🌌bitna 24

Mulai dari awal
                                        

Namun, tanpa perlu berdiskusi panjang, Jisoo dan Taehyung langsung menggeleng pelan bersamaan.

"Belum, dok. Kami mau tetap surprise nanti waktu lahiran," ujar Jisoo.

"Iya, kami lebih suka menunggu. Biar jadi hadiah paling besar saat dia lahir," tambah Taehyung sambil masih menatap layar USG.

Dokter hanya tersenyum dan mengangguk. "Baiklah. Kalian memang pasangan yang kompak."

Setelah pemeriksaan selesai, Taehyung membantu Jisoo duduk perlahan sambil membersihkan sisa gel di perutnya dengan tisu yang disiapkan. Tangannya penuh perhatian, bahkan menyelipkan jaket ke bahu Jisoo agar tidak kedinginan.

Saat mereka berjalan keluar dari ruangan, Taehyung masih memutar ulang suara detak jantung bayi itu di ponselnya.

"Kamu sadar nggak..." katanya pelan di lorong, "setiap kali suara ini terdengar, dunia langsung jadi lebih tenang buatku."

Jisoo tersenyum, lalu membalas pelan, "Kalau begitu, kamu harus siap dengerin suara tangisannya nanti tiap malam."

Taehyung tertawa, lalu mengacak pelan rambut istrinya. "Asal itu suara dia... aku nggak akan pernah keberatan."

Dan mereka pun pulang, dengan hati yang semakin tak sabar menanti kedatangan Baby V-yang belum mereka lihat wajahnya, belum tahu jenis kelaminnya, tapi sudah mereka cintai sepenuh jiwa.

Hari itu begitu padat. BTS mulai kembali ke ritme sibuk promosi-wawancara, syuting variety show, hingga latihan koreografi tambahan. Taehyung nyaris tak sempat membuka ponselnya karena jadwal yang ketat.

....

Sore menjelang malam, saat semua member mulai bersiap untuk pulang dari studio, Taehyung baru sempat mengecek pesannya. Di sana, ada notifikasi dari salah satu staff, diikuti oleh pesan panik dari manajer pribadi mereka.

"Taehyung-ssi, Jisoo-ssi terjatuh di ruang tunggu. Dia terpeleset karena tumpahan susu. Sekarang sedang dibantu tim medis, tapi dia terus menanyakanmu. Bisa segera ke sini?"

Jantung Taehyung langsung mencelos.

Tanpa menunggu satu detik pun, ia berlari. Tak menjawab pertanyaan Jungkook yang memanggil dari belakang, tak menggubris manajer yang mencoba menghentikannya agar berganti dulu dari pakaian panggung. Kakinya terus melaju menyusuri koridor studio, menuju ruang tunggu yang tak jauh dari ruang make-up tempat biasanya Jisoo duduk.

Sesampainya di sana, pintu sudah terbuka dan suasana tampak sedikit kacau. Beberapa botol susu dan kemasan makanan berserakan di lantai. Salah satu staff tengah mengepel sisa cairan, sementara dua paramedis tampak jongkok di sisi sofa, memeriksa kondisi Jisoo yang sedang duduk dengan wajah pucat.

"JISOO!" pekik Taehyung serak.

Jisoo langsung menoleh pelan. Matanya sedikit berkaca-kaca, rambutnya berantakan, dan tangannya memegangi bagian samping perutnya.

"Tae..." suaranya lirih. "Aku... aku nggak sengaja kepleset. Aku jatuh pelan kok, tapi perutku sempat kena sedikit dorongan dari pinggiran sofa."

Taehyung langsung menjatuhkan diri berlutut di hadapan Jisoo, memegang tangan dan wajah istrinya.

"Kenapa kamu nggak hati-hati? Kenapa kamu di sini sendiri? Kenapa kamu nggak bilang kamu mau ke sini tadi?" Suaranya terdengar marah karena panik.

Jisoo mengerjap pelan. "Aku cuma mau kasih kamu makanan tadi... tapi salah satu botolnya bocor, dan aku nggak lihat lantainya jadi licin."

Paramedis segera menjelaskan bahwa mereka tidak melihat adanya tanda-tanda trauma berat, namun tetap menyarankan untuk membawa Jisoo ke rumah sakit guna USG dan observasi lebih lanjut.

Tanpa ragu, Taehyung segera mengambil jaketnya, menyampirkan ke tubuh Jisoo, dan menggendongnya perlahan meskipun Jisoo sempat menolak.

"Aku bisa jalan, Taehyung..."

"Enggak. Aku nggak mau ambil risiko sekecil apa pun," balasnya tegas, matanya serius penuh rasa takut.

Semua staff terdiam melihat kedekatan dan kekhawatiran itu. Beberapa member BTS yang menyusul pun ikut panik namun memutuskan untuk memberi ruang.

Dalam perjalanan ke rumah sakit, Taehyung terus menggenggam tangan Jisoo. Tak henti-hentinya mengelus punggung tangan istrinya dan berbisik menenangkan.

"Bayi kita pasti baik-baik saja... kamu juga pasti baik-baik saja. Kita udah sejauh ini, Jisoo. Kita kuat, ya?"

Jisoo hanya mengangguk, matanya kini tak lagi takut, karena tatapan suaminya menjadi sandaran yang paling ia butuhkan saat ini.

Dan malam itu, ruang IGD jadi saksi bisu-tentang cinta yang tak terputus meski oleh rasa panik, dan tentang dua hati yang sama-sama hanya ingin satu hal: keselamatan untuk satu jiwa kecil yang tengah mereka nantikan.

Vote...

Komen...

See uu

just your manager (vsoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang