AUTHOR POV.
"Siapa keluarga atas nama pasien Jennie Ruby Jane Kim?." Tanya seorang dokter yang baru saja keluar dari salah satu ruangan tindakan.
Sepasang suami istri yang merupakan orang tua dari sang pasien langsung bangkit dari duduknya. Mereka berjalan tergesa-gesa menghampiri dokter yang sedang membenarkan kacamatanya.
"Saya dan istri saya adalah orang tua dari pasien dok. Bagaimana keadaan anak kami?." Tanya appa Kim dengan ekspresi cemas dan panik.
Dokter menghela napas panjang, ada ekspresi wajah sedih yang terpancar dari raut muka sang dokter. "Benturan akibat kecelakaan yang dialami pasien cukup parah. Apalagi di bagian kepalanya, operasi yang baru saja selesai juga tidak berjalan lancar. Di tengah operasi, pasien mengalami pendarahan yang hebat, namun kalian tidak perlu khawatir sebab pendarahan dapat kami atasi. Hanya saja sekarang pasien masih belum sadarkan diri." Jelas dokter.
"Berapa lama anak saya sadar dok?." Tanya eomma Kim panik, dia takut sang putri tidak tertolong.
"Saya selaku dokter penanggung jawab tidak bisa memastikan kapan pasien akan sadar. Mungkin beberapa hari, minggu, bulan atau bahkan tahun karena saat ini pasien sedang mengalami koma." Penjelasan dokter membuat eomma Kim hampir pingsan beruntung ada appa Kim yang langsung menahan tubuh istrinya.
"Koma dok?." Tanya eomma Kim memastikan pendengarannya tidak salah.
Dokter mengangguk yakin. "Sedangkan untuk pasien bernama Kim Jong-in, apa kalian mengenalnya? Karena pasien itu datang bersama dengan putri kalian." Tanya dokter dan appa Kim mengangguk lemah.
"Kami juga mengenalnya, dia adalah calon menantuku. Bagaimana kondisinya?." Tanya appa Kim yang tidak bisa melupakan kondisi Kai, apalagi orang tua Kai baru bisa datang besok karena sedang dalam perjalanan bisnis ke luar negeri.
Dokter menatap appa Kim dalam lalu menatap semua orang yang ada disana. Dokter hanya mengenal dua orang tua di hadapannya, namun ada dua orang wanita yang juga berada di sana.
"Saya perwakilan dari seluruh team yang menangani pasien bernama Kim Jong-in berminta maaf karena kami tidak dapat menyelamatkan nyawa pasien. Pasien meninggal dunia pukul 08:37 pm, pasien meninggal akibat benturan yang sangat keras mengenai bagian otaknya sehingga pasien tidak dapat tertolong." Setelah mengucapkan itu dokter membungkukkan tubuhnya untuk permintaan maaf kepada appa dan eomma Kim.
"Apa? Kau yakin dengan ucapanmu, dokter?." Appa Kim terlihat sangat syok mendengar berita kematian Kai.
"Saya sangat yakin, saya turut berduka cita. Pasien mengalami cedera kepala traumatis (TBI) akibat benturan keras sehingga bisa memicu komplikasi serius seperti pendarahan otak, pembengkakan, kerusakan jaringan, dan infeksi, yang semuanya dapat berujung pada kematian. Ditambah pasien sedikit terlambat untuk sampai ke rumah sakit." Jelas dokter.
Eomma Kim semakin lemas setelah mendengar semua ucapan dokter. Seharusnya malam ini akan menjadi malam yang membahagiakan bagi mereka semua karena Kai dan Jennie akan melangsungkan pertunangan mereka, tetapi saat dalam perjalanan mobil yang Kai kendarai mengalami kecelakaan yang berbenturan dengan sebuah mobil dari arah berlawanan.
Sesak dan napas yang tiba-tiba berat membuat kesadaran eomma Kim menurun, appa Kim berteriak panik dan dokter segera membantu untuk membawa dan menangani eomma Kim.
_______________
"Kami turut berduka cita." Ucap appa Kim lemah kepada kedua orang tua Kai.
Mereka sedang berada di tempat pemakaman Kai. Tidak perlu ditanya lagi seberapa kaget dan syok kedua orang tua Kai mendengar berita kematian putra mereka setibanya mereka di Korea Selatan.
YOU ARE READING
MEMORY (GXG) - JENLISA
RomanceJennie Ruby Jane Kim, gadis malang yang menjadi korban di malam hari yang seharusnya menjadi malam paling membahagiakan baginya dan calon suaminya, Kai. Dari kejadian itu Jennie mengalami amnesia sehingga membuatnya tidak bisa mengingat semua kenang...
