Hari Final

13 0 0
                                        

Tim Basket lagi beresin peralatan. Harry keliatan tenang, tapi tatapannya selalu ngikutin Fattah. yang sibuk ngatur logistik dengan senyumannya yang antusias.

Fattah bersemangat "oke, kapten! kita siap! semalem tidur nyenyak? jangan sampe janji itu bikin lo gak fokus, ya" Fattah menepuk bahu Harry dengan akrab, namun Harry merasakan sentuhan itu sebagai duri

Harry tersneyum tipis, dibuat setenang mungkin "tidur nyenyak, Fatt. gue gak akan biarin apapun ngeganggu gue, kita akan main bersih"

"Harry bener, kita harus fokus. semua orang natap kita, guys. terutama Gizzele sama timnya" ucap Yudetra sambil ngiket sepatu

Mohan nyaut "Gizzele udah janji gak akan nyebarin gosip apapun sampai final selesai, di bilang dia ngehargai tim"

"itu bagus, tapi hati-hati. terutama di halftime, Cheerleader biasanya bikin kejutan" William ngasih wanti-wanti ke mereka

Fattah tertawa kecil "William, santai! Sandrina gak akan main kotor didepan umum. Fokus kita cuma satu, menang!"

Harry melihat interaksi itu. Sandrina tidak akan main kotor, tapi Fattah yang akan nyediain oanggung buat choke emosional Harry.

Harry berbicara keras pada tim "dengerin! hari ini, kita main untuk nama kita. siapapun yang nyoba ngerusak fokus kita....dia bukan bagian kita, siap?!"

TIM BASKET "SIAP!"

Disisi lain Area sekolah, Aqeela berdiri didekat pintu mobilnya. Vicky and Jolie nungguin dia.

Vicky " Qeel, lo nggak perlu dateng ke Final kalo lo gak mau. lo bisa kerjain tugas lo"

Mata Aqeela menunjukan tekad "gue harus dateng. gue harus liat wajah Fattah saat Harry menangin Final. itu akan jadi distraction gue yang paling efektif"

"oke, tapi lo udah cari info tentang Mr.X itu?" tanya jolie

"gue udah memindai semua dokumen tadi malem. ada indikasi bahwa Mr.X adalah pimpinan perusahaan tempat Fattah jadi eksekutif, Fattah bakal dateng ke Final hari ini. itu kesempatan gue"

Vicky menatap Aqeela serius "lo mau ambil bukti apa?"

"bukti yang bisa menghubungkan konflik kepentingan Fattah sama Papa gue. kalo Fattah yang nyabotase tim, dan Papa gue tau itu....itu bakal bikin kontrak ini batal. gue harus masuk ke ruang loker tim basket, tapi itu mustahil"

tiba-tiba Nichole muncul, berjalan santai menuju mereka.

Nichole menatap mereka satu-persatu "mau ke arena, bareng yuk?"

Aqeela mendekat ke Nichole "Nichole, gue butuh bantuan lo...lo punya akses"

"akses apa, Qeell?"

"gue butuh lo masuk ke ruang loker tim basket, dan nyari sesuatu yang berhubungan sama Fattah. ponsel cadangan, notes tersembunyi atau apapun"

Nichole terkejut "kenapa? ada apa sama Fattah?"

Aqeela memegang lengan Nichole, matanya serius. Vicky sama jolina menjaga jarak .

"gue gabisa jelasin sekarang, Nichole. tapi Fattah bukan orang yang kita kira. ini bukan hanya tentang gosip, ini tentang masa depan Harry dan gue. lo percaya gue, kan?"

Nichole menatap Aqeela, lalu Harry yang lagi naik bus tim "gue tau lo gaakan main-main, oke. tapi kalo gue dapet masalah, lo yang tanggung jawab"

di dalam mobil yang bawa tim Cheerleader, Sandrina duduk di depan. Rhea dibelakang, Rhea keliatan gelisah.

"Sandrina, lo yakin sama rencana props lo? itu terlalu formal. kita bakal ngerusak mood Harry"

"justru itu tujuannya, Rhea. Harry harus gagal, dia harus tau kalo dia gak layak buat Aqeela " Sandrina noleh ke belakang, sebelah bibirnya terangkat "Saskia, props itu udah disiapin kan? jangan sampe ada yang tau kita nyelepin itu"

THE CELESTIAL ALGORITHM Where stories live. Discover now