Lotus || 24 ⚠️

35.8K 444 14
                                        

Dimas menatap dingin pada sosok di hadapannya saat ini, dengan raut wajah datar ia menjabat uluran tangan yang sosok di hadapannya itu berikan.

"Selamat pagi tuan Dimas" Sapa Tigor Ramah.

"Selamat pagi tuan?"

"Perkenalkan saya Tigor Michael Abraham, perwakilan dari ABH'm untuk mengunjungi perusahan anda" jawabnya.

"Selamat datang tuan Tigor" sambutnya dengan senyuman formal. Menghilangkan raut ketidaksenangan di wajahnya.

Ada satu hal yang Dimas lupakan, benar pria di hadapannya tersebut.

Setiap bersama Rosa, Dimas selalu lupa untuk menanyakan apa hubungan Rosa dengan pria tersebut.

Apalagi saat tak pernah lagi melihat sosok Tigor di sekitar Rosa, membuat Dimas semakin melupakan niatnya untuk menanyakan sosok Tigor pada Rosa.

Perasaan gelisah mulai menghinggapi Dimas, bagaimana jika Tigor memiliki hubungan spesial dengan Rosa, atau bagaimana jika ternyata Tigor adalah kekasih Rosa?

Hanya memikirkannya saja telah mampu membuat Dimas tak rela.

Apalagi Tigor berasal dari keluarga Abraham, Meskipun keluarga besar Nugraha juga tidak bisa di anggap remeh, namun jika di sandingkan kedua keluarga ini akan seimbang.

Mereka memasuki ruang rapat untuk mulai membahas kerja sama.

Di dalam sana menghabiskan waktu 4-5 jam untuk membahas kerja sama kedua perusahaan tersebut.

Tepat pukul 3 sore, pintu ruang rapat terbuka dengan jabatan hangat dari masing-masing perwakilan kedua perusahaan tersebut.

"Saya berharap kerjasama kita berjalan lancar untuk kedepannya" ucap Dimas di sertai senyuman.

"Tentu, kami juga menantikan bagaimana kerja sama ini kedepannya" sopannya.

Saat akan menuju restoran untuk makan siang yang telah terlambat, ponsel Tigor berdering hingga ia harus mengangkat panggilan itu terlebih dahulu.

"Permisi" ucap Tigor yang di angguki Dimas.

"Ya Rosa, ada apa?" Lembutnya.

Mendengar nama seseorang yang ia kenali membuat Dimas menatap punggung Tigor dan menajamkan pendengarannya.

"Benarkah? Baiklah nanti malam aku akan kesana" tuturnya hangat.

"Baik, jangan melupakan kesehatanmu mengerti?"

"Ya aku juga menyayangimu"

Mendengar hal itu membuat Dimas menggeram marah, namun ia harus mempertahankan emosinya agar tak meledak saat itu juga.

"Maaf, saya lumayan lama menerima panggilan" senyumnya. 

"Tidak masalah, apakah itu Rosa yang saya kenal?" Tanya Dimas basa basi. Ia ingin memastikan apakah itu benar-benar kekasihnya.

"Oh benar, kita pernah bertemu sebelumnya di rumah Rosa! Saya baru mengingatnya kembali" ucap Tigor saat mengingat kejadian sebelumnya.

"Benar, saya juga baru mengingatnya hari ini saat mendengar nama Rosa saat anda mengangkat panggilan tadi" bohongnya.

"Ya ini adalah Rosa yang sama, sosok yang sangat berharga bagi saya" senyumnya.

Dimas mengepalkan tangannya di balik saku celananya, rahangnya mulai mengeras namun dalam sekejap ia mulai mengendalikan dirinya kembali.

"Begitu, jadi apakah kita akan menuju restoran sekarang?" Ucapnya mengalihkan topik.

"Maaf sebelumnya, saya harus segera kembali ke perusahaan dan menyelesaikan pekerjaan saya. Karna malam ini saya memiliki janji penting" sesalnya.

Lotus ⚠️ EndWhere stories live. Discover now