Vote vote haecuseyo...
Komentar komentar imnidha
Happy reading....
.
.
.
Mobil melaju pelan menembus jalan bersalju yang lengang. Di dalamnya, suasana jauh dari tenang.
Jisoo terisak pelan di pelukan Taehyung yang duduk di belakang, memangku istrinya seperti memeluk sesuatu yang paling rapuh. Wajahnya pucat, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya meski udara luar menggigil.
“Oppa… aku takut…” bisik Jisoo sambil mencengkram jaket Taehyung erat-erat, tubuhnya sedikit menggigil menahan sakit yang datang gelombang demi gelombang.
“Ssstt… aku di sini, Jisoo-ya. Oppa di sini, sayang… Tenang, ya? Kamu kuat. Kamu selalu kuat,” bisik Taehyung lembut, walau dalam hatinya sendiri rasa panik tak bisa ditepis.
Dari depan, Bell hanya menatap dari kaca spion tengah dengan mata merah. Ia duduk di kursi depan, menggenggam boneka Boo erat-erat, tak mengeluarkan suara apapun. Seolah mengerti ini bukan saatnya marah atau cemburu lagi.
“Mommy… nanti Bell yang jaga adik,” bisiknya lirih pada bonekanya, suaranya nyaris tak terdengar.
Tangisan Jisoo semakin nyaring ketika gelombang kontraksi kembali datang. Tangannya meremas kuat lengan Taehyung sambil meringkuk.
“Aaaaaahh… sakit, Oppa… Sakit banget…”
Taehyung tak bisa menyembunyikan ketegangan di wajahnya. Ia menempelkan keningnya pada kepala Jisoo, berusaha menyalurkan tenang yang bahkan tak ia punya.
“Sabar sebentar lagi, ya… Kita hampir sampai… Bertahan, Jisoo-ya… demi bayi kita…”
Mobil itu terus melaju di tengah cuaca dingin, membawa cinta, rasa takut, dan keberanian yang diam-diam tumbuh di dada mereka masing-masing.
......
Setelah diperiksa secara menyeluruh dan intensif, dokter akhirnya tersenyum kecil sambil melepaskan sarung tangan medisnya.
“Tidak ada masalah serius. Hanya kontraksi palsu karena kelelahan, dan mungkin tekanan emosional yang memicu semuanya. Bayinya sehat, dan Nona Kim hanya perlu banyak istirahat,” jelas dokter dengan suara menenangkan.
Jisoo yang masih berbaring menatap Taehyung dengan mata berkaca-kaca. “Benar, Oppa...? Tidak apa-apa...?” bisiknya.
Taehyung mengangguk cepat, matanya juga berkaca. Ia langsung meraih tangan Jisoo dan menciumnya lembut. “Kamu dan bayi kita kuat sekali… Gomawo sudah bertahan, sayang.”
Tak lama, pintu ruang rawat diketuk pelan, lalu terbuka. Bell muncul digendongan seorang suster, dengan mata besar yang tampak sedikit bengkak karena menangis sebelumnya.
Melihat sang ayah, Bell langsung merentangkan tangan. Taehyung segera berdiri dan menggendong putri kecilnya itu.
“Bell...” bisiknya dengan nada penuh rindu, lalu mengecup pipi anaknya berkali-kali.
“Dady... Mommy baik-baik aja?” tanya Bell dengan suara gemetar, matanya menatap Jisoo yang kini sudah bisa duduk perlahan di ranjang.
Jisoo tersenyum lembut meski wajahnya masih terlihat lelah. Ia membuka tangannya, dan Taehyung perlahan menurunkan Bell ke pelukan ibunya.
“Aku baik-baik aja, Princess,” ucap Jisoo sambil mencium rambut Bell. “Tapi Mommy butuh kamu jadi anak baik, ya? Jangan pukul adikmu lagi, dia nggak salah apa-apa…”
YOU ARE READING
✨My husband my ajoshii ✨ (vsoo) 18++
RomanceBagaimana jadinya jika hidup satu atap mewah dan memiliki umur yang berbeda 10 tahun "ajoshii!!! jangan menyentuhku sampai umur kita sama!!!"soo "oppa?...kemana panggilan ajoshii itu emm?"V "hanya kalo aku membuatmu bangkrut " soo
