Every Universe | Seulgi X Jaeyi

(4)

"Katanya mau beli rumah besar buat kita berdua, buat anjing kita." Jaeyi tertawa renyah saat rengekan kembali keluar dari bibir Seulgi.

Seulgi membasuh wajahnya dengan air dingin untuk menyadarkannya dari khayalan tentang Jaeyi. Tangannya bersandar di wastafel, menatap wajahnya yang terlihat berantakan di cermin. Rambutnya yang berantakan, kantung mata yang lebih gelap daripada biasanya. Setengah jam lebih Seulgi membersihkan tubuhnya yang sudah tidak kena air selama beberapa hari belakang ini.

Berjalan dengan lemas keluar dari kamar mandi dan masuk kembali ke dalam kamar untuk mengganti baju yang lebih pantas untuk pergi ke tempat kerja. Tidak ada hasrat untuk menjalankan kegiatan sehari-hari, pesan yang ia kirimkan kepada Jaeyi dari beberapa hari yang lalu belum mendapatkan balasan sama sekali.

💙💔💛

"Ayo, Seul!" Seulgi tersadar dari lamunannya saat seseorang menepuk pundaknya agak kencang. "Wake up! Makan-makan."

Byeong Jin, teman kecilnya yang kebetulan menjadi teman kantor bahkan di divisi yang sama. Seulgi tidak terlalu suka menghabiskan waktu sepulang kerja dengan rekan-rekan kerjanya, biasanya ia akan langsung pulang dan makan malam bersama Jaeyi, duduk bersama sembari menonton series kesukaan mereka di Netflix atau bermain game bersama. Tapi apa daya, sekarang jika ia pulang sudah tidak ada lagi yang menunggunya di apartemen, hanya anjing mereka yang saat ini tinggal bersamanya.

Langkah yang lesu mengikuti Byeong Jin dari belakang ke tempat parkir dimana mobilnya menuggu untuk dinaiki. Di dalam mobil hanya suara radio yang mengisi keheningan, Byeong Jin sangat tahu bahwa keadaan hati Seulgi sedang buruk sehingga ia tidak mengganggu Seulgi belakang ini.

Byeong Jin menyenggol lengan Seulgi agak kencang untuk menyadarkannya dari lamunan. Seulgi baru tersadar bahwa atasannya sedang bicara dengannya, untungnya bosnya tidak merasa tersinggung dan tetap melanjutkan percakapan dengan normal. Selama dinner pikiran Seulgi tidak berada di tempat, sangat sering ia membuka ponselnya untuk mengecek media sosial milik Jaeyi dan teman-temannya hanya untuk mencari tahu kabar Jaeyi.

Bulan semakin tinggi menerangi bumi yang gelap. Apartemen Byeong Jin tidak searah dengan Seulgi, ia bersedia untuk mengantar pulang Seulgi namun ia tolak karena merasa tidak enak. Sehingga sekarang Seulgi berjalan dengan cepat bahkan hampir berlari untuk mengejar kereta terakhir malam ini. Tidak sudi mengeluarkan uang lebih banyak hanya untuk pulang ke apartemen menaiki taksi.

Di dalam kereta Seulgi mengambil nafas yang hampir habis pada paru-parunya. Menengguk air minum dari botol yang ia bawa dari rumah, mengusap keringatnya yang membanjiri keningnya. Untungnya kereta malam ini sepi, hanya ada ia dan beberapa orang di dalam sehingga mereka tidak akan mencium bau keringat dari tubuhnya.

Menyandarkan tubuhnya ke belakang kursi dan memejamkan matanya sebentar hanya untuk mengistirahatkan rasa berat yang ada di kelopak matanya. Suara berisik yang dihasilkan gesekan sepatu dengan lantai kereta sedikit menggangu istirahat Seulgi. Dengan malas ia kembali membuka matanya, memperhatikan dua orang yang baru saja masuk ke dalam kereta dan duduk tepat di depannya.

Kedua matanya langsung terbuka lebar saat sadar dan mengenali salah satu orang di depannya. Wanita dan pria tersebut terlihat bahagia dan tertawa bersama, tidak merasa segan dan canggung untuk saling menyentuh satu sama lain. Seulgi memperhatikan dengan seksama dan mencoba tidak menarik perhatian mereka. Rasa kantuk yang ia rasakan sebelumnya seketika lenyap begitu saja, dadanya terasa sempit dan sesak.

Di depannya duduk Jaeyi bersama seorang pria yang tidak Seulgi kenali. Mereka berdua terlihat sangat akrab bahkan dapat dikatakan terlalu dekat untuk kesukaannya. Setelah beberapa menit matanya tidak berpindah dari Jaeyi dan pria tersebut, akhirnya Jaeyi menyadari keberadaannya. Dari seberang Seulgi dapat melihat dengan jelas bahwa tubuhnya menegang, tawa yang ia keluarkan berhenti seketika, matanya langsung fokus pada Seulgi.