Ps....
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..
So, let's reading...
#................#
"Aku tau ini memang sulit dipercaya, karena diriku sendiri juga merasakan nya. Tapi dimensi berbeda itu memang benar-benar ada. Namaku Uzumaki Naruto, putra Yondaime Hokage, Namikaze Minato, dan Akai Chisio No Habanero, Uzumaki Kushina."
"Jika di dunia ini, maka dia," Naruto menunjuk ke arah Menma dengan telunjuknya, sementara Menma berkedip pelan, "adalah aku."
"Kau benar, ttebane. Ini sulit dipercaya. Dimensi lain?"
"Dan apa hubungan mu dengan kyuubi, nak?"
Naruto menghela nafas pelan, sedikit ragu bagaimana menjawab pertanyaan sang Hokage, "aku, sandaime jinchuuriki kyuubi no Youko."
"A--apa? Kau bercanda, nak? Kami di dunia mu, menyegel nya padamu?" Kushina bertanya tak percaya.
"Ya," Naruto mengangguk singkat, "memang itu yang terjadi."
Minato menatap Naruto dengan tatapan kritis, "marga yang kau gunakan adalah marga ibu mu, kyuubi disegel dalam dirimu. Kalau begitu, apa kami di dunia mu tiada, nak?" tanya nya setelah menganalisa singkat.
"Itu benar. Mereka meninggalkan ku sejak aku bayi."
"Astaga," Kushina menutup mulutnya tak menduga, "Anata, kenapa kau hanya kaget sedikit?"
"Aku mengerti sedikit setelah dia bilang Sandaime kyuubi, bagaimana pun, jika kematian dekat dengan diri kita saat Menma lahir, itu juga mungkin menjadi pilihan ku."
Naruto menghela nafas lagi, Minato yang ini adalah Minato yang mirip dengan ayahnya. Sangat mirip. Bukan pengecut seperti saat dia dibawa ke dimensi lain oleh Obito. Ah, benar juga. Jangan bilang sifat dirinya yang ada disini sangat minta dikubur seperti si Menma yang itu?!
Kami-sama, jangan sampai. Akan aneh sekali jika dia harus melihat dirinya bertampang sok seperti Sasuke nya.
"Boleh aku bertanya, Hokage-sama?"
"Apa yang hendak kau tanyakan, nak?"
Naruto menunjuk Menma lagi, "bagaimana sikap nya?"
"Kenapa kau menunjuk ku, hah?!"
"Hmm? Kira-kira, dia lebih gila dariku atau seperti Menma yang itu, ya?" Naruto bergumam pelan, tapi suaranya masih bisa terdengar oleh yang lain. Dia ingat kalau dulu juga pernah terlempar ke dimensi lain yang katanya genjutsu. Nyatanya, Kurama bilang dunia itu tidak dipenuhi kebencian seperti yang seharusnya jika memang diciptakan si lidah buaya berwujud kecap.
"Apa maksudmu, nak?"
"Tolong, panggil saja aku Naruto. Aneh mendengar panggilan nak seperti itu."
"Bagaimana sikap nya? Heh, namamu Menma, kan?"
Kushina tertawa kecil, bocah pirang satu ini terlihat sekali menyebalkan nya.
"Ya kenapa memang kalau namaku Menma, hah?!"
"Ck, pemarah sekali seperti si bola bulu."
"Apa maksudmu membawa-bawa namaku, hah?!" raung Kurama di balik inner.
Naruto tak menjawab raungan bola bulu oranye itu, dia malah menatap Menma dengan tatapan yang, entahlah. Dirinya sendiri tak tau deskripsi apa yang harus dijabarkan.
"Hmm, sikapmu normal ternyata. Tidak brengsek seperti Sasuke," Naruto mengedikkan bahu acuh. Menma yang ini hampir sama seperti dirinya, 'sayang sekali, Sasuke yang brengsek itu ku cintai sampai mati.'
"Bajingan! Kenapa kau bawa-bawa namaku, sialan?!" Sasuke yang tak terima disebut brengsek, berseru emosi.
"Cih, Sasuke yang ini banyak mengumpat. Tapi masih mending sih, daripada playboy cap kakap," sahut Naruto, berbisik di akhir. Rasanya merinding juga jika dia ingat bagaimana playboy nya Sasuke yang itu. Ah, tapi kalau dipikir-pikir, Sasuke yang ini sama seringnya seperti dia dalam hal mengumpat.
Bukan salahnya dia begitu pandai mengumpat bahkan sejak akademi. Naruto hidup sepanjang waktu dengan makhluk penuh kebencian dan mulut besar yang tiada hari tanpa umpatan dan makian.
"Ugh, sialan kau Kuu. Kenapa belum menyembuhkan ku?!" desis Naruto dalam hati saat dadanya terasa sakit.
"Sembuh kan?! Bagaimana bisa kau ku sembuhkan jika chakra ku saja kau tolak, pirang sialan?!"
"Ck!"
Perubahan ekspresi Naruto yang nampak menahan sakit terlihat oleh orang-orang disekitar, Kushina yang khawatir bertanya apakah Naruto baik-baik saja dan dijawab gelengan singkat.
"Bekas luka ini sakit lagi," ringisnya, menunjuk area dada yang tertutup perban.
"Menma, panggil Tsunade-sama untuk memeriksa Naruto."
Menma yang diperintah ayahnya, segera melesat pergi dan meninggalkan pintu yang terbuka lebar. Beruntung Sasuke segera menjauh dari pintu atau dia akan terkena gebrakan pintu.
"Sialan, kenapa pintu nya kau buka lebar-lebar, hah?!" raung Naruto tak terima. Dia paling kesal jika melihat pintu terbuka seperti itu saat dirinya terlihat lemah seperti ini. Astaga, berteriak seperti ini membuat rasa sakit nya terasa semakin membakar. Kalau langsung mati sih, dia akan sangat senang, karena artinya dia bisa bertemu Sasuke nya. Tapi jika jadi ajang penyiksaan begini?!
"Naruto, lebih baik kau berbaring lagi. Tsunade-sama akan segera memeriksa mu. Untuk bagaimana selanjutnya, kita bicarakan nanti."
#........#
Vote and comment please ♥️
YOU ARE READING
In Another Dimension
FanfictionSaat dirinya terbangun dari tidur panjang selepas perang, orang pertama yang ia cari adalah sang sahabat yang diam-diam ia cintai. Uchiha Sasuke. Namun yang ia dapati malah kabar bahwa sang Uchiha telah mati dalam penghukuman. Ditengah kesedihan dan...
