Tak berselang lama, sebuah klakson mobil membuyarkan lamunannya.
Tok, tok, tok
"Gue masuk ya rin? " Teriakan dari seseorang yang dia hafal membuatnya langsung menjawab.
"Iya masuk aja, gak dikunci kok. "
Maira masuk ke dalam rumah Rinjani.
Tanpa basa basi ia langsung menuju ke ruang makan di mana Rinjani berada.
"Duduk aja ra. " Ucap Rinjani mempersilahkan.
"Ya, gue mau minta sandwich lo boleh gak? Atau segelas susu juga boleh. "
"Lo belum sarapan? " Tanya Rinjani sembari bangkit dari kursi.
"Hehehe, belum. "
"Yaudah, tuh sandwich nya makan aja. " Ucap Rinjani sembari mengambil gelas untuk membuat susu.
"Thanks ya, 10 menit kayak nya cukup deh. " Maira melihat jam tangan nya yang sudah menunjukkan pukul 06.15.
"Cukup cukup, ini susunya." Rinjani kembali duduk seiring dengan segelas susu yang ia letakkan di meja.
Maira meneguk susu dengan cepat dan memakan sandwich secara terburu-buru.
"Lho, katanya 10 menit? " Ucap Rinjani terheran-heran ketika Maira langsung beranjak dari tempat duduknya dan menarik Rinjani untuk segera masuk mobil.
"Gue lupa belum ngerjain PR ege. "
Rinjani hanya mengangguk sembari membuka pintu mobil.
"Rin, lu aja yang nyetir. "
"Hmm."
Rinjani duduk di kursi kemudi dan mulai menjalankan mobil pajero sport milik Maira.
Sebenarnya Rinjani sudah memiliki SIM, tapi karena mobilnya sering di bawa ibu nya dan motornya juga sudah rusak, ia setiap hari harus berangkat bareng dengan Maira atau paling tidak naik taksi, kalau ibunya berangkat kerja pagi.
"Rin, pliss cepetan dikit. "
Maira greget dengan cara menyetir Rinjani yang menurutnya sangat pelan.
Padahal bagi Rinjani ini sudah berada di kecepatan yang standar.
Rinjani hanya mengangguk pasrah.
Dan mulai melajukan mobilnya dengan cepat.
Sampai ia tak menyadari bahwa di depannya ada seorang laki-laki yang membawa motor sport.
"Eh, eh rin rem nya. " Maira mengguncang bahu Rinjani.
Rinjani mencoba menginjak rem, tapi tetap saja bagian depan mobilnya menyentuh motor si pengemudi.
Dan membuat motor itu terjatuh beserta pengemudinya.
"Aduhh rin, mampuss kitaa. "
"Ck, ini juga salah lo ra. "
Baru saja Rinjani mau turun untuk menolong laki-laki itu.
Tapi lelaki itu sudah dahulu mengetuk kaca mobilnya dengan keras.
"BISA NYETIR GAK SIH TURUN LO!! " Lelaki itu berteriak dg kencang.
Rinjani dan Maira turun, karena si pengemudi mengenakan helm full face, jadi ia tak bisa mengenali wajahnya.
"Sorry, gue ganti rugi kok. "
"Iya, maaf ya kak kami janji bakalan ganti rugi. " Maira melanjutkan ucapan Rinjani.
"Ck, ganggu gue aja. " Lelaki itu menatap Rinjani dengan seksama setelah itu berucap lirih.
"Rinjani? "
Rinjani memiringkan kepalanya.
Kenapa lelaki ini kenal dengan dia.
Begitu pula dengan Maira yang terheran-heran.
Lelaki itu mencopot helm full face nya, hingga terlihat mukanya.
Rinjani tak percaya dengan apa yang dilihatnya, tanpa sadar dia berucap.
"Narendra? "
"What? Kalian saling kenal? "
Rinjani maupun Narendra hanya saling pandang tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
***
Haloo ini karya kecil kecilan nyaa author, plsss bacaa ya guysss.....
[01.] prolog
Mulai dari awal
