"Patah hati di usia matang bukanlah hal yang mudah."
Meski dikenal sebagai wanita dengan karir yang cemerlang, Im Yoona tetap tak luput dari rasa 'kasihan' orang di sekitar karena tak kunjung menikah. Namun tak ada yang bisa dilakukan oleh Yoona unt...
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Sembunyi di balik panggung, Yoona memperhatikan kerumunan yang semakin padat, mengitari panggung kecil seolah menanti sesuatu yang besar. Orang-orang itu tampak sangat semangat sembari memeluk buku dengan judul yang berbeda-beda namun nama penulisnya sama, 'Im Yoona'. Mereka tak sabar menunggu acara jumpa fans dengan penulis favorit mereka dimulai.
Yoona menggigit bibir bawahnya, keringat dingin mengucur dari keningnya. Wajahnya tampak pucat pasi dan jantungnya berdebar dengan kencang. Tangannya gemetar saat menerima mikrofon dari salah satu panitia acara.
"Anda tidak apa-apa?" tanya panitia tersebut menyadari keadaan Yoona yang terlihat buruk.
Dengan tatapan kosong, Yoona mengalihkan pandangan ke panitia itu. Biasanya dia tidak pernah demam panggung. Dia adalah orang yang sangat percaya diri dan memiliki kemampuan public speaking yang hebat. Bertemu banyak orang adalah caranya mengisi energi. Tetapi, hari ini dia menerima sebuah pesan yang mengejutkannya dan tidak disangka akan mengubah jalan hidup yang telah direncanakannya.
Mengingat isi pesan itu lagi membuat isi lambung Yoona naik ke kerongkongan. Rasa panas memenuhi kerongkongan hingga lehernya yang membuatnya refleks menutup mulutnya sehingga mikrofon di genggamannya terlepas dan jatuh. Bunyi nyaring dari mikrofon yang jatuh itu memenuhi seluruh ruangan dan membuat orang-orang menutup telinganya, bertanya-tanya "ada apa sebenarnya?"
Yoona yang tak bisa menahan rasa mualnya pun segera berlari ke toilet. Dalam hitungan detik, Yoona memuntahkan isi perutnya dalam kloset. Dia memuntahkan semuanya, berharap rasa muak dan kecewa yabg dirasakannya juga bisa ikut keluar. Namun, itu tidak mungkin.
Setelah lambungnya kosong, Yoona pun terduduk di lantai toilet yang kering. Kepalanya menyandar ke dinding, dan kedua tangannya menutupi wajahnya. Isakan tangis pun keluar dari mulutnya. Di ingatannya kembali terputar ke beberapa jam yang lalu dimana dia menerima sebuah pesan yang merupakan sebuah undangan pernikahan.
Undangan pernikahan pacarnya dengan seorang perempuan yang sangat dikenali Yoona. Iya, pacarnya, bukan mantan pacar. Mereka akan menikah di saat hubungan Yoona dan pacarnya itu belum berakhir. Lucu, bukan?