API CEMBURU FAYLIN

23 3 0
                                        

Faylin yang tak terima senang dengan Zefa, mencetak semua foto-foto mesra Zefa dan Dev. Ia mencetak banyak yang bertujuan untuk mempermalukan Zefa.

"Urusan lo belum selesai Zef," sinis Faylin setelah banyak sekali ia mencetak semua foto-foto itu lewat laptop.

"Tunggu tanggal main ya Sekretaris OSIS belagu, gue gak bakal terima lo menghina Devina." Kemudian, Faylin menyimpan foto-foto itu di dalam tas. Faylin sebenarnya dendam dengan Zefa, karena ia tak merasa terima soal tanggapan Zefa tentang cheerleaders. Bahkan ia juga benci Zefa karena ia juga selalu memojokkan Devina.

"Gue bakal sebarin foto lo, dan reputasi OSIS lo bakal hancur," ujar Faylin yang kemudian segera mematikan mesin printer dan tak sabar jam lima pagi, ia ke sekolah untuk menyebarkan foto itu.

Sementara itu di ruangan OSIS, Aryan merajuk karena tadi siang tidak ikut dengan Zefa. Menurutnya itu adalah suatu hal yang tidak adil baginya. Sekarang hanya Aryan, Zefa dan Yara selaku Sekretaris OSIS yang hanya di dalam ruangan. Zafran dan Devina sedang sibuk mengurus dana meeting class. Rendra dan Kika sedang memantau panitia yang sibuk akan dekorasi penutupan meeting class lusa.

Aryan yang sedang membaca majalah Hai, kemudian ia menyahut masalah tak diajak Zefa."Lo juga gak bilang-bilang Zefa traktir mie ayam." Aryan merajuk kepada Inti OSIS. Karena ia sendiri tidak ikut dengan Zefa dan Dev.

Tak lama Yara yang sedang mengerjakan file OSIS ikut nimbrung soal Aryan. "Lo juga sok gengsi dah, kenapa ada Dev ya?" tanya Yara sambil menyindir Aryan karena gengsi.

Tentu saja Aryan gengsi setengah mati apabila harus bersama dengan Dev. Mereka berdua memang tidak berbaikan dan diantara semua pengurus Inti OSIS yang berteman dengan Dev, hanya dia dan Gilbert saja yang tidak suka dengan Dev. Menurut mereka Dev hanyalah Ketua Bidang, yang suka cari muka dengan Inti OSIS.

"Masa iya gue harus ikut bareng sama si carmuk?" jawab Aryan yang menyebut Dev sebagai carmuk. Emosi Zefa naik, saat Dev mengatakan Dev sebagai cari muka. Zefa kemudian memukul kepala Aryan, karena kesal menyebut Dev sebagai carmuk.

"Lo yang carmuk kali. Makanya lain kali jaga mulut lo ya Aryan." Zefa merasa geram dengan Aryan. Ia tak terima senang atas perlakuan Aryan. Aryan yang sedang membaca kemudian melemparkan majalahnya sembarang tempat.

Aryan yang sedari tadi asyik membaca majalah, seketika ia langsung tersentak dengan tindakan Zefa. "Kok marahnya di gue Zef?" tanya Aryan tanpa berdosa sambil meringis kesakitan saat dipukul Zefa.

"Karena lo gak sadar diri!!" Zefa semakin risih dengan Aryan.

Zefa kemudian mengambil majalah milik Aryan lalu menggulungkan majalah dan segera memukul Aryan sepuasnya ia mau.

"LO AWAS AJA MACAM-MACAM SAMA DEV, GUE PUKUL KO AMPE MAMPUS!!!" Tangan Aryan pun melindungi dari pukulan Zefa yang semakin membabi buta.

Tak lama Aryan merampas majalah miliknya dari tangan Zefa, lalu segera menyingkirkan Zefa. "Udah sana gue lagi nyantai malah ganggu," sinis Aryan pada Zefa, lalu Zefa pergi keluar ke arah Yara yang sedang sibuk sendiri depan komputer.

"Ada yang bisa gue bantu Yar," ujar Zefa sambil membantu Yara yang tengah kesulitan.

Melihat hal tersebut Aryan meluncurkan mulut pedas soal Zefa. "Tuhkan apa gue bilang, lo habis pacaran sama Dev makin carmuk," ucap Aryan yang sambil selonjoran di sofa. Zefa yang sedang mengurus file OSIS langsung memaki Aryan.

"Minimal mulut lo jangan kayak perempuan!!" Aryan yang tadi berani dengan Zefa, nyalinya ciut. Ia sudah tak lagi mengejek Zefa.

Sekarang sudah pukul delapan malam. Dekorasi masih 67%, sebagian ada yang membungkus hadiah, ada juga yang sedang briefing lomba menanyi dan band. Zefa dan Devina sedang membagi uang untuk pemenang lomba, Zafran yang mulai suntuk dengan berkas-berkas yang bukan tugasnya, Yara sedang mencatat surat masuk dan keluar selama periode Desember 2005.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: 5 days ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dejavu In 2005 (ON GOING)Where stories live. Discover now