---
Setelah perjalanan yang melelahkan dan sedikit menegangkan tadi siang, malam itu vila mereka sudah terasa hangat. Vila kayu modern di pinggir pantai Jeju itu dipenuhi aroma laut dan suara ombak dari kejauhan. Lampu temaram, heater menyala, dan Jisoo sudah membungkus dirinya seperti burrito di dalam selimut tebal.
Taehyung duduk di sisi ranjang dengan ponsel di tangan, masih membaca artikel tentang kehamilan. Sesekali matanya melirik ke arah Jisoo yang hanya menampakkan wajah dari balik gulungan selimut.
“Oppa...” panggil Jisoo pelan.
“Hm?”
“Eomma tadi bilang... boleh gak sih kalau kita... you know...” Jisoo melirik ragu, pipinya memerah.
Taehyung menatap Jisoo dari balik kacamatanya. “You know... apanya?”
“Ya itu... melakukan ‘itu’...” gumam Jisoo, masih enggan mengatakan dengan jelas.
Taehyung menaikkan alis. “Kamu maksud... kita... itu? Di saat kamu hamil?”
Jisoo langsung mengubur kepalanya ke dalam selimut. “Aish! Kenapa kamu ngomong keras banget!”
Taehyung tertawa pelan dan meletakkan ponselnya. Ia merangkak pelan mendekat ke arah gulungan selimut yang menyimpan istrinya.
“Eomma kamu bilang apa tadi pas kamu tanya?”
“Dia bilang... boleh... asal gak terlalu liar,” jawab Jisoo, suaranya teredam oleh selimut.
Taehyung tertawa semakin keras. “Aigoo... eomma kamu... kenapa malah mendukung anaknya sendiri gitu...”
Jisoo langsung meninju pelan lengan suaminya dari balik selimut. “Ya! Kamu malah ketawa. Aku serius!”
Taehyung mengangguk, lalu memiringkan tubuhnya agar sejajar dengan wajah Jisoo. “Sayang, aku takut nyakitin kamu dan baby... Tapi aku juga manusia...”
“Kamu manusia apa ajoshii?” potong Jisoo cepat.
“Ajoshii-manusia,” balas Taehyung cepat, membuat Jisoo cekikikan.
Taehyung menatap dalam ke mata Jisoo. “Tapi kalau kamu capek, atau gak yakin... kita gak harus ngelakuin apapun. Aku bisa nunggu. Selamanya pun boleh.”
Jisoo menatap Taehyung serius. “Tapi... kalau aku mau... kamu berani?”
Taehyung terkesiap. “Aku dilawan.”
Jisoo mendekat, lalu mencium cepat pipi suaminya. “Tapi aku lapar.”
“Lapar?!” Taehyung menatap bingung. “Lapar makanan? Atau—”
“Lapar pelukan. Bukan yang lain-lain dulu, dasar otak ajoshii,” bisik Jisoo sambil kembali menyelubungi diri.
Taehyung tertawa puas, lalu memeluk gulungan selimut yang berisi istri kecilnya itu.
“Kalau begitu, kita mulai dari pelukan dulu. Nanti... kalau kamu benar-benar yakin, kamu tinggal bilang... Bunny diangkat, selimut dibuka...”
Jisoo langsung mencubit perut Taehyung. “Oppa, ya!!!”
Malam itu di vila Jeju, tak ada yang lebih hangat dari pelukan seorang ajoshii yang setia menjaga dua nyawa yang sangat ia cintai. Tak ada ‘itu’ malam ini—hanya pelukan dan cerita-cerita kecil sebelum tidur, dengan bunyi ombak yang jadi latar.
---
Pagi itu, suasana vila pinggir pantai benar-benar sempurna. Angin berhembus lembut, suara ombak menjadi musik latar alami, dan matahari muncul malu-malu di balik awan.
YOU ARE READING
✨My husband my ajoshii ✨ (vsoo) 18++
RomanceBagaimana jadinya jika hidup satu atap mewah dan memiliki umur yang berbeda 10 tahun "ajoshii!!! jangan menyentuhku sampai umur kita sama!!!"soo "oppa?...kemana panggilan ajoshii itu emm?"V "hanya kalo aku membuatmu bangkrut " soo
10 Jeju yang gagal 🍊
Start from the beginning
