pake gedung milik kepolisian yang kemaren aku kasih tau, kamu mau kan?". Jawab Ali mengemudikan setir mobil yang mulai berjalan.

"Oke,mau banget. Bagus mah itu". Sahutku kagum dan tersenyum menatap Ali.

Menatap matanya yang indah,waktu seakan terhenti.

"Sebentar lagi. Sebentar lagi aku dan kamu bukan lah dua,tapi akan menjadi KITA". Batin Prilly yang tetap tersenyum memandang Ali penuh arti.

"Sayang,hey sayang kok ngelamun sih".
Aku tersadar,ya ampun kebiasaan deh ngelamun segala.

Duh !!

"Ah,ahh ada apa honey?". Jawabku gelagapan.

Ali terkekeh dan membelai rambut Prilly lembut.

"Kamu kenapa? Kamu sakit?atau stres?". Tanya Ali yang masih tidak berpaling dari jalanan karena menyetir.

"Nggak kok nggak apa-apa. Aku bahagiaaaa banget sampe kebawa ngelamun hehe".

"Udah sampai,ayo turun". Kata Ali membuka pintu dan berlari membukakan mpintu untuk Prilly.

"Kenapa banyak polisi di sini? Kamu serius gedung ini bisa di pake buat kita?". Tanya memastikan.

Karena sejauh mata memandang,Polisi berseragam lengkap tampak berjaga-jaga si area gedung.

"Kamu lupa? Pekerjaan aku ini berhubungan dengan mereka. Tanpa aku minta pun mereka akan menjaga tempat kita sayang". Ujar Ali menarik tangan Prilly memasuki gedung.

Tampak di dalam gedung masih dalam tahap pembersihan.

Ada sekitar 100 orang membersihkan gedung yang seluas lapangan bola itu.

"Dekorasi aku udah ngobrol sama papa kamu,katanya dia yang mau ngatur semuanya". Ucapku melihat-lihat keadaan gedung.

"Iya,papa udah bilang. Besok kita tinggal foto aja. Aku udah atur. Pokoknya aku turutin semua yang kamu inginkan dalam pernikahan kita". Kata Ali bersungguh-sungguh.

"Makasih ya honey". Jawabku memeluk Ali.

"Sekarang aku anter kamu pulang,terus istirahat buat besok".

"Oke yuk".

****

Penjagaan di gedung,rumah Ali maupun rumah Prilly di perketat.

Bukan karena sombong,semua tahu bahwa pekerjaan Ali bisa membuat keadaan yang aman menjadi berbahaya.

"Kau terindah buat ku terpanah..kau..".

"Halo,ada apa Kaia?". Jawabku menerima panggilan telphone dari Kaia.

"Undangannya fix berapa Prill? Uang udah kecetak 1000 undangan".

"What? Nggak salah kak? Banyak amat". Pekikku terkejut.

"Nggak kok ini sesuai request dari kamu,Ali,temen-temen Papa dan temen aku juga hehe".

"Waw,sampe 1000 ya? Udah kayak artis Raffi Gigi aja kak". Celetukku membuat Kaia tertawa.

"Kalian kan the next Raffi Gigi haha. Ya udah,aku mau lanjutin nih masih sibuk bye muahh".

*tututttutt

Kaia menutup telphonnya meskipun aku belum membalas ucapannya.
Duh ribet juga ya mau nikah --".

*tookktoktok*

"Ada apa?". Tanyaku ketika membuka pintu.

"Kata Nenek makanannya udah kak,tapi Nenek Sri lupa buat tanggal berapa". Ucap Raja polos dengan wajah melas.

Ha?lupa!

Aku dan Kamu.Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang