" kalian makan lah lebih dulu, aku akan ke atas untuk membangunkan ali. Dan ingat jangan buat ke gaduhan.. MENGERTI!!! "" ancam prily dan menekan kata mengerti. Martin dan edrik tahu arti kata membuat kegaduhan dan menekan kata mengerti. Prily tidak mau ali marah karena waktu tidurnya terganggu dan keributan kecil di dalam rumahnya.

Sesampainya di lantai atas prily segera membuka pintu kamarnya. Prily menatap sekitar kamar yang masih berantakan akibat percintaan panas mereka td malam. Ternyata ali sudah bangun dan sudah siap dengan setelan jas yg membalut tubuh kekarnya. Ali begitu tampan pagi ini dengan jas kemeja putih di balut jas berwarna abu dan tidak lupa puka celana bahan yang senada dengan warna jasnya.

Prily sungguh terpesona dengan penampilan ali pagi ini, padahal setiap pagi ali selalu berpakaian seperti itu.

Apa kau baru menyadarinya prily, jika suami mu itu benar2 tampan... Dewi batin nya mengatakan.

" ada apa senyum2 gitu" tegur ali yang mampu membawa prily kealam sadarnya lg. Prily menggeleng dan mendekati ali. Mengambil dasi yang berada di tangan ali dan memasangkannya di leher ali.

Sempurna?? Batin prily.

" sayang ada apa,, apa ada yang salah dengan penampilanku" tanya ali lg. Melihat prily yang senyum2 sendiri sambil memperhatikan penampilannya.

" tidak, kau sangat tampan pagi ini" ujar prily serius, ali terkekeh geli mendengar penuturan prily istrinya itu.

" hei,,, aku sudah tampan sejak dulu. Apa kau baru menyadarinya sayang" goda ali.

Prily mencibir, suaminya itu memang memiliki tingkat kepercaya durian yang sangat amat tinggi. Meski prily tak memungkiri jika ali memang sangat tampan sejak dulu.

" apa"""

" tidak,, udah ahhh sekarang mari kita sarapan. Di bawah sudah ada martin dan edrik " prily mencoba menghindar dari tatapan jalil suaminya itu.

" yaaaa,,, buat apa mereka ke sini. Memumpang makan haaa.." kesal ali.

" apa di rumahnya tidak ada makanan,, kenapa selalu merepotakan dan mengganggu saja" lanjut ali.

Prily sedikit bersyukur jika ali tidak mendengar keributan di pagi td. Dan prily jg tahu jika ali tak benar2 membenci dua sahabatnya itu. Ali hanya sedikit tidak suka jika waktu kebersamannnya ada yg menggganggu.

" aku yang menghubungi mereka berdua. Ada hal penting yg perlu kami bicarakan. " terang prily. Ali hanya mendengus kesal.. Masalah lg. Masalah lg, kapan hidupnya terbebas dari masalah. Apa perlu ia pergi ke luar negri dan menetap di sana selamanya. Ya itu mungkin itu ide yg bagus. Tapi ali yakin prily tidak akan menyetujuinya. Kenapa ali begitu yakin, karna prily tak akan pernah lari dari sebuah masalah, ia akan menyelesaikannnya sampai benar2 masalah itu terselesaikan.

" haaaahhh"

Tanpa sadar ali menghela nafas lelah. Ia harus membentengi dirinya dengan beton yang teramat kuat.

Prily pov

Aku tahu ali sedang memikirkan apa. Maka dari itu aku tidak mau menceritakan masalah erin yg datang td pagi ke rumah. Aku tidak bisa melihat wajah ali yg kusut karena menahan egonya. Lebih baik aku bekerja diam2 dan itu lebih baik.

"Ayo kita turan dan sarapan bersama mereka" ajakku sambil menggandeng tangan ali tapi sebelum aku menarik ali, dia malah menahan tanganku.

" sayang mf sepertinya aku tidak bisa ikut sarapan dengan kalian. Bukan mau menghindar karena ada mereka tapi aku pagi ini ada rapat dengan dewan direksi" ujarnya minta maaf. Sedikit kecewa sih karena aku sudah menyiapkan menu spesial pagi ini untuk ali. Tapi mau bagai mana lg, dan aku harus memaklumi itu. Masih banyak hari esok untuk sarapan bersama bukan.

Gadis BrandalanWhere stories live. Discover now