02. INSIDE LIKE THE OCEAN

46 5 0
                                        

      PAGI hari yang indah untuk memulai kegiatan namun melihat ke rumah lama yang baru terisi, tidak ada satupun dari penghuni nya mau bangkit dari pembaringan.

Dari kamar masing-masing masih terlihat jelas Jaehyun dan Doyoung tidur sangat lelap, membiarkan tirai kamar tertutup tanpa mau di buka, alasan mereka tentu saja agar tidak menganggu mereka tidur.

Namun warga mulai beraktifitas seperti biasa, melintasi rumah mendiang nenek dan kakek Jaehyun dengan penuh tanya, siapa yang menempati rumah itu setelah sekian lama di biarkan kosong tanpa ada yang datang.

Taeyong yang baru saja datang dengan rompi biru tersenyum saat orang-orang berkumpul di depan rumah Jaehyun, ia pun menghampiri.

"Ada apa? Apa kalian mau mogok kerja bakti hari ini?" Tanya Taeyong mengalihkan perhatian mereka, seorang pemuda seumuran anak keduanya maju menghadap Taeyong.

"Paman, semua orang bertanya-tanya siapa yang ada di dalam rumah begitu melihat pagar tidak di gembok lagi. Apa kau tau siapa yang ada didalam sana? Apa mungkin hantu?"

Taeyong membungkukkan badannya agar lebih leluasa melihat wajah anak itu, mengelus rambutnya lembut penuh kasih sayang. "Haechannie, apa kau tidak pergi ke sekolah? Lihatlah ke belakang, mereka menunggu."

Anak itu adalah anak dari orang tersohor di desa mereka bernama Haechan Suh. Haechan menoleh kebelakang, ternyata memang anak-anak disana sudah menunggunya untuk pergi ke sekolah bersama-sama.

"Kami pergi sekolah!!!" Teriak mereka, disana juga ada Mark bersama teman-temannya, membungkuk bersama-sama sebagai salam perpisahan yang diajarkan saat melihat yang lebih tua.

Dibalas lambaian tangan dan ucapan hati-hati dijalan dari warga desa.

"Ketua Lee, apa benar memang ada penduduk baru tinggal disini?" Wanita paruh baya yang sering di sapa Nenek Mori pun ikut penasaran.

Senyum khas Taeyong keluar, ia tersenyum manis yang sangat disukai semua orang.

"Jaehyun cucu dari nenek Jung datang liburan kesini bersama temannya, kita buat mereka nyaman ya." Semua mengangguk penuh semangat.

Hingga tak lama wakil kepala datang bersama ayahnya Haechan, berdecak pinggang saat melihat warga malah diam berdiri.

"O'ho! Apa yang kalian lakukan? Kalian buang-buang waktu." Ia menggeleng tidak habis pikir, bertanya-tanya kenapa bukan langsung memulai kerja bakti nya saja.

"YA! KAU SEHARUSNYA CEPAT DATANG! BUKAN MALAH MEMARAHI KAMI! DASAR WAKIL TIDAK BECUS!" Sekarang gantian warga yang terlihat tidak terima dengan perkataan sang wakil ketua.

Mereka membubarkan diri, mengambil tugas masing-masing dan langsung berpencar tanpa mempedulikan Yuta yang masih terdiam tidak percaya.

Sebagai ketua, Taeyong hanya menghela sambil melirik wakil ketuanya. "Apalagi Yuta? Sekarang ayo kita bekerja." Ujar Taeyong pergi disusul Johnny yang tidak mau kena imbasnya juga.

Yuta mendengus jengkel, mengikuti Taeyong yang mengontrol sambil membantu semua pekerjaan warga, mulai dari membersihkan dekat pantai ataupun perumahan mereka.

Mereka harus terus memelihara kebersihan lingkungan sekitar pantai agar nanti para turis datang untuk berlibur di pantai mereka, tidak melihat kotornya tempat ini.

Berkat Taeyong juga sebagai kepala desa semua yang ada di desa mereka berjalan dengan baik, sangat damai dan tentram juga tak luput menarik banyak minat lokal maupun manca negara untuk datang berlibur ke sini.

INSIDE LIKE THE OCEAN [Jaeyong]Where stories live. Discover now