Photograph 5

4.6K 434 3
                                    

Prilly's POV

Siang ini aku sedang asik membantu bunda melayani para pengunjung galeri. Hingga akhirnya aku sekarang melayani pengunjung laki-laki berbadan tinggi tegap, bisa aku perkirakan mungkin dia seumuran denganku, mengapa? Karena tampangnya yg masih muda seperti anak kuliahan.

"Haloo selamat siang mas, ada yg bisa kami bantu?" aku menyapa pria itu.

"Eh iya mba, saya mau cari lukisan buat dikamar saya nih. Kira-kira yg bagus yg mana ya ? Bisa bantu pilihkan?"

"Tentu bisa mas, maaf kalau boleh saya tahu lukisan yg mas inginkan seperti apa?"

"Yang abstrak mba. Soalnya kamar saya bernuansa putih hitam jadi keliatan lebih masuk aja kalau abstrak."

"Ooow kalau begitu tunggu sebentar yaa mas saya ambilkan lukisan abstrak yg bagus."

Aku pergi kebelakang untuk mengambil stok lukisan abstrak yg diminta nya. Duh mengapa berat dan agak susah aku membawanya ? Baiklah akhirnya terpaksa aku membawanya dengan susah payah.

Tunggu. Kenapa lukisannya menjadi ringan ?

"Eeh..eehh ga usah mas biar saya aja yg bawa." ucap ku seraya mempertahankan lukisannya di dekapan ku.

"Ga usah nolak pertolongan baik dari orang. Udah tau lo keribetan gitu."

Aku tiba-tiba menghentikan langkahku setelah mendengar suara itu. Lalu aku meletakkan pelan-pelan lukisannya ke bawah. Betapa terkejutnya aku melihat seorang pria yg tempo hari menabrak mobil galeri sedang berhadapan dengan ku.

"Loh ? Lo lagi ? Ngapain lo disini ?" ucap ku dengan nada sewot.

"Gw disini mau beli lukisan lo masa gw mau nyuci piring sih. Duh mba yg cantik jangan galak-galak mba. Kan kejadian waktu itu udah lama banget, terus mobil lo juga ngga kenapa-kenapa." ucap nya.

"Tau darimana lo kalo tuh mobil baik-baik aja?"

"Gampang kali. Lo ngga nghubungin nomer yg ada dikartu nama yg lo rebut. Beres deh." ucap nyasambil menyolek ujung hidungku. Songong sekali dia.

Aku terdiam dan hanya bisa menatap lurus kearah jalanan di luar galeri.

"Eee... Misi mba. Ini lukisannya ya ?" ucap pria tadi yg aku ambilkan lukisan pesanannya.

"Eeeh iya mas ini lukisannya. Maaf sudah lama menunggu."

"It's oke mba. Saya ambil yg ini ya."

"Terimakasih mas, mas bisa melakukan pembayarannya dikasir. Terimakasih sudah membeli, kami tunggu pembelian berikutnya." ucap ku seramah mungkin agar tidak ketahuan kegugupan ku.

Aku beranjak pergi meninggalkan pria tampan namun menjengkelkan yg berdiri terpaku diposisinya. Namun ketika aku beranjak, tangan nya menahan diriku agar tidak pergi.

"Ikut gw." ucap nya sambil menarik tangan ku.

"Eh mas apaan sih narik-narik."

Aku berusaha keras melepaskan genggaman tangannya. Namun apa daya tenaga nya jauh lebih kuat dari diriku. Akhirnya mau tidak mau aku ikut dengan nya.

Dia membawa ku masuk kedalam mobilnya. Setelah duduk dikursi samping kemudi, ia memasangkan seatbelt kepadaku lalu menutup pintu, ia kembali masuk kedalam galeri.

Beribu pertanyaan sudah tersusun rapi di otak milik ku. Apa-apaan lelaki tampan ini? Menjengkelkan sekali dia. Aku merasa ketampanannya turun drastis ketika ia sedang menjengkelkan seperti ini.

Laki-laki ini masuk dan duduk didepan kursi kemudi. Ia menyalakan mesin mobil dan mulai melajukan mobilnya perlahan meninggalkan galeri.

"Sorry gw udah tarik lo secara paksa."

PhotographWhere stories live. Discover now