Photograph 4

4.7K 445 4
                                    

Author's POV

Cahaya sinar mentari pagi memaksa masuk ke kamar Ali. Setelah ia tidur semalam, pagi ini ia harus dibangunkan dengan suara teriakan mamanya dari depan pintu. Terpaksa ia harus bangun karena hari ini Ali dan keluarganya akan menjemput adiknya dibandara.

Harus bangun pagi adalah rutinitas yg paling tidak bisa Ali terima. Entah mengapa rasanya badan Ali menempel dengan kasur kalau disuruh bangun pagi-pagi.

"ALIIIII!!" teriak Resi sambil menggedor pintu kamar.

Suara teriakan mama ngga ada yg bisa ngalahin pokoknya deh. Batin Ali. Dengan terpaksa Ali bangun dan mengacak rambutnya kasar. Ia turun dari kasur dengan langkah gontai. Lalu membuka pintu kamar dan benar saja mama nya sudah berdiri didepannya dengan stelan rapi.

"Kenapa sih ma ? Aduuhhh bisa budek lama-lama kuping Ali nih." gerutu Ali.

"Kamu lupa ? Adikmu pulang hari ini Ali. Kamu itu bener-bener deh!" ucap Resi sambil menjewer sebelah telinga kanan Ali.

"Aaaaa....aaaa iyaaa Ali ga lupaaa... Aduuhh lepas maaa sakiittt..." rengeknya.

"Mandi sana. Mama tunggu dibawah! Ga ada acara L.A.M.A" ucap Resi dengan nada penekanan.

Setelah puas mengomel di depan pintu kamar Ali, mamanya turun kebawah untuk menyiapkan sarapan.

"Tumben pa Kahvie minta pulang. Lagi libur panjang kuliahnya?" ucap Resi.

"Iya lagi libur panjang makanya dia minta pulang." jawab Syarief.

"Mama kangen sama anak mama satu itu deh pa. Pasti kalo Kahvie udah dirumah nih seketika rumah kayak pasar malem deh. Berisik gara-gara berantem sama abangnya."

Syarief tersenyum mendengar perkataan istrinya. Lalu ia melanjutkan sarapannya. Ali sudah rapi dengan baju kaos lengan pendek bermotif bendera Amerika, celana pendek selutut serta kupluk kesayangan nya menambah tingkat ketampanannya saat ini. Ia duduk di sebelah papanya untuk sarapan.

"Wuihh anak papa ganteng bener pake kupluk segala." celetuk Syarief

"Iya dong pa. Siapa tau ada pramugari lewat terus nyangkut sama Ali. Hahaha."

"Yakin kamu maunya sama pramugari ? Ditinggal-tinggal nanti loh. Mendingan sama anaknya sahabat papa. Anaknya om Tommy cantik juga loh Li."

"Anaknya om Tommy bukannya Adel doang pa ?"

"Ada lagi. Perempuan juga namanya Prilly. Nanti kapan-kapan papa ajak om Tommy dan keluarga makan malam sama kita yaa sekalian mau ngenalin Prilly sama kamu."

"Ih papa apaan sih. Emang sekarang masih jamannya Siti Nurbaya apa pake dijodoh-jodohin segala. Nanti Ali pasti bawa cewe Ali kerumah deh tanpa harus papa kenal-kenalin."

"Udah udah yuk berangkat. Kahvie udah sampe tuh dia lagi ngurus barang-barangnya dulu katanya. Ayuk Li berangkat." ajak Resi

"Tapi ma Ali bel...."

Resi langsung menarik Ali ketika ia hendak memasukkan suapan roti terakhir ke mulutnya.

"Biii.. Kita berangkat dulu yaa. Titip rumah yaaa bi. Assalamualaikum." ucap Resi.

Mereka bertiga masuk kedalam mobil. Ali langsung melajukan mobilnya ke bandara. Banyak percakapan diantara mereka.

"Li kamu beneran ngga mau papa kenalin sama Prilly ? Dia cantik loh, anaknya baik, dia juga suka membantu bundanya di galeri milik ayahnya."

"Papa ini yaa masih aja dilanjutin omongan tadi dimeja makan." Ucap Resi sambil menggelengkan kepalanya heran.

"Papa, Ali udah suka sama cewe lain pa. Jadi stop papa bujuk-bujuk Ali buat kenalan sama dia." Ucap Ali yg terus fokus menyetir.

PhotographМесто, где живут истории. Откройте их для себя