29

12 6 0
                                        

"Adain api unggunan," jawab Alvin.

Terdengar tak asing, namun perkataan Alvin yang tak baku membuat benak pikirnya ingin bertanya. "Maksudnya gimana?" tanya Mirza, yang tak mengerti apa yang baru Alvin katakan padanya.

"Kaya anak Pramuka gitu, Za, kita muterin api unggun, masa lu gak tau," jawab Alvin, dan menjelaskan secara perinci mengenai ide yang dimaksudnya.

"Owh, bilang dong," timpal Mirza. "Kan gw paham kalo gitu," ucap Mirza, yang baru bisa mencerna perkataan Alvin.

"Boleh aja, tapi lu yang atur, ya," timpal Mirza. "Gue males soal ngatur-ngatur soalnya," ucapnya, yang tak ingin ribet.

"Iya, gw yang atur," ucap Alvin. "Oiya, ngomong-ngomong, anak-anak pada kemana, Za?" tanya Alvin, merasa tak melihat temannya selain tenda dan pepohonan.

"Gak tau gw juga," jawab Mirza. "Lagian, 'kan, dari tadi gw sama lu," ucapnya, dan mengeaskan jika dirinya sedaeitadi tak lain bersama Alvin.

"Iya juga, pada kemana, ya," ucapnya, dengan wajah setengah bingung. "Apa mereka nyasar lagi," celetuk Alvin, dan berpikir aneh soal temannya.

"Astaghfirullah, jangan mikir gitu Vin, positive aja mereka lagi jajan atau apa," timpal Mirza, untuk Alvin senantiasa berpikir positive mengenai temannya yang lain.

"Di Tenda kali, ya," seru Alvin.

"Iya juga, kita belum cek ke tenda lagi," timpal Mirza.

Mirza dan Alvin melangkah menuju Tenda...

____

~ (S) setibanya di tenda ...

Setibanya di tenda, Alvin masuk untuk memastikan apakah ada seseorang didalam atau hanya angannya saja. "Srttt," suara seleting tenda. Alvin menonggolkan kepalanya, dan hanya membuka sebagian saja.

"Ada siapa, Vin?" tanya Mirza.

"Ada si Kelvin doang, Za," jawab Alvin.

"Si Arel, Reval, Ryo pada kemana, ya," ucapnya, dan setengah khawatir kepada temannya.

"Gak tau, kemana tu bocah, ya," celetuk Alvin. 'Pada kemana ya, mana gelap banget lagi,' gumam Alvin dalam batin.

Taka lama terasa rintik hujan yang turun perlahan. "Za, kayanya api unggunannya gak jadi," ucap Alvin, sambil menatap kearah langit-langit.

"Kenapa emang, Vin?" tanya Mirza.

"Kayanya hujan bakal deres ini," jawab Alvin.

Tanpa aba-aba yang jelas tiba-tiba Alvin dan Mirza, riba dikagetkan degan hujan yang perlahan deras. (Suara hujan.) Untungnya mereka berdua berposisi sedang berada dekat dengan tenda. "Untung aja, kita gak lagi di jalan, Za," celetuk Alvin.

"Iya, kalau enggak, dah basah baju kita ini," timpal Mirza.

"Anak-anak pada gimana ya, Vin. Gw khawatir sama mereka," ucap Mirza, merasa amat khawatir dengan temannya yang lain.

"Semoga aja, mereka gak kenapa-napa," timpal Alvin. "Amiin," ucap serentak.

"Za, lu laper gak?" tanya Alvin, mengikuti jalan pikirnya.

"Enggak," jawab Mirza. "Kenapa emang?" tanyanya.

"Gw laper," timpal Alvin.

"Masak lah, kalau laper," celetuk Mirza, dan menyuruh Alvin untuk masak.

"Kompor ada di tenda nya si Kevin," timpal Alvin.

"Pipin, 'kan, udah gw bilang, kalau kompor bawa aja, malah di titipin," ucap Mirza, dan berterus terang mengenai kompor yang di titipkan pada Kevin.

My soulmate is my enemyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora