"Ini tinggal nyempurnain dikit doang, lo mau bantu gue apa gimana?"
"Ya gak lah, gue kan gak bisa tolol. "
"Heh Maira, kalo kamu gak bisa bantu gausah telpon tolong, ini waktunya udah mepett." Ucap Rinjani sembari melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas.
"Iya iya, Mbak Rinjani, besok jangan lupa sekolah."
"Hm.. Udah ya gue tutup. "
Tanpa menunggu jawaban sahabatnya itu.
Rinjani langsung memutuskan panggilan nya.
Salah nya Maira telepon kok pada waktu genting.
End sudah selesai, dan penyempurnaan juga sudah selesai.
Rinjani meluruskan kaki dan tangan nya.
Rasanya pegal sekali hampir seharian bergumul dengan laptopnya.
"Hoahmm... ngantuk banget, tidur aja deh. "
Rinjani mulai menutup laptopnya.
Mematikan lampu dan memasang alarm di jamnya.
Ia memastikan saja bahwa besok tidak telat masuk sekolah.
***
Rasanya baru 5 menit ia tertidur lelap.
Jam alarm nya sudah berbunyi saja.
Bunyinya yang memekakkan telinga membuat Rinjani langsung terbangun dari tidurnya.
Ia meraih jam di nakas dan mematikan alarm nya.
"hoahmm... perasaan baru 5 menit deh. " Ucap Rinjani sembari tangannya mengucek mata.
Mau tak mau ya harus mau, ini sudah jam setengah 6.
Ia harus segera bersiap siap untuk pergi ke sekolah, ia tak mau jika nanti kena semprot guru gara gara ia terlambat.
Setelah selesai mandi, ia mengenakan seragam plus dengan jas almamater nya.
Melihat matahari yang bersinar cerah dari jendela kamarnya.
Bisa dipastikan bahwa hari ini akan upacara.
Dengan langkah gontai, sembari menggendong ransel pink kesayangannya.
Ia turun kebawah untuk sarapan.
"Dapur sepi banget deh, Mama pasti udah berangkat kerja. "
Ia menaruh secarik kertas di meja makan, dan membaca isinya.
for Rinjani.
Maaf ya, mama harus berangkat pagi pagi banget.
Ini mama udah nyiapin sarapan sama bekal buat adek, dimakan ya...
Rinjani tersenyum membaca surat dari mamanya.
Ia menarik satu kursi dan duduk sembari menikmati sandwich buatan ibu nya.
"Hari ini naik taksi apa suruh Maira ke sini aja ya? "
Rinjani membuka ponselnya dan menelepon nomor sahabatnya.
"Halo ra. "
"Iya ada apa? "
"Hari ini bisa jemput gue di rumah gak? Mama udah berangkat tadi pagi ternyata. "
"Bisa-bisa, tunggu bentar gue otw. "
Tut...
Panggilan diputuskan oleh Maira sebelum Rinjani membalas ucapannya.
Rinjani hanya mengangkat bahunya dan melanjutkan sarapannya.
Satu sandwich sudah habis, begitu pula satu gelas susu hangat yg dia buat tadi.
[01.] prolog
Start from the beginning
