Vote vote haechuseyeo ☺️
Komentar komentar imnidha 😉
Happy reading 📖
.
.
.
Mentari pagi perlahan menembus tirai tipis yang menggantung di jendela ruang tengah. Cahaya keemasan itu menyentuh lembut kulit pucat Jisoo yang tertidur pulas di atas sofa panjang, masih mengenakan piyama hangat bermotif awan.
Taehyung berdiri tak jauh dari sana, sibuk menyelesaikan urusan rumah tangga yang sempat tertunda sejak mereka pulang dari Jeju. Tangan cekatannya bergerak lincah—membersihkan meja makan, mencuci piring-piring kotor, bahkan melipat selimut yang tergeletak di lantai kamar.
Suasana begitu tenang. Hanya terdengar suara mesin cuci yang berputar pelan dari ruang cuci.
Setelah menyelesaikan tugas-tugas kecil itu, Taehyung menghampiri istrinya yang masih terlelap. Ia berjongkok di depan Jisoo, menyibakkan anak rambut yang menutupi keningnya, lalu mengusap pipi perempuan itu dengan sangat hati-hati.
"Cantik sekali," gumamnya pelan.
Kemudian, dengan sangat pelan, ia memiringkan kepala sedikit, menatap ke arah perut istrinya yang masih datar namun kini menyimpan kehidupan kecil di dalamnya. Tangan Taehyung bergerak ke sana, menyentuh lembut bagian itu dengan telapak yang hangat.
"Hai... kau sudah bisa mendengar suara Appa, bukan?" bisik Taehyung sambil mengelus pelan.
Ia tertawa kecil, nyaris tanpa suara, sebelum menunduk lebih dekat dan berbisik dengan suara rendah yang begitu penuh kasih.
"Hey manja... jangan selalu membuat Mommy terbangun tengah malam karena kau rewel, hmm? Biarkan dia tidur nyenyak malam ini."
Tangannya terus membelai dengan ritme yang sama, seperti ingin menenangkan sesuatu yang belum bisa ia lihat namun telah ia cintai.
"Appa akan urus semuanya. Kau tinggal tumbuh sehat, jangan nakal, dan biarkan Mommy tetap ceria seperti biasanya. Karena kalau Mommy sedih, Appa bisa sedih berkali-kali lipat."
Jisoo bergumam pelan dalam tidurnya, tubuhnya sedikit bergerak, namun masih belum sadar. Taehyung tersenyum kecil, lalu membetulkan selimut yang hampir terjatuh dari tubuh istrinya.
Ia mencium pelan puncak kepala Jisoo.
"Istirahatlah, istriku. Aku jaga kalian."
Kemudian ia berdiri pelan, berjalan ke dapur untuk menyiapkan sarapan ringan, masih sambil menengok ke arah sofa setiap beberapa menit—tak pernah benar-benar bisa melepaskan pandangan dari perempuan yang kini menjadi pusat hidupnya.
Pagi itu, tidak ada hal luar biasa terjadi. Tapi bagi Taehyung, menyentuh perut Jisoo dan berbicara pada calon buah hatinya adalah momen paling istimewa yang tidak ingin ia lewati, meski sekali.
---
Pagi itu aroma roti panggang dan potongan buah segar memenuhi ruangan. Suasana hangat apartemen semakin terasa nyaman dengan suara radio kecil yang memutar musik klasik lembut.
Namun ketenangan itu langsung terguncang saat dari arah ruang tengah terdengar suara lantang yang sudah sangat dikenali Taehyung.
"Ajossiiiiiiiiiii!!!!!"
Taehyung yang sedang berjongkok di depan kulkas, menyusun stok makanan yang baru saja dikirimkan dari pasar organik langganannya, langsung menegakkan tubuh dengan reflek.
"Ya! Kau teriak seperti itu pagi-pagi, jantungku bisa berhenti, tahu tidak?" serunya dari arah dapur, buru-buru menghampiri ruang tengah dengan dua botol jus di tangan.
YOU ARE READING
✨My husband my ajoshii ✨ (vsoo) 18++
RomanceBagaimana jadinya jika hidup satu atap mewah dan memiliki umur yang berbeda 10 tahun "ajoshii!!! jangan menyentuhku sampai umur kita sama!!!"soo "oppa?...kemana panggilan ajoshii itu emm?"V "hanya kalo aku membuatmu bangkrut " soo
