Namun lamunannya buyar seketika saat suara rengekan keras memanggil dari sampingnya.
“Mommyyy laparrr... mau ituuuu!!!” jerit Bell sambil menunjuk ke arah kedai makanan kecil tak jauh dari sana, yang memajang pasta creamy keju favoritnya di papan menu.
Jisoo menoleh dengan cepat, agak tersentak karena volume suara anaknya. “Aigoo, Bell... jangan teriak begitu ya, malu mommy,” bisiknya sambil menahan senyum lelah.
“Tapi laperrr... perut Bell keroncongan. Boo juga laper,” ucap Bell sambil mendekap bonekanya, menyelipkan drama kecil seperti biasa.
Jisoo menatap lagi baju bayi di etalase. Satu detik. Dua detik. Lalu menarik napas dan meraih tangan Bell, “Oke. Kita makan dulu, nanti kalau Bell udah kenyang, kita mampir lagi ya... siapa tahu baby mau titip beli baju yang itu.”
Bell menatap Jisoo dengan mata membulat, “Baby... mau baju itu? Tapi kan baby belum lahir...”
Jisoo tersenyum tipis, “Iya, tapi mommy kan bisa mulai nyiapin. Supaya nanti kalau dia lahir, dia bisa langsung pakai baju lucu.”
“Boleh Bell pilih baju buat baby juga?” tanya Bell polos, suaranya lebih lembut.
Jisoo mengangguk. “Tentu boleh... tapi makan dulu ya, sebelum mommy pingsan karena kamu cuma mikirin pasta!”
Beberapa menit kemudian, keduanya sudah duduk di sudut kedai kecil, hangat dan nyaman. Bell makan dengan lahap sambil sesekali menyuapi Jisoo dengan garpu kecilnya. Jisoo hanya memandanginya dengan tatapan lelah namun bahagia. Meski hari itu melelahkan, tapi melihat Bell mulai membuka hati pada calon adiknya... itu lebih dari cukup.
......
Jarum jam menunjuk pukul 8 malam. Lobi mall yang tadi riuh kini mulai sepi. Beberapa orang masih berlalu-lalang, tapi sebagian besar toko sudah mulai menurunkan rolling door-nya.
Jisoo duduk di kursi panjang di sudut lobi, mengenakan mantel panjang warna beige, satu tangan menopang belanjaan yang bertumpuk di sampingnya, satu tangan lagi memeluk erat Bell yang tertidur di bahunya. Nafas anak itu tenang, bibirnya sedikit terbuka, dan boneka boo masih dalam pelukannya. Kelelahan setelah seharian berlari-lari dan memilih hadiah natal.
Jisoo mendesah pelan, menggoyangkan bahu Bell sedikit agar nyaman, lalu mengelus rambut anak itu. “Pintar banget hari ini ya… meski drama di awal, tapi kamu bisa bantu mommy juga,” bisiknya lembut.
Tak lama kemudian, lampu mobil mengarah ke pintu depan lobi, memperlihatkan sosok Taehyung yang turun dari kursi kemudi, mengenakan coat hitam dan syal wol yang dililit rapi. Langkahnya cepat dan wajahnya langsung berubah lega saat melihat Jisoo.
“Yaaahh, princess dan ratu belanja akhirnya selesai juga?” sapanya pelan sambil tersenyum manis.
Jisoo hanya memutar bola mata. “Kalau kamu lihat isi kantong ini, kamu pasti langsung tarik kata ‘ratu belanja’ itu, oppa.”
Taehyung mendekat dan tanpa berkata apa-apa langsung meraih kantong belanjaan satu per satu dengan mudah. “Biar aku yang angkut. Kamu bawa Bell aja,” katanya lembut.
Jisoo mengangguk dan perlahan berdiri dengan Bell yang masih lelap di bahunya. Saat keduanya berjalan menuju mobil, salju mulai turun pelan dari langit malam.
Bell menggeliat dalam tidurnya, membuka matanya perlahan. “Mmm… daddy?” gumamnya pelan.
“Ne, Bell… kita pulang sekarang ya…” bisik Taehyung sambil menyentuh pipi putrinya yang masih merah karena dingin.
“Daddy... mommy beli baju buat baby... Bell juga pilih...” lanjut Bell setengah sadar, membuat Jisoo dan Taehyung saling menoleh.
Jisoo hanya tertawa kecil, lalu melirik suaminya, “Kurasa... dia sudah mulai menerima kenyataan.”
Taehyung tersenyum sambil membuka pintu mobil, “Dan kurasa... aku mulai bersiap jadi ayah dari dua troublemaker di rumah ini.”
Malam itu mereka melaju perlahan di bawah salju, menuju rumah dengan hati yang hangat — penuh belanjaan, harapan, dan cinta kecil yang sedang tumbuh di antara mereka.
......
Sesampainya di penthouse mereka yang hangat dan beraroma kayu manis dari lilin aroma terapi yang menyala di sudut ruangan, Taehyung langsung membawa semua kantong belanjaan ke ruang tengah, sementara Jisoo menggandeng Bell yang sudah kembali "hidup" dari mode baterai low-nya.
Begitu pintu utama tertutup dan mantel dilepas, Bell langsung berlari ke tumpukan kantong belanja. Matanya berbinar-binar, seolah seluruh dunia mainan dan cokelat ada di hadapannya.
“Mommy! Bell mau buka semuaaaa!” serunya, mulai mencabut kertas-kertas wrapping dan membongkar isi tas satu per satu.
Jisoo yang masih memegang segelas air hangat hanya bisa mendesah, “Yaaahh, Bell… pelan-pelan dong, itu semua belum tentu buat Bell.”
Namun Bell sudah tak mendengar. Ia sibuk menjejerkan barang-barang di karpet hangat. Mulai dari kaos kaki natal, boneka kecil, hingga baju bayi berwarna pastel.
“Mommy, Bell ingin ini… ini juga punya Bell kan? Ini kan… MOMMY?!”
Jisoo mengedipkan matanya, lalu tersenyum geli, “Sayang, itu baju ukuran newborn, bukan buat kamu… itu buat baby…”
Bell langsung menatapnya tajam. “Tapi warnanya pink! Bell suka pink! Baby belum bisa lihat warna, kenapa dia dapat yang pink?!”
Taehyung yang baru kembali dari dapur membawa dua mug cokelat panas tertawa pelan, “Argumen yang kuat, sih… Tapi baby kan belum lahir, dan dia belum punya apa-apa. Jadi boleh ya, Bell, kasih satu buat baby?”
Bell mendengus pelan. “Satu aja ya... yang ini! Tapi yang boneka kelinci punya Bell.”
“Deal!” jawab Jisoo cepat sebelum drama dimulai lagi.
Bell akhirnya duduk bersila di tengah barang-barang itu, lalu mulai memilih mana yang boleh jadi miliknya dan mana yang boleh disumbangkan ke baby. Taehyung dan Jisoo hanya saling menatap dan tertawa pelan di balik cangkir mereka.
“Aku rasa... kita sedang membesarkan calon ketua OSIS masa depan,” bisik Jisoo sambil menyandarkan kepala di bahu suaminya.
Taehyung mengecup rambutnya singkat. “Ketua OSIS... dengan sedikit aura diktator ya.”
Mereka pun menikmati malam itu, dikelilingi kekacauan belanjaan, celoteh anak kecil, dan cinta yang pelan-pelan membangun keluarga mereka jadi lebih utuh.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
✨My husband my ajoshii ✨ (vsoo) 18++
RomansaBagaimana jadinya jika hidup satu atap mewah dan memiliki umur yang berbeda 10 tahun "ajoshii!!! jangan menyentuhku sampai umur kita sama!!!"soo "oppa?...kemana panggilan ajoshii itu emm?"V "hanya kalo aku membuatmu bangkrut " soo
23 shoop and boo 🐧
Mulai dari awal
