X - Code Unknown; An Encounter on the Rooftop

159 16 1
                                        

Mereka bilang, pertemuan itu hanya sebuah kebetulan. Tapi sejak kapan kebetulan datang dengan kode yang seakan meminta untuk dipecahkan?

***

Sudah sebulan berlalu sejak insiden menggemparkan di akademi, hari yang seharusnya menjadi hari kompetisi sekaligus pengumuman siapa yang akan berada di puncak piramida, justru meninggalkan retakan di dinding kepercayaan dan keamanan seluruh Neocrown Academy. Hampir setiap hari para siswa masih membicarakan tentang insiden itu, kelas sempat dihentikan, dan penjagaan di setiap gedung diperketat tanpa alasan yang pernah dijelaskan secara rinci.

Namun, waktu tetap berjalan. Akademi kembali menggulirkan aktivitasnya, seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Termasuk kelas robotika.

Bahkan kini, di hari minggu, yang seharusnya menjadi hari libur, justru Naveen dipanggil oleh sang pengajar kelas robotika, Profesor Sean—entah untuk apa, karena Naveen hanya bisa menerka dalam kebisuan.

Ketika keduanya sudah berhadapan langsung, Profesor Sean langsung to the point.

Guru itu mengeluarkan sebuah kotak tipis dari laci mejanya dan meletakkannya di atas meja logam dingin. "Ini untuk aksesmu ke Neo-Gear Robotics. Khusus teknisi level 2 ke atas. Jangan hilangkan!"

Dari dalam kotak itu, sebuah gelang jam dengan desain futuristik tampak menyala lembut—lampu hijau samar berdenyut dari dalam lapisan hitam metaliknya. Naveen menyentuhnya perlahan.

"Jangan lupa, daftar komponennya sudah terkirim ke jam identifikasi. Ambil semuanya hari ini. Jangan beli yang salah," pesan Profesor Sean dengan suara monoton dan ekspresi datar seperti pelat logam.

Naveen mengangguk, meski pikirannya masih sedikit terpecah.

"Jam ini menyimpan ID sementara yang telah disinkronisasi dengan izin belanja dari akademi. Aktif selama sepuluh jam. Tempatnya di Distrik Duixle, pusat kota Neoklesia. Jangan mampir ke tempat aneh-aneh."

"Baik, Pak," jawab Naveen.

"Dan jangan terlalu lama di luar. Masih banyak sensor yang dimatikan sementara. Kami belum selesai menyaring ulang sistem keamanan," tambah guru itu, sebelum kembali pada aktivitas awalnya, yang sedang meneliti sebuah komponen yang baru selesai ia ciptakan.

Setelahnya, Naveen meninggalkan ruangan itu, bahkan tanpa banyak bicara ia langsung meninggalkan gerbang akademi yang kala itu terlihat agak mendung. Langkahnya perlahan tapi pasti, menyusuri jalanan menuju stasiun bawah tanah super canggih. Di dalam saku jaketnya, jam identifikasi itu berdenyut pelan, seperti jantung buatan yang baru saja dibangunkan.

Ia belum tahu bahwa perjalanan ini akan membawanya bertemu dengan sesuatu—atau seseorang—yang sepertinya akan mempermudah dan membawanya pada titik terang.

Sepanjang perjalanan, Naveen tak henti-hentinya memperhatikan semua fasilitas yang disediakan untuk para penumpang. Ia sama sekali tak heran jika semua hal bernuansa canggih dan futuristik, karena Neoklesia terbangun dari kabut kelabu pagi dengan kecepatan yang tak manusiawi.

Layar holografik besar menampilkan iklan-iklan futuristik yang berputar di udara. Di sisi jalan, robot-robot pengantar barang berjalan tanpa suara, sementara warga dengan pakaian canggih dan aksesori digital bergerak cepat, seakan tak ada waktu untuk berhenti.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup singkat, Naveen keluar dari dalam gerbong dengan gerakan lambat, namun pasti. Ia berjalan melewati pasar elektronik terbuka yang dipenuhi kios-kios dengan layar holografik berkilau, memamerkan berbagai gadget dan perangkat keras mutakhir. Di antara keramaian, ia merasakan ketegangan yang masih menggantung di udara. Beberapa petugas keamanan berkeliaran dengan wajah serius, memindai lingkungan sekitar dengan perangkat pemindai mini yang terpasang di tubuh mereka.

NO CLUE [Republish]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora