9. A 'Big' Problem

304 24 0
                                        

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Di mansion, Sofiee baru saja sampai. Ia memarkirkan mobil di garasi lalu mengambil beberapa paperbag di bagasi, setelahnya ia keluar dari garasi menuju pintu utama. Sebenarnya ada jalan lain agar bisa langsung masuk ke mansion, tapi ia memilih menggunakan pintu utama saja.

Sofiee menghela napas panjang, ia kembali menatap ponselnya dan membaca pesan dari Senta. Pesan singkat yang lengkap dengan foto Senta bersama sebotol wine. Orang ini, sepertinya tidak bisa hidup tanpa wine. Ia harus bertahan bertahan diluar beberapa saat demi menunggu orang itu kembali dulu, atau Alva akan memarahi dirinya. Marah karena membiarkan Senta berkeliaran seorang diri.

Memarahi seperti orang-orang pada umumnya? Tidak, Alva hanya diam. Ia tidak marah seperti orang lain pada umumnya. Mungkin wajahnya terkesan datar dan biasa, tapi jelas tidak dengan hawa di sekitarnya. Tatapannya memang tidak bisa dibaca, tapi hawanya mengatakan segalanya. Tanpa menatap, adik enigmanya itu, cukup mudah dibaca. Sofiee memilih bertahan sejenak ketimbang terjadi prahara baru.

Di teras mansion, Sofiee meletakkan beberapa paperbag itu lalu duduk disana. Ia diam menatap area sekitar mansion yang terasa sangat sunyi. Entah kenapa, mansion terasa sedikit berbeda.

"Aku kembaliii," ucap sebuah suara. Senyuman lebar langsung terlihat saat figur Senta muncul di sampingnya. Sofiee diam menatap tak suka. Dari jarak yang cukup jauh ini, ia bisa mencium aroma alkohol yang cukup kuat.

"Tenanglah, aku tidak mabuk," ucap Senta seakan bisa membaca pikiran adiknya itu. "Aku tidak pernah mabuk meskipun minum wine sebanyak apapun, haha. Okelah, ayo masuk!" Senta langsung mengambil paperbag yang ada di samping Sofiee, lalu masuk ke dalam. Sofiee menghela napas pelan lalu mengekori.

"Wow, sepertinya dia sedang rut, haha."

Sofiee menatap Senta. Apa maksudnya Alva? Alva sedang rut? "Benarkah?"

"Ya, aku bisa merasakannya dari sini. Tapi .... Hmm." Senta berpikir cukup lama sembari menatap ke lantai atas, lalu menggumam. "Sayang sekali, masalah mereka kali ini lebih serius."

Sofiee diam sejenak. Ia mendengar itu. Senta tahu masalah mereka?

"Tapi nanti akan aku cek mereka," ucap Senta tersenyum kecil. "Okelah, sekarang, kita letakkan belanjaan ini di dapur dulu." Setelahnya Senta pergi.

Sementara Sofiee, ia masih diam di tempat. Ia tak mengerti apa maksud Senta. Masalah mereka lebih serius? Apa telah terjadi sesuatu? Tanpa menunggu lagi, Sofiee segera naik ke lantai atas untuk memeriksakan. Setelah berjalan cukup lama, sampailah ia di depan kamar Alva. Rupanya di sana sudah ada sang bunda dan ayah, juga si kembar. Tampaknya mereka hendak mengantar si kembar kembali ke kamar. Si kembar juga terlihat rewel. Entah karena merindukan ayah dan ibunya atau karena hal lain.

"Sepertinya mereka sudah tertidur," ucap sang Ayah, setelah mengetuk beberapa kali namun tak ada jawaban.

"Bunda rasa tidak. Entah kenapa Bunda merasa ada sesuatu. Apa mereka baik-baik saja? Alva memang tampak lebih murung hari ini. Dia juga tidak banyak terlihat. Biasanya, Alva akan sering menghilang sendirian jika merasa tidak nyaman."

Sang Ayah diam mendengar itu. Jelas bundanya sangat tahu bagaimana Alva. Tak lama, ia dan sang Bunda menyadari kehadiran Sofiee. Sang bunda langsung menyapa, "Oh, kamu sudah kembali, Sayang? Bagaimana? Apa anak-anak suka?" Jelas, pertanyaan itu tentang camilan dan anak-anak tentara tadi.

Sofiee tersenyum kecil. "Mereka menyukainya, Bunda. Mereka berkata terimakasih banyak untuk camilannya. Mereka suka semuanya."

Senyuman sang bunda merekah seketika. Wajahnya bahkan memerah malu, bahagia dan senang. Tapi tak lama, senyuman itu pudar, ia kembali menatap pada pintu kamar Alva. "Uhh, Sofiee. Apa Alva mengatakan sesuatu padamu hari ini? Maksud Bunda, apakah ada sesuatu yang mengganggu Alva? Alva memang jarang mau bercerita, tapi apakah Alva mengatakan sesuatu padamu? Mungkin sesuatu yang terasa seperti bukan Alva yang biasanya? Entah kenapa, hari ini Bunda merasa Alva sedang tidak baik-baik saja."

I'm not Enigma S2Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon