23 shoop and boo 🐧

Bắt đầu từ đầu
                                        

Bell terdiam, lalu perlahan menempelkan telinganya ke perut Jisoo.

“Adik... aku minta maaf... Bell janji jadi kakak baik... asal adiknya jangan bikin Mommy sakit lagi, ya,” gumamnya pelan.

Taehyung dan Jisoo saling berpandangan, lalu tertawa kecil bersama. Dalam ruangan rumah sakit yang sunyi, pelukan keluarga kecil itu terasa hangat—mereka tahu, musim dingin ini akan jadi awal dari musim yang lebih hangat di hati mereka.

......

....
Hari itu, salju turun lembut menghiasi trotoar kota. Jisoo membalut dirinya dan Bell dengan pakaian hangat saat mereka keluar dari mobil menuju sebuah toko mainan besar. Taehyung tidak ikut hari itu karena harus menyelesaikan pekerjaan, jadi misi membeli hadiah natal untuk anak-anak kecil dalam keluarga jatuh ke tangan Jisoo dan sang putri yang sedang dalam masa "emosi tinggi".

Bell memeluk erat bonekanya, Boo, yang dari tadi tidak mau ia lepaskan.

“Bell, simpan Boo dulu ya di tas. Nanti kalau tertinggal Mommy nggak bisa cariin lho,” peringatan Jisoo terdengar sabar tapi sudah cukup tegas.

“Tidaakkk!!! Boo juga mau pilih hadiah!” teriak Bell, wajahnya cemberut, tangan kecilnya memeluk boneka itu makin erat.

Jisoo menghela napas panjang. Salju, keramaian, dan seorang bocah keras kepala. “Yasudah, terserah… Tapi Mommy tak akan peduli kalau Boo hilang, ya?” katanya datar sambil melangkah masuk ke toko, pura-pura acuh.

Bell menatap Jisoo dengan bibir mengerucut, lalu berlari kecil mengikuti ibunya sambil menyeret Boo. Di dalam toko, mereka disambut dengan warna-warni dekorasi natal, boneka berderet, musik meriah, dan anak-anak kecil yang sibuk memilih mainan. Tapi di tengah kemeriahan itu…

“Mommyyyyy!!! Boo nggak adaaa!!!” pekik Bell beberapa menit kemudian. Matanya panik, tangannya menepuk-nepuk jaketnya.

Jisoo yang tengah memilih puzzle langsung menoleh. “Apa Mommy bilang tadi…” suaranya pelan namun penuh tekanan.

“Tolonggg cari Boo, Mommy! Bell janji nggak bandel lagi…” isaknya sambil menarik ujung coat Jisoo.

Melihat mata putrinya yang berkaca, Jisoo pun melembut. Ia berjongkok dan menyeka pipi Bell, “Ayo kita cari bareng-bareng. Tapi mulai sekarang Boo harus tahu diri, ya. Dia juga harus belajar dengar Mommy,” kata Jisoo setengah bercanda.

Mereka pun memulai pencarian di setiap lorong toko, bertanya pada pegawai, hingga akhirnya seorang ibu membawa Boo ke meja kasir, “Apakah ini milik anak kecil yang menangis tadi?”

Bell langsung merebut Boo dan memeluknya erat, “Boo... kamu jahat! Jangan tinggalin Bell lagi ya…”

Jisoo hanya menghela napas, tak kuasa menahan senyum. “Seperti punya dua anak sekarang,” gumamnya lirih sambil menyeka dahinya yang berkeringat karena drama kecil itu.

Mereka pun melanjutkan belanja hadiah—dengan Bell yang kini akhirnya meletakkan Boo dalam tas jinjing kecilnya, sambil sesekali mengecek isinya. Jisoo tahu, hari itu akan mereka ingat setiap kali salju turun dan lagu natal terdengar.

.....

Angin dingin masih menusuk meski matahari sudah condong ke barat. Langkah Jisoo terhenti tepat di depan sebuah etalase mungil dengan baju-baju bayi yang tertata lucu dan penuh warna pastel. Tangannya perlahan menyentuh kaca bening yang memisahkannya dengan baju kecil bertuliskan "Made with love" berwarna krem lembut.

Perutnya mulai sedikit membulat, dan meski belum semua orang tahu, hatinya selalu bergetar setiap kali melihat sesuatu yang mengingatkannya pada bayi kecil yang sedang tumbuh di dalam rahimnya.

✨My husband my ajoshii ✨ (vsoo) 18++Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ