"Jaeyi mau kamu lanjut kuliah."

Suasana kamar menjadi hening, sendok yang dipegang Seulgi berhenti bergerak, Yeri yang sedang sibuk dengan make up-nya pun berhenti. Nama Jaeyi seperti kata yang dilarang disebut, sudah lama tidak ada yang menyinggung nama Jaeyi. Salah satu alasannya untuk menjaga perasaan Seulgi yang masih berantakan setelah hilangnya Jaeyi.

Seulgi menaruh sendok, nafsu makannya dengan cepat hilang. "Tau dari mana?"

"Nebak aja."

💙🤍💛

Tiga bulan lewat semenjak hilangnya Jaeyi dari permukaan bumi, Seulgi mulai dengan perlahan menjalankan hidupnya. Perlahan dia mulai memperbaiki diri, pola tidur dan pola makan semakin membaik. Perlahan dia pun mulai keluar dari rumah, membiarkan tubuhnya terkena cahaya matahari, bertemu dengan Kyung dan Yeri di luar. Terkadang dia pergi ke tempat part time Yeri di sebuah cafe sembari belajar untuk ujian masuk kuliah.

"It's on the house." Yeri membawa satu potong kue cokelat ke meja yang diduduki oleh Seulgi.

Seulgi tersenyum ke Yeri yang memakai seragam kerja. "Makasih."

"Semangat." Yeri berbisik dan pergi kembali untuk mengurus pengunjung yang lain.

Beberapa menit kemudian pintu cafe terbuka, Kyung bersama dengan tas gendongnya yah terlihat berat masuk dan langsung duduk di depan Seulgi.

"Panas banget." Kyung mengangkat tangannya memanggil Yeri untuk memesan minuman.

"Udah gak ada kelas lagi?"

Kyung menganggukkan kepalanya. "Tapi masih belum bisa santai, besok ada ujian." Kepalanya memegang kepalanya dan mengacak-acak rambutnya.

"Now I'm scared to go to college. Kamu keliatan stress gini."

"Belum terbiasa aja aku, baru kemarin masuk kuliah. Nanti lama-lama mati."

"Serem amat."

Beberapa jam sudah lewat, tidak kerasa karena sedari tadi Seulgi menenggelamkan perhatiannya ke dalam materi pelajaran. Tidak terlalu susah karena ia hanya perlu belajar ulang materi yang sebenernya sudah dia mengerti dulu. Membereskan bukunya ke dalam buku, memakai topinya untuk menutupi rambutnya yang agak berantakan, belum sempat untuk keramas.

"Belum mau balik?"

"Nunggu Yeri, rencana mau makan di luar. Mau ikut?"

"Nggak ah, gak mau ganggu orang pacaran."

Kyung melempar sedotan yang masih belum dipakai ke arah Seulgi. "Gak ada yang pacaran."

"Keep denial, Kyung."

Seulgi bangkit dan melambaikan tangannya ke Yeri untuk pamit. Langit masih memancarkan cahaya matahari, tidak terlalu terang seperti tadi, langkahnya berjalan dengan malas. Melirik jam tangan yang menunjukkan jam masih sore hari, Seulgi tahu bahwa di rumah masih kosong, Mamah-nya pasti masih ada di tempat kerjanya.

Tanpa sadar langkah kakinya menuntun dirinya ke suatu tempat yang tidak asing. Tempat karaoke dekat sekolah SMA dulu. Tempat di mana dirinya menghabiskan waktu bersama Jaeyi, bernyanyi bersama.

Dengan sadar Seulgi membayar uang untuk menyewa ruangan karaoke selama 2 jam. Entah mungkin kebetulan atau memang takdir, ruangan yang akan ditempati adalah ruangan 10, ruangan yang sama dulu ia dan Jaeyi tempati. Duduk dan menaruh tas gendong disebelahnya, memegang erat mic ditangannya. Setelah beberapa menit mencari lagu yang pas, dia menemukan satu lagu yang lagi-lagi mengingatkan dirinya kepada Jaeyi.

Every Universe | Seulgi X JaeyiWhere stories live. Discover now