4. TO YOUR RIGHT IS WHAT WE CALL DISASTER.

2.3K 315 44
                                    

But a hush breathes out of the dream-light

That far in heaven is orbed.

-Men of Verdun, Laurence Binyon, 1914.


Tubuhku sudah kuat bergerak sendiri, jadi aku berlari mengikuti Cora dan Barney ke arah jeritan itu—dari dalam Disaster. Mereka menembus hutan ini dengan cekatan (apa mereka sudah menyiapkan ini?), dan tidak makan waktu lama hingga kami tiba di sebuah bukaan.

Kesan pertama: ngeri.

Sebuah lingkaran sihir yang sangat besar, tersusun dari ranting dan goresan kapur, sudah ada di tanah. Ada lima lilin mengelilingi lingkaran itu, empat mati dan satu menyala dengan api yang menjilat sangat tinggi seperti api unggun raksasa. Ada seorang gadis di dalam lingkaran itu, bersandar mundur ke lengannya, berusaha dengan putus asa mendorong diri keluar dari lingkaran itu tetapi tidak bisa.

Tangan Cora memelesat ringan ke dalam tas di sabuknya, seakan tas itu tidak ditutup sama sekali, dan mengeluarkan sekeping logam—sebilah pisau ritual. Ia langsung beraksi, menggumamkan beberapa kata, dan mulai memotong udara di atas lingkaran sihir itu dengan pisaunya: aku bisa melihat sesuatu terpotong di sana, seakan-akan sebuah gorden tak kasatmata tersobek oleh pisau itu. Selama sepersekian detik, aku bisa melihat lembar-lembar kain tak kasatmata sobek dan jatuh sementara Cora terus memotongnya untuk menghentikan ritual itu.

Ada pekikan dari atas.

Cora tidak terkejut, tetapi penyihir di dalam lingkaran itu jelas terkejut. Begitu juga Barney.

Begitu juga aku.

Terbang di atas kami dengan bebas, bersayap kulit pucat dengan rentang sayap enam kaki yang sangat mengintimidasi, adalah seekor vampir.

Vampir sungguhan.

Aku tidak bisa melihat terlalu jelas karena saat itu gelap dan makhluk itu terbang di arah bulan, jadi aku cuma bisa melihat siluetnya. Tetapi aku berani sumpah itu adalah vampir asli.

Seperti seharusnya, makhluk itu mempunyai ciri-ciri kelelawar. Sayapnya sebenarnya lebih mirip sayap pterosaurus daripada kelelawar—makhluk ini mirip naga, perwujudan Iblis, berubah karena dikutuk oleh apa pun itu kejahatan yang dilakukan si vampir sebelum mati.

Dia memindai bawah dan melihat kami.

Matanya adalah satu-satunya hal yang terlihat—kedua mata itu bersinar terang, seperti mata kucing, tetapi bentuknya seperti mata manusia. Kecuali untuk warna irisnya yang merah terang dan pupilnya yang segaris seperti ular.

Dia menyeringai dengan cengiran yang berisi taring semua. Lalu dia mendesis.

Yup.

Pasti vampir.

Delapan belas tahun di Calamity dan ini vampir pertama yang pernah kulihat.

Dan mungkin yang terakhir.

Desisan vampir itu berubah menjadi sebuah pekikan yang menulikan seraya dia berputar ke arah atas dalam gerakan spiral. Lalu, begitu dia berhenti bersuara, dia menukik seratus delapan puluh derajat ke arah tanah.

Bukan, bukan tanah.

Dia menukik ke arah kami.

Barney langsung mengangkat satu tangan dan berbicara bahasa asing yang terasa banyak menggunakan suara tenggorokan. Beberapa hieroglif bersinar dan beterbangan di udara sekitarnya selama beberapa saat sementara dia mengucapkan mantranya—oh, berarti mungkin bahasa Mesir kuno—dan begitu mereka menghilang, sebuah pusaran angin kecil terbentuk di atas tanah dan mulai menembakkan bebatuan di tanah ke arah si vampir.

Gravedancer [ID]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang