Deretan mobil dengan merk dan hasil modifikasi yang berbeda terparkir sedikit menyerong di kedua sisi jalan raya pusat Kota Los Angeles. Semua berkumpul untuk memenangkan hadiah yang seringkali diberikan secara cuma-cuma oleh pengelola. Tak jarang pula peserta ataupun penonton ikut menyimpan sejumlah uang tunai—nampak seperti taruhan—agar hadiah yang diterima oleh sang pemenang berjumlah dua kali lipat lebih banyak. Benar-benar menggiurkan untuk di coba. Wajar saja, jika muda-mudi berusia sekitar 15 sampai 25 tahun rela mengurangi waktu istirahat mereka di malam hari hanya untuk mengikuti ajang balap liar ini.
Juru tutup jalur baru saja memberi komando pada beberapa anak buahnya yang bertugas di masing-masing persimpangan jalan untuk segera mengambil posisi. Agar saat balapan berlangsung, para peserta dapat melancarkan aksi mereka dengan aman alias tidak ada gangguan dari pihak luar–pengguna jalan umum.
Mesin mobil Toyota Supra MKV 1995 milik Leon sang raja balap baru saja dinyalakan. Mobil yang memang sengaja dibeli sebagaimana sejak kecil Leon sangat mengidolakan salah satu tokoh dalam film action laga Fast & Furious yakni Paul Walker yang berperan sebagai Brian O’Connor (polisi yang kemudian memilih untuk bergabung dengan kelompok pembalap jalanan). Selain karena performa dan designnya yang cukup membuatnya geleng-geleng kepala, mobil ini merupakan peninggalan paling berharga dari sang ayah yang akan ia jaga sampai kapanpun dan tak pernah lekang oleh waktu.
Melihat kesiapan dari 3 peserta lain yang menjadi lawannya malam ini–yang salah satu diantaranya adalah sahabat sekaligus montirnya di bengkel yakni Seth, membuat Leon langsung menoleh ke arah anak laki-laki berusia 15 tahun itu untuk mengingatkan agar tidak melakukan kecurangan sebagaimana Seth anak paling kecil di arena balap ini dan seringkali mengumpat karena tidak terima saat kalah.
Tak lama kemudian, hitung mundur berdasarkan traffic light sebagai tanda bahwa balap akan dimulai yang semula berwarna merah baru saja berubah menjadi kuning. Dengan posisi tangan kiri di kemudi dan posisi tangan kanan di persneling, Leon mulai menginjak gas serta mengangkat perlahan kaki kirinya yang semula menginjak kopling saat lampu hijau menyala di atas sana.
Balapan baru saja berlangsung, Leon yang memang suka bermain-main memilih untuk bersantai di awal lap dan tetap berada di posisi kedua sebagaimana ingin menyaksikan para lawannya bersaing. Dan benar saja, tepat di tikungan pertama yang mengharuskan mereka semua untuk melakukan trik drifting—dilakukan saat mobil sedang dipacu dalam kecepatan tinggi dan harus membelokkan stir tanpa mengurangi kecepatan dengan cara membiarkan ban belakang slip dengan alur yang lebih besar dibandingkan ban depan, dalam waktu sepersekian detik ia bisa melewatinya dengan lancar. Berkat alat komunikasi berukuran kecil yang terpasang di mobil, Leon dapat mendengar suara Seth yang terdengar kegirangan di belakang sana usai melihat aksinya. "Whoaa.. Good job, brother!"
"Sekarang giliranmu, anak nakal." Ledek Leon sambil melihat ke arah kaca yang berada di atas kepalanya dan mendapati Seth tengah melewati tikungan tajam itu.
"Yipi!!" Ucap Seth lagi yang terlampau gembira karena telah berhasil melaluinya.
Namun sayang sekali, lawan mereka yang berada di posisi keempat—belakang Seth—gagal untuk melanjutkan balap karena bumper bagian belakangnya menyenggol traffic cone. Sebagaimana hal itu merupakan sesuatu yang dilarang dalam balap kali ini, maka pembalap urutan keempat resmi di diskualifikasi.
Merasa sudah cukup bermain-main terlebih trek kali ini tidak sepanjang biasanya, Leon pun memilih untuk menggunakan NOS—mengandung Nitrous Oxide atau N20 (Dinitrogen Oksida) yang dapat membuat tenaga mesin mobi meningkat cukup drastis—karena harus mengejar ritme lawannya yang berada di posisi pertama. Saat berada di trek lurus dengan posisi mobil yang hampir bersebelahan, Leon menyadari jika sang lawan sedang merencanakan sesuatu agar ia tidak dapat melanjutkan balapan. Namun bukan Leon namanya jika tidak dapat mengatasi berbagai macam tipu daya yang kemungkinan terjadi di trek balap. Seperti halnya sekarang, disaat sang lawan membanting stir mobilnya ke arah kanan berusaha untuk membuatnya kalah, Leon justru menginjak rem lalu memutar stir ke arah kiri dan kembali mengemudi dengan tenang. Nahas, sang lawan lah kehilangan kendali dan justru mengalami kerusakan mobil akibat menabrak pembatas jalan yang berada di sisi kanan mereka. Sebelum pergi menjauh, Leon sempat melihat lawannya memukul stir mobil beberapa kali untuk melampiaskan kekesalan. Menyadari hal itu, tentu saja membuat Leon dan Seth sebagai 2 peserta yang tersisa tertawa puas. Terlebih beberapa meter lagi mereka sampai di garis finish.
Kini di depan mereka terdapat 2 jalur yang terpecah karena ada rel kereta api di bagian tengah jalan. Leon memilih jalur kanan dan Seth memilih jalur kiri. Keduanya pun sempat tertawa sambil bersahut-sahutan sampai akhirnya Leon kembali menginjak gasnya cukup dalam saat jalur kembali menyatu.
Sebagaimana garis finish baru saja mereka lewati, maka Leoniles Carrington atau kerap disapa Leon si anak 17 tahun yang mahir menguasai trek kembali meraih gelar 'raja balap' setelah sempat vakum untuk fokus pada sekolah dan bengkel mobil peninggalan mendiang sang ayah.
Bahagia atas kemenangan sudah pasti, tapi Leon sama sekali tidak terlalu menganggap jika balapan ini sungguhan, melainkan hanya untuk seru-seruan saja. Jika memang beruntung alias menang dan mendapatkan hadiah, maka ia akan merayakan kemenangannya itu bersama ketiga teman sekaligus montir setianya. Ada Seth–anak nakal, Grey–cassanova dan Rio–cool boy.
"Seperti kalian semua tahu.. Leon dan Seth ini kawan baikku." Ucap Grey membanggakan dirinya di hadapan gadis-gadis cantik yang hendak mengucapkan selamat pada sang raja balap yang baru saja turun dari mobil.
Bukannya mendapat perhatian, mereka justru ilfeel dan berjalan menjauh usai melihat tingkah konyol Grey.
"Bukan seperti itu cara mendekati seorang gadis, Grey."
"Kau anak kecil, tahu apa tentang gadis?" Balas Grey menanggapi ledekan maut Seth.
"Dia memang kecil, tapi pengalamannya jauh lebih hebat dibanding kau." Sahut sahabat Leon lainnya yang bernama Rio. Sontak hal itu membuat mereka semua tertawa tak terkecuali Grey sendiri, karena mereka tahu betul bagaimana cara Seth mendekati seorang gadis yang berusia jauh lebih dewasa dibanding dirinya.
Secara bersamaan, datanglah sekelompok anak balap dari komplek lain yang ikut mengucapkan selamat pada Leon atas keberhasilannya. Namun, bukan hanya sekadar ucapan biasa. Karena salah satu pria yang nampak seperti ketua genk berdiri tepat di hadapan Leon sambil menyodorkan selembar kertas bertuliskan pengumuman akan diadakannya ajang balap di pusat kota 2 bulan mendatang.
"Jangan mengaku raja balap jika belum mengikuti perlombaan ini." Ujar anak laki-laki itu sambil menaikkan sebelah alisnya.
Merasa diragukan, sama sekali tidak membuat Leon naik pitam, ia justru tetap bersikap tenang tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
"Jadi bagaimana? Ikut atau tidak?" Tanya pria itu lagi karena belum mendapat jawaban dari Leon.
"Lihat saja nanti. Aku harus pikir panjang karena pendidikan dan hidupku jauh lebih penting dari hal apapun."
"Anak balap rajin belajar juga rupanya." Sahut anak itu menertawakan jawaban yang Leon berikan.
Nampak geram melihat tingkah sang ketua genk, Rio langsung menarik tangan Leon untuk pergi dari keramaian dan bergegas untuk pulang sebagaimana mereka harus pergi ke sekolah besok.
Namun saat Leon dan kawan-kawan hendak melangkah pergi, anak laki-laki itu justru kembali mengeluarkan statement yang terdengar memancing perdebatan. "Maka kau tidak pantas disebut raja balap."
Rio langsung memutar posisi tubuhnya dan bicara dengan nada lantang tepat di depan wajah sang ketua genk. "Tutup mulutmu dan enyahlah dari tempat ini!"
"Rio, hentikan." Pinta Leon sebelum situasi menjadi semakin tidak kondusif.
"Lagipula aku tidak pernah ingin disebut seperti itu." Lanjutnya lagi.
"Ayo kita pulang sekarang." Ajaknya sambil melakukan hal yang sama seperti apa yang Rio lakukan padanya tadi, yakni menarik tangan.
Siapa sangka, jika kemenangan Leon hari ini menimbulkan percikan api dari kelompok balap lain. Ikut ataupun tidak, hanya Leon sendiri yang dapat memutuskannya. Dan iapun punya alasan yang kuat untuk itu.
ESTÁS LEYENDO
Something Between Us
Novela JuvenilLeoniles Carrington atau kerap di sapa Leon, pemilik dari sebuah bengkel mobil di kota Los Angeles. Bersama ketiga sahabatnya, Leon menjaga bengkel peninggalan sang ayah agar tetap beroperasi. Kepiawaiannya dalam hal balap liar sudah tidak perlu dir...
