04. INSIDE LIKE THE OCEAN

28 2 0
                                        

        MATAHARI telah terbit tidak terlalu tinggi, warga desa sedang di sibukkan membetulkan beberapa kerusakan yang terjadi akibat badai kemarin sore, termasuk Doyoung dan Jaehyun yang sekarang memakai rompi berwarna biru itu, bergabung bersama unjuk kepedulian akan sekitar.

Walaupun awalnya hanya Doyoung yang mau namun tidak lama saat Doyoung baru saja keluar, ia berteriak memanggil Jaehyun sampai sang pemilik nama lontang-lantung keluar dari rumah dengan wajah bantal khas orang baru bangun tidur.

Bukan hanya Doyoung yang terkejut, Jaehyun pun begitu. Melihat keadaan rumah mereka yang jauh dari kata baik. Bangku didepan rumah sudah patah menghantam pagar batu, pintu gudang sudah patah mungkin karena di terpa angin kencang sampai beberapa guci tempat fermentasi kimchi dan beberapa pelengkapnya pecah. Padahal itu dari warga desa.

Hingga Jaehyun mau tak mau pun ikut bergabung membetulkan desa, kini Jaehyun sedang memegangi tangga yang Taeyong gunakan membenarkan lampu jalan.

Sebelum itu Jaehyun dan Taeyong memperdebatkan siapa yang akan membenarkan lampu namun Jaehyun berakhir mengalah karena sejujurnya ia tidak bisa membenarkan lampu panjang besar itu.

Membiarkan beberapa warga sibuk dirumahnya membenarkan bangku serta pintu gudang sedangkan Jaehyun merepotkan diri untuk Taeyong.

Dari semua rumah yang menghadap langsung ke lautan, rumah Jaehyun lah yang cukup parah. Faktor utama itu terjadi ialah keterbatasan pengetahuan mereka dalam menangani hal itu. Karena bagi mereka berdua, menutup pintu rumah rapat-rapat sudah lah cukup.

Ternyata tidak.

Pintu gudang yang memang memakai ganjalannya kayu sudah rapuh hingga tak mampu melawan kuatnya badai pertama.

"Sudah?" Tanya Jaehyun saat Taeyong sudah turun, melepaskan sarung tangan miliknya lalu mengangguk.

"Sudah, sejauh ini cuman beberapa lampu saja yang putus." Mereka berdua memandangi lampu yang sudah terpasang hasil kerja Taeyong.

Jaehyun melipat tangga yang mereka bawa sedangkan Taeyong menyusun alat-alat untuk membenarkan lampu kedalam kotak.

Tidak lama sebelum mereka pergi ke balai desa untuk meletakkan barang-barang yang mereka bawa, segerombolan warga turun sambil bercengkrama riang bersama anak-anak yang tadinya ikut membantu, asik sendiri mengekori di belakang para warga.

"Wah, apa semua sudah selesai?" Tanya Taeyong begitu mereka melewati warga tersebut.

"Sudah ketua lee, sudah bersih!!" Jawab bibi Kim semangat akan hasil kerja mereka yang membersihkan lingkungan.

"Kalau begitu, aku akan meneraktir warga disini makan di restoran Yoona noona." Semua warga berseruh gembira mendengarnya, sebenarnya hal ini sudah biasa Taeyong berikan, bergantian makan di restoran warga desa selepas kerja bakti, kini giliran restoran Yoona.

"Tidak perlu seperti itu ketua Lee, hari ini gratis makan di restoran ku!" Makin bersorak kegirangan mereka saat mendengar Yoona berkata begitu.

"Eh ada si tampan kita disini." Sembur bibi Kim saat sadar bahwa Jaehyun ada diantara mereka, Jaehyun hanya membungkuk menyapa sopan karena tidak tau harus berbuat seperti apa.

"Bagaimana keadaan rumahmu Jaehyun? Apa semua makanan yang disimpan di dalam gudangmu tidak tersisa lagi?" Tanya nenek mori mengingat apa yang terjadi tadi pagi dirumah lelaki matang itu.

"Tidak tau nenek, aku sendari tadi bersama Taeyong." Jawab Jaehyun tersenyum tipis pada nenek mori yang terdiam kebingungan, melirik Taeyong yang terkekeh.

"Iya nenek mori, Jaehyun belum sempat kerumahnya karena dia membantuku. Tapi dari yang ku lihat sepertinya hampir semua makanan yang disimpan tidak bisa diselamatkan lagi." Beruntung Taeyong memberitahukan kabar itu, mengambil alih kerja Jaehyun untuk menjelaskan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

INSIDE LIKE THE OCEAN [Jaeyong]Where stories live. Discover now