Beloved Salve

1.7K 108 8
                                    

PERINGATAN ! CERITA INI MENGANDUNG KALIMAT YANG MENJURUS PADA HAL-HAL YANG BERSIFAT DEWASA. KEBIJAKSANAAN PEMBACA DIPERLUKAN

===================================================================================


Aku tidak heran setelah putra tampan si raja munafik itu dinyatakan kena kutukan, populasi penduduk di negeri ini mengalami penurunan drastis. Bagaimana tidak, untuk mendapatkan kristal ajaib yang kabarnya dapat menyembuhkan kutukan sang pangeran, banyak penduduk nekad memasuki area kaki Gunung Batu Naga yang sudah berada di luar teritorial kerajaan. Mereka dibutakan dengan iming-iming emas dan melupakan satu fakta penting yaitu, makhluk supranatural bebas melakukan apa pun pada manusia yang berada di luar wilayah teritorinya. Sayangnya manusia sering terdaftar dalam menu makanan beberapa makhluk supranatural, jadi bisa ditebak apa yang terjadi pada sebagian besar manusia bodoh yang tak pernah kembali pulang itu.

Namun, dari seluruh korban yang berjatuhan, justru kaum perempuanlah yang paling banyak kehilangan nyawa. Bukan karena mereka ikut keluar mencari penawar racun untuk sang pangeran pujaan hati, melainkan karena sebuah tulah yang kabarnya muncul bersamaan dengan kutukan yang diterima pangeran. Tulah ini menyerang seluruh penjuru negeri, terutama anak-anak gadis, sehingga banyak dari mereka yang ditemukan meregang nyawa dengan berbagai sebab yang berbeda.

Akan tetapi, aku tahu kejadian yang sebenarnya tidaklah begitu. Kematian semua gadis di negeri ini tidak ada hubungannya dengan tulah, tapi justru berhubungan dengan rencana licik sang raja bermuka dua yang mereka agung-agungkan.

Walaupun aku seorang perempuan, aku sadar betul kematian tidak akan datang begitu saja padaku, apalagi melalui tulah yang hanya merupakan karangan si raja brengsek itu. Jadi di sinilah aku sekarang, mencari kematianku sendiri dengan melangkahkan kaki di Gunung Batu Naga.

Yah, berbeda dengan seluruh anggota rombongan kesatria tangguh utusan raja yang sedang berjalan mendaki gunung batu curam bersamaku ini, aku sama sekali tidak ingin kami berhasil mencapai puncak dan mendapatkan kristal ajaib itu. Aku justru sangat berharap kami dibantai oleh kaum supranatural, terserah ras apa pun itu. Aku bukan tipe orang yang memilih-milih pembunuhku, yang penting aku mati. Selesai.

Masalahku adalah, aku tidak bisa membunuh diriku sendiri, sepertinya tubuhku tidak di program untuk itu. Bahkan saat aku dengan sengaja masuk di antara pertempuran aku bukannya mati diserang, yang ada justru tubuhku bergerak menghindar dengan sendirinya sebelum dengan refleks membunuh siapa pun yang berpotensi merenggut eksistensiku di dunia ini.

Jika kau menganggap itu keren, maka ku sumpahi kau hidup selamanya, agar kau tahu tidak bisa mati itu benar-benar menyiksa.

Namun, nasib baik sepertinya memang tidak mau berpihak padaku, gua sang naga hanya setengah hari perjalanan lagi jauhnya. Kami hanya perlu mendaki tebing batu, mengetuk di dinding guanya dan ucapkan halo pada sang naga.

Sekarang satu-satunya harapanku tinggal si naga, semoga saja ia cukup cepat membunuhku sebelum aku sempat membunuhnya tanpa sengaja.

"Kita bermalam di sini." Terdengar samar suara seruan Xsa, salah satu teman seperjalananku. Aku sengaja berjalan jauh di belakang untuk menghindari tatapan lapar dari para kesatria sekaligus untuk mencari bahaya, atau lebih tepatnya mengirim sinyal pada para makhluk supranatural bahwa aku siap dibunuh.

Saat ini sebenarnya aku tidak merasa begitu lelah, tapi tetap saja aku merebahkan diri dan menatap ribuan bintang yang menghiasi langit.

Aku mengingat lagi tawaran raja yang sempat menggiurkanku. Lolipop merah yang benar-benar kurindukan rasanya itu, berputar-putar dalam bayanganku. Entah kapan terakhir kali aku merasakan sensasi nikmat itu di dalam mulutku. Lolipop legendaris yang cara membuatnya hanya diketahui oleh keturunan Raja Brian III.

Beloved SalveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang