1 year ago (jogja, 18 maret)
"Ketika rahasia terungkap, logika atau kebenaran yang kau percaya?"
"Aaaaahhh...!!!!" Risa menggeliat dari tidurnya, membuka matanya perlahan yang silau karna matahari menyusup melalui celah jendela, kicauan burung bernyanyi terdengar indah, Risa bangkit lalu duduk sejenak mengumpulkan nyawanya, tak lama ia beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri,
"hemm, hari ini kemana yaa? Sepertinya Jalan-jalan bareng Aurel bukan ide yang buruk" fikir Risa sambil tersenyum menyusun recana untuk menghabiskan hari libur bersenang-senang bersama sahabatnya, ia menatatap pantulan diri dicermin yang memperlihatkan senyum ceria, memoles make up tipis diwajahnya dan menata rambut yang dibiarkan tergerai dengan sedikit curly di ujuangnya menambah kesan feminim dan cantik alami Risa, setelah dirasa penampilannya cukup, Risa bergegas keluar dari kamarnya untuk sarapan bersama Papa dan Mamanya setelahnya ia akan langsung menuju Apartemen Aurel,
"dia pasti tak akan menolak jika di ajak bersenang-senang" gumam Risa sambil membayangkan ekspresi kegirangan Aurel sahabatnya yang membuatnya gemas ingin segera bertemu,
"pagi Pa, Ma..." sapa Risa ketika memasuki ruang makan "ehh pada kemana? Kok tumben gak ada orang?" tanya Risa, karna yang disapa tak ada diruangan itu, biasanya mereka pasti menunggu Risa bersiap untuk sarapan bersama, terlebih lagi sejak beberpa minggu kepulangan Risa dari study nya di Italy mereka selalu menghabiskan waktu bersama untuk mengobati rasa rindu beberapa tahun, karna jarak yang teramat jauh saat itu mereka hanya bertemu beberapa kali dalam setahun, tapi lihatlah sekarang ? bahkan kedua orang tuanya meninggalkannya sarapan sendirian? OMG !!! Risa mengerutkan kening karna kesal dan mencari keseluruh ruangan untuk menemukan keberadaan mereka ketika langkahnya hampir menuju ruang kerja papanya, sayup-sayup ia mendengar dengar seseorang sedang berbincang dengan Papanya,
"emm, pantaslah kalian meninggalkanku, ternyata ada tamu sepagi ini?" gumam Risa tersenyum sambil mendekati ruang kerja, mengetuk pelan, lalu membukanya, karna ruangan itu cukup luas sepertinya tak ada yang menyadari kehadirannya.
"Pa.." ucapan Risa terpotong
"harus sampai kapan Arya! aku sangat merindukan Putriku, bagaimana mungkin kami orangtuanya hanya bisa memantaunya dari jauh! Bukankah ini sudah cukup" ucap seorang laki-laki paruh baya,
Risa yang sudah sampai setengah jalan pun seketika terdiam mendengarnya, ia ragu untuk melangkah mendekati Papa dan Mamanya, takut mengganggu percakapan mereka yang sepertinya cukup serius, Risa hendak berbalik meninggalkan ruangan itu sebelum dia mematung mendengar hal lain yang sangat mengejutkan,
"Jovian, kau tau resiko apa yang akan kita hadapi jika kita mengungkap semua ini, Robert tak akan tinggal diam, aku takut terjadi apa-apa dengan Risa"
"Risa itu putriku Arya! Harusnya aku juga menjaganya bukan hanya kalian !" teriak lelaki yang dipanggil jovian,
DEGHH !!!
Bagai boom yang tak terdeteksi menghantam keras tepat didadanya, tercekat hingga nafasnya terasa sesak, oksigen tak bisa lagi terhirup hingga jantungnya seolah berhenti berdetak, untuk sejenak Risa merasakan waktu seakan terdiam, memutar kembali memori tentang perkataan yang baru saja ditangkapnya tapi percuma, seakan logikanya menolak untuk membohongi diri jika ia tak memahami maksud perkataan itu! tanpa sadar bulir bening mengalir dipipinya, menumpahkan sesak yang mengusik dadanya, besar keinginan untuk berteriak dan bertanya kepada mereka yang mendebatkan dirinya,
"ada apa ?!!! siapa mereka !"
"katakan yang sebenarnya !"
"apa yang kalian sembunyikan ?"
ŞİMDİ OKUDUĞUN
SINGULARITY
RomantizmBayangannya! Suaranya! jelas terasa dibalik kegelapan, aku mendengarnya! aku bisa meraskan kehadirannya yang selalu mengawasi tapi tak pernah menunjukkan diri, dalam kesunyian aku terjebak, terjerat dalam ilusi, membawaku pada kehancuran. terikat ol...
