" Tuan Orlando Reeves dari Reeves Company ingin menemui anda besok, apakah anda ingin menemui beliau, Professor?"

" Orlando Reeves?"

" Ya, perwakilan tuan Reeves kemarin, meminta izin untuk pertemuan secara resmi."

" Kamu bisa meninggalkan saya sebentar, Olla. Saya harus menelepon Adrian sekarang."

' S' POV end,

***

Aku langsung menghubungi Anggara untuk membuat janji dengan Professor Seven Tulip, MD, Ph.D, pendiri Chief Scientific Officer Global Seven Biologics, yang baru-baru ini memiliki beberapa paten, antara lain Preparative Electrophoresis Device and Methode dan Methods for Detecting Cancer of the Central Nervous System.

Seven Tulip adalah Ratu didunia riset saat ini. Dia bahkan mematahkan riset-riset pendahulu nya dengan sangat jenius. Ratu yang sangat kejam dalam mencabik lawannya yang di juluki The queen of predator.

Bagaimana bisa badan riset yang baru 10 tahun berdiri itu bisa menghasilkan hasil riset yang begitu memukau.

Belum bisnis lain yang jauh dari bidang riset juga terbilang sukses. Siapa sebenarnya wanita ini, kenapa begitu sulit terdeteksi. Aku yakin mereka adalah orang yang sama tapi kenapa kalau mereka adalah orang yang sama, wanita itu ingin bekerja di ProThera research institute for scientific and biotechnology milik ferridian Ahmad.

Bukankah lembaga risetnya melesat jauh di atas prothera. Kenapa juga dia harus meninggalkan global palace dan memilih tinggal di gang sempit itu. Dan apa wanita itu memang benar-benar ada hubungan dengan Sheva fawwasy wildblood?

Photo yang diikirimkan Anggara sangat mirip dengan Seven yang ku kenal hanya wanita di photo itu agak sedikit berbeda dengan rambut merah dan mata coklat terang. Hal itu lah yang membuatku sangat penasaran sehingga aku memutuskan untuk membuat janji dengan wanita bernama Seven Tulip itu.

Jutaan pertanyaan menjalin menjadi benang kusut di otakku. Wanita yang penuh teka-teki yang membingungkan, namun disana juga hatiku memilih.

***

" Hay, om Iven. Pasti lagi nyariin Bunda Sheva ya?" Tanya Navisha ketika melihatku memasuki panti.

" Yah, dimana dia?" Kataku sambil menoleh mencari sosok wanita itu.

" Bunda Sheva ada di dapur, sebentar lagi makan malam jadi bunda sedang memasak untuk kami." Jawab Jelinta.

Tanpa menjawab mereka aku berjalan menjauh menuju dapur untuk menemui wanita itu. Seperti biasa aku menyukai tubuhnya yang tertutup apron bunga-bunga yang menurutku dia jauh lebih seksi dari biasanya. Ah sial, aku selalu tak suka hasratku yang datang tak mengenal waktu.

Aku menggelengkan kepala melihat leher jenjang, betis ramping dan badan semampai yang bisa saja membuatku hilang kendali sekarang.

" Apa yang kau pakai itu, istriku."

" Tutup mulutmu, tuan."

" Kau jadi terlihat gemuk memakai afron itu."

" Kalau aku terlihat gemuk kenapa kau berulang kali menelan air liurmu, tuan." Cibir Sheva.

" Ah, kau menyebalkan sekarang, nona."

" Oh ya?"

" Yah jujur aku menyukai kau memakainya, tapi aku lebih suka kau tak memakai apapun di tubuhmu, Nona." Ucap Iven dengan seringai demon dibibirnya.

" Kau harus menunggu pemakamanku kalau begitu, tuan."

" Sebelum itu terjadi, aku sudah akan membuatmu melakukannya untukku."

SEVEN ELEVEN Where stories live. Discover now