Taeyong juga tidak mengada-ada, dia juga tadi menyempatkan diri datang kerumah Jaehyun melihat seberapa kacaunya rumah tersebut diterpa badai.
Didalam keterdiaman Jaehyun memperhatikan semua gerak-gerik Taeyong yang sangat lembut dan santai, menjawab semua pertanyaan seputar desa serta rumah Jaehyun yang si pemilik rumahnya saja tidak terlalu peduli.
Kini Jaehyun dan Taeyong benar-benar pamit untuk ke balai desa meletakan barang-barang terlebih dahulu lalu segera menyusul warga lain menuju restoran Yoona.
Begitu sampai Doyoung, Jungwoo, dan beberapa warga yang sebelumnya membenahi rumah, ikut berkumpul disana. Tanpa harus pusing duduk dimana, Jaehyun dan Taeyong bergabung dimeja Doyoung, Johnny dan Yuta.
Banyak juga para nelayan yang sekarang baru saja pulang karena faktor cuaca membuat mereka kesulitan mencari ikan, ikut serta berkumpul juga di restoran Yoona.
"Bagaimana rumah? Apa sudah selesai?" Jaehyun menatap Doyoung duduk di hadapannya, Doyoung mengangguk tanpa lepas memanggang daging.
"Untungnya Jungwoo beserta yang lain membantu, jika tidak, aku tidak tau." Gumam Doyoung mengingat bagaimana penampakan rumah tadi pagi.
"Sehabis ini jangan lupa mengunci double semua pintu karena memang angin badai tahun ini sangat besar. Tadi pagi juga tiang jemuran ku sudah terbang keluar pagar rumah." Yuta menimpali sambil memakan dagingnya, sedikit beruntung hanya tiang jemuran saja yang copot, tidak sampai separah rumah Jaehyun.
Jungwoo terkekeh geli. "Kan sudah ku beritahu dahulu hyung, beri semen di penyanggah tiang jemuranmu."
"Aku juga tidak tau akan separah itu."
Semua mengangguk membenarkan, memang entah mengapa tahun ini badai sangatlah ganas daripada tahun-tahun sebelumnya padahal saat ini masihlah dimusim panas, jika ada di musim hujan mungkin akan lebih parah lagi.
Taeyong bergerak membuat duduknya bisa melihat semua warga desa, ingin memberikan kabar yang ia terima tadi di balai desa. "Para warga! Tadi aku menerima kabar bahwa sinyal juga terputus karena ada tiang listrik jatuh menimpah kabel sinyal. Sekarang masih ditahap perbaikan."
"Pantas saja tadi aku cek handphone ku, tidak ada jaringan sama sekali." Jaehyun melirik Doyoung setelah berkata seperti itu sedangkan Doyoung sudah menatap Jaehyun was-was.
Lalu Jaehyun memberi gestur tubuh mengangkat bahunya membuat dahi Doyoung berkerut kebingungan, tumben sekali begini respon Presdir nya yang setiap saat memantau semua kabar dari perusahannya.
Namun Doyoung tidak mau ambil pusing, sekarang memang saatnya tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Jaehyun mungkin sudah percaya pada ayahnya yang memegang kendali.
Mereka mulai menikmati makanan membuat meja mereka hening, menikmati makanan yang sudah enak menjadi tambah enak lagi selepas kelelahan kerja, mereka akan bersuara hanya ketika meminta sesuatu.
Hanya saja dalam keterdiaman itu tidak ada yang sengaja ataupun disengaja melihat interaksi Jaehyun dan Taeyong yang duduk bersebelahan. Kedua anak Adam itu saling membagi makanan mereka.
"Ini makan lah..." Kata Jaehyun setelah meletakkan daging hasil panggangannya tepat di piring Taeyong, mengumpulkan daging itu menjadi beberapa potong agar Taeyong tidak perlu repot-repot menunggu daging matang.
Taeyong tidak mengatakan apapun, dia memakan daging yang Jaehyun beri kepadanya. Jaehyun hanya mampu tersenyum lembut melihat lahapnya Taeyong makan sekarang.
"Melihatku tidak akan membuatmu kenyang." Kata Taeyong makin menarik sudut bibir jaehyun keatas, menampilkan kedua titik cacat tampan terpampang di pipi.
YOU ARE READING
INSIDE LIKE THE OCEAN [Jaeyong]
Science Fiction[INI HOMO! NGGA AKAN NANGGUNG KALAU TETAP KEJEBAK DISINI!?! HARAP BIJAK!] "Aku tidak pandai menyelam tapi jika kamu menyuruhku menyelam untuk mengukur perasaan ku, disana kau akan tau sedalam apa cintaku itu." Hanya kisah perjuangan Jaehyun yang ing...
04. INSIDE LIKE THE OCEAN
Start from the beginning
![INSIDE LIKE THE OCEAN [Jaeyong]](https://img.wattpad.com/cover/397727891-64-k236135.jpg)